Kasus Covid-19 Melemah, Mata Uang Garuda Menguat
Kamis, 22 Juli 2021 - 17:06 WIB
JAKARTA - Rupiah ditutup menguat 60 poin atas dolar Amerika Serikat di level Rp14.482 pada perdagangan sore ini. Menguatnya mata uang garuda didorong oleh menurunnya kasus Covid-19 yang sudah cukup jauh di bawah rekor penambahan.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menerangkan bahwa kemarin (21/7) penambahan kasus Covid-19 dilaporkan sebanyak 33.772 orang, turun dari hari sebelumnya 38.257 orang. Penurunan itu menjadi sentimen positif bagi rupiah.
Baca juga:WHO Berharap Delta Akan Dilemahkan Varian Terbaru Covid-19
“Penambahan kasus kemarin juga merupakan yang terendah sejak 6 Juli, dan sudah cukup jauh di bawah rekor penambahan 56.757 yang dicatat pada Kamis pekan lalu,” ujar Ibrahim, Kamis (22/7/2021).
Ia mengatakan, menurunnya kasus Covid-19 tersebut memperbesar peluang dilonggarkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat atau yang saat ini disebut PPKM Level 3 dan 4, pada 26 Juli mendatang.
Selain itu, Ibrahim juga menyampaikan bahwa Bank Indonesia (BI) telah merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik. Pandemi virus Covid-19 menjadi pertimbangan utama bank sentral.
"Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 menjadi 3,5-4,3% dari proyeksi sebelumnya 4,1-5,1%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Juli 2021.
Baca juga:Ditangkap, Begini Tampang 3 Bajing Loncat yang Memalak Sopir Truk Kontainer di Cilincing
Dalam keterangannya, Gubernur BI menjelaskan titik tengah dari proyeksi baru itu adalah 3,9%. Angka tersebut dinilai masih ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi 2021 lebih tinggi dari titik tengah tersebut.
Pada perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.460-Rp14.510.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menerangkan bahwa kemarin (21/7) penambahan kasus Covid-19 dilaporkan sebanyak 33.772 orang, turun dari hari sebelumnya 38.257 orang. Penurunan itu menjadi sentimen positif bagi rupiah.
Baca juga:WHO Berharap Delta Akan Dilemahkan Varian Terbaru Covid-19
“Penambahan kasus kemarin juga merupakan yang terendah sejak 6 Juli, dan sudah cukup jauh di bawah rekor penambahan 56.757 yang dicatat pada Kamis pekan lalu,” ujar Ibrahim, Kamis (22/7/2021).
Ia mengatakan, menurunnya kasus Covid-19 tersebut memperbesar peluang dilonggarkannya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat atau yang saat ini disebut PPKM Level 3 dan 4, pada 26 Juli mendatang.
Selain itu, Ibrahim juga menyampaikan bahwa Bank Indonesia (BI) telah merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi domestik. Pandemi virus Covid-19 menjadi pertimbangan utama bank sentral.
"Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 menjadi 3,5-4,3% dari proyeksi sebelumnya 4,1-5,1%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) edisi Juli 2021.
Baca juga:Ditangkap, Begini Tampang 3 Bajing Loncat yang Memalak Sopir Truk Kontainer di Cilincing
Dalam keterangannya, Gubernur BI menjelaskan titik tengah dari proyeksi baru itu adalah 3,9%. Angka tersebut dinilai masih ada kemungkinan pertumbuhan ekonomi 2021 lebih tinggi dari titik tengah tersebut.
Pada perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.460-Rp14.510.
(uka)
tulis komentar anda