Kebut Transisi Energi, Pertamina Pastikan Dukungan Investor
Selasa, 29 Juni 2021 - 14:04 WIB
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) terus mengejar target penerapan program transisi energi agar berjalan sesuai waktu yang direncanakan. Salah satu upayanya adalah memastikan dukungan positif dari investor.
Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina, Iman Rachman memaparkan bahwa dunia saat ini menghadapi disrupsi permintaan yang signifikan, baik jangka pendek akibat Covid-19 maupun jangka panjang.
Ke depan, permintaan energi fosil global diprediksi akan tetap tumbuh dan mencapai puncaknya pada 2030 sebelum kemudian menurun seiring pertumbuhan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang pesat.
Adapun di Indonesia, permintaan energi diproyeksi akan pulih pasca Covid-19 di tahun 2022 dan kemudian tumbuh sekitar 2,1% per tahun hingga 2040. "Saat ini, kita sedang proses menuju transisi energi. Untuk itu, portofolio energi Pertamina akan diselaraskan dengan target bauran energi yang tertuang dalam grand strategy Energi Nasional tahun 2025. Sebagian besar energi yang dipasok masih bahan bakar fosil, namun pertumbuhan EBT akan lebih agresif," kata Iman dalam siaran pers, Selasa (29/6/2021).
Secara nasional, bauran energi akan mendukung penurunan emisi dengan target 29% di 2030 dengan tetap memenuhi kebutuhan energi nasional yang mencapai 7 juta Tera Joule.
Adapun target bauran energi Pertamina secara umum adalah mengurangi porsi penggunaan BBM dan LPG menjadi 64% dan meningkatkan porsi penggunaan gas menjadi 19% serta EBT menjadi 17% dari total bauran energi di 2030.
Dalam rangka mencapai target bauran energi tersebut, ungkap Iman, Pertamina akan membangun rantai pasok migas yang terintegrasi dan secara aktif membangun portofolio EBT dengan memanfaatkan sumber daya dalam negeri. "Dengan strategi tersebut, pada tahun 2030 Pertamina akan memasok sekitar 71% dari total kebutuhan energi Indonesia," tuturnya.
Sebagai BUMN Energi yang diamanahkan untuk menjaga ketahanan dan kemandirian energi nasional, Pertamina tetap berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas melalui optimasi lapangan eksisting dan lapangan potensial yang bernilai tinggi (Crown Jewels), menjalankan EOR melalui kemitraan, melaksanakan operasional yang terdigitalisasi, akselerasi aset pengembangan dan eksplorasi serta mendorong program inisiatif lainnya secara selektif.
Direktur Strategi, Portofolio, dan Pengembangan Usaha Pertamina, Iman Rachman memaparkan bahwa dunia saat ini menghadapi disrupsi permintaan yang signifikan, baik jangka pendek akibat Covid-19 maupun jangka panjang.
Ke depan, permintaan energi fosil global diprediksi akan tetap tumbuh dan mencapai puncaknya pada 2030 sebelum kemudian menurun seiring pertumbuhan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) yang pesat.
Adapun di Indonesia, permintaan energi diproyeksi akan pulih pasca Covid-19 di tahun 2022 dan kemudian tumbuh sekitar 2,1% per tahun hingga 2040. "Saat ini, kita sedang proses menuju transisi energi. Untuk itu, portofolio energi Pertamina akan diselaraskan dengan target bauran energi yang tertuang dalam grand strategy Energi Nasional tahun 2025. Sebagian besar energi yang dipasok masih bahan bakar fosil, namun pertumbuhan EBT akan lebih agresif," kata Iman dalam siaran pers, Selasa (29/6/2021).
Secara nasional, bauran energi akan mendukung penurunan emisi dengan target 29% di 2030 dengan tetap memenuhi kebutuhan energi nasional yang mencapai 7 juta Tera Joule.
Adapun target bauran energi Pertamina secara umum adalah mengurangi porsi penggunaan BBM dan LPG menjadi 64% dan meningkatkan porsi penggunaan gas menjadi 19% serta EBT menjadi 17% dari total bauran energi di 2030.
Dalam rangka mencapai target bauran energi tersebut, ungkap Iman, Pertamina akan membangun rantai pasok migas yang terintegrasi dan secara aktif membangun portofolio EBT dengan memanfaatkan sumber daya dalam negeri. "Dengan strategi tersebut, pada tahun 2030 Pertamina akan memasok sekitar 71% dari total kebutuhan energi Indonesia," tuturnya.
Sebagai BUMN Energi yang diamanahkan untuk menjaga ketahanan dan kemandirian energi nasional, Pertamina tetap berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas melalui optimasi lapangan eksisting dan lapangan potensial yang bernilai tinggi (Crown Jewels), menjalankan EOR melalui kemitraan, melaksanakan operasional yang terdigitalisasi, akselerasi aset pengembangan dan eksplorasi serta mendorong program inisiatif lainnya secara selektif.
tulis komentar anda