Meski Punya Utang, Keuangan PLN Masih Oke
Jum'at, 09 Juli 2021 - 17:23 WIB
JAKARTA - Direktur Executive Energi Watch Mamit Setiawan menyatakan bahwa utang Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang sebesar Rp500 triliun dan akan refinancing Rp100 triliun bukan suatu masalah. Pasalnya, laporan keuangan PLN masih baik dan berbanding lurus dengan aset perusahaan.
Jadi utang PLN ini berbeda dengan utang yang ditangggung oleh Garuda Indonesia, maskapai BUMN yang juga sama-sama terbelit utang.
Baca juga: Jadi Jalur Tikus, Jalan Permukiman Warga Pekayon Macet Dua Hari Berturut-turut
"Jadi saya kira cukup jauh jika PLN ini di-Garuda-kan karena saya pikir masih cukup besar dan masih cukup kuat secara keuangan," ujar Mamit Setiawan saat dihubungi MNC Portal, Jumat (9/7/2021).
Dari segi earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA), Mamit mencermati kondisi keuangan PLN masih oke. Mamit juga mendukung langkah Menteri BUMN Erick Thohir untuk melakukan refinancing.
"Makanya saya bilang, saya yakin masih cukup kuat dan stabil (karena) dari sisi Ebitda masih bagus, dan sisi aset juga bagus. Saya kira sepertinya tidak akan mengarah seperti Garuda," ungkapnya.
Langkah Kementerian BUMN yang juga melakukan public service obligation (PSO) kepada PLN, membuat Mamit yakin pemerintah tidak akan lepas tangan atas masalah pemain tunggal bisnis kelistrikan di Indonesia itu.
"Saya kira masih aman, tapi dengan syarat bahwa memang mencari utang baru (refinancing) yang lebih panjang, murah, lunak, dan bersahabat. Saya melihat ini bukan menjadi satu masalah. PLN pasti paham apa yang mereka lakukan dan pasti mengerti kondisi keuangan mereka. Solusi refinancing bukan jadi masalah," imbuhnya.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Kembali Menerpa, Sandiaga Uno Ajak Anak Muda Bangun Indonesia
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir khawatir atas kondisi keuangan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Ia mengatakan akan mengawal jalannya perusahaan agar tidak seperti Garuda Indonesia.
"Apa yang terjadi di Garuda tidak boleh terjadi di PLN, ini saya mengawal dan saya rasa kita merupakan bagian. Apalagi sekarang transisi daripada listrik ini berubah, yang tadinya pakai fosil sekarang EBT," kata Erick.
Jadi utang PLN ini berbeda dengan utang yang ditangggung oleh Garuda Indonesia, maskapai BUMN yang juga sama-sama terbelit utang.
Baca juga: Jadi Jalur Tikus, Jalan Permukiman Warga Pekayon Macet Dua Hari Berturut-turut
"Jadi saya kira cukup jauh jika PLN ini di-Garuda-kan karena saya pikir masih cukup besar dan masih cukup kuat secara keuangan," ujar Mamit Setiawan saat dihubungi MNC Portal, Jumat (9/7/2021).
Dari segi earning before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA), Mamit mencermati kondisi keuangan PLN masih oke. Mamit juga mendukung langkah Menteri BUMN Erick Thohir untuk melakukan refinancing.
"Makanya saya bilang, saya yakin masih cukup kuat dan stabil (karena) dari sisi Ebitda masih bagus, dan sisi aset juga bagus. Saya kira sepertinya tidak akan mengarah seperti Garuda," ungkapnya.
Langkah Kementerian BUMN yang juga melakukan public service obligation (PSO) kepada PLN, membuat Mamit yakin pemerintah tidak akan lepas tangan atas masalah pemain tunggal bisnis kelistrikan di Indonesia itu.
"Saya kira masih aman, tapi dengan syarat bahwa memang mencari utang baru (refinancing) yang lebih panjang, murah, lunak, dan bersahabat. Saya melihat ini bukan menjadi satu masalah. PLN pasti paham apa yang mereka lakukan dan pasti mengerti kondisi keuangan mereka. Solusi refinancing bukan jadi masalah," imbuhnya.
Baca juga: Pandemi Covid-19 Kembali Menerpa, Sandiaga Uno Ajak Anak Muda Bangun Indonesia
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir khawatir atas kondisi keuangan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Ia mengatakan akan mengawal jalannya perusahaan agar tidak seperti Garuda Indonesia.
"Apa yang terjadi di Garuda tidak boleh terjadi di PLN, ini saya mengawal dan saya rasa kita merupakan bagian. Apalagi sekarang transisi daripada listrik ini berubah, yang tadinya pakai fosil sekarang EBT," kata Erick.
(uka)
tulis komentar anda