Kebut Transisi Energi, Pertamina Pastikan Dukungan Investor
Selasa, 29 Juni 2021 - 14:04 WIB
Selain itu, Pertamina juga tetap melanjutkan sejumlah proyek strategis diantaranya Refinery & Development Masterplan, peningkatan kapasitas panas bumi menjadi 1.128 MW di 2026, Grass Root Refinery dan Petrokimia serta membangun Green Refinery dengan kapasitas 6 – 100 KTPA dan juga Etanol dalam 50 MT per tahun pada 2025.
Pertamina juga terlibat dalam Battery Company untuk memproduksi baterai 140 GWh pada tahun 2029 serta mengembangkan ekosistem baterai EV termasuk bisnis swapping & charging.
Menurut Iman, adaptasi terhadap transisi energi juga diwujudkan Pertamina dengan membangun transmisi dan distribusi gas baru serta membangun pabrik Metanol untuk gasifikasi berkapasitas 1.000 KTPA di 2025.
Inisiatif transisi energi lain yang dijalankan Pertamina yakni melakukan revitalisasi rencana bisnis yang terkait gas kota untuk 30 juta rumah tangga, mengembangkan bisnis dan niaga LNG, dan meningkatkan portofolio di sektor kelistrikan melalui pembangkit berbahan bakar gas, panas bumi dan surya.
Dengan inisiatif bisnis tersebut, Pertamina akan mengalokasikan sekitar 9% dari CAPEX periode 2020-2024 khusus untuk pengembangan EBT. Nilai ini lebih tinggi dari investasi EBT perusahaan energi internasional yang rata-rata hanya sebesar 4,3%.
Sejumlah proyek Pertamina tersebut merupakan Proyek Strategis Nasional yang dilakukan selama 2020-2024, baik di sektor hulu, hilir maupun energi terbarukan. Hal ini berpotensi dikolaborasikan untuk memperkuat fondasi perekonomian Nasional.
"Peluang kemitraan lainnya juga dapat dilakukan dalam proyek-proyek strategis Pertamina dan rencana unlocking values dalam rangka optimalisasi nilai Pertamina Group," pungkasnya.
Lihat Juga: Kadin dan Pemerintah Indonesia Berpeluang Raih Pendanaan Transisi Energi hingga Rumah Murah dari Inggris
Pertamina juga terlibat dalam Battery Company untuk memproduksi baterai 140 GWh pada tahun 2029 serta mengembangkan ekosistem baterai EV termasuk bisnis swapping & charging.
Menurut Iman, adaptasi terhadap transisi energi juga diwujudkan Pertamina dengan membangun transmisi dan distribusi gas baru serta membangun pabrik Metanol untuk gasifikasi berkapasitas 1.000 KTPA di 2025.
Inisiatif transisi energi lain yang dijalankan Pertamina yakni melakukan revitalisasi rencana bisnis yang terkait gas kota untuk 30 juta rumah tangga, mengembangkan bisnis dan niaga LNG, dan meningkatkan portofolio di sektor kelistrikan melalui pembangkit berbahan bakar gas, panas bumi dan surya.
Dengan inisiatif bisnis tersebut, Pertamina akan mengalokasikan sekitar 9% dari CAPEX periode 2020-2024 khusus untuk pengembangan EBT. Nilai ini lebih tinggi dari investasi EBT perusahaan energi internasional yang rata-rata hanya sebesar 4,3%.
Sejumlah proyek Pertamina tersebut merupakan Proyek Strategis Nasional yang dilakukan selama 2020-2024, baik di sektor hulu, hilir maupun energi terbarukan. Hal ini berpotensi dikolaborasikan untuk memperkuat fondasi perekonomian Nasional.
"Peluang kemitraan lainnya juga dapat dilakukan dalam proyek-proyek strategis Pertamina dan rencana unlocking values dalam rangka optimalisasi nilai Pertamina Group," pungkasnya.
Lihat Juga: Kadin dan Pemerintah Indonesia Berpeluang Raih Pendanaan Transisi Energi hingga Rumah Murah dari Inggris
(ind)
tulis komentar anda