Lawan Dampak Corona, Dunia Habiskan Rp159,5 Kuadriliun
Selasa, 27 Juli 2021 - 12:24 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengungkapkan sudah 18 bulan seluruh dunia menghadapi pandemi Covid-19 . Seluruh negara di dunia mengerahkan segala daya dan upaya untuk menyelamatkan nyawa manusia dari krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemi.
"Kita sudah 18 bulan menghadapi dampak pandemi Covid-19 baik dari sisi ekonomi hingga ancaman jiwa yang sangat besar," kata Sri Mulyani melalui video virtual, Selasa (27/7/2021).
Guna melawan dampak corona, kata dia, dunia telah menghabiskan alokasi anggaran sebesar USD11 triliun atau setara Rp159,5 kuadriliun (asumsi kurs Rp 14.500). Dampak merusak segala lini dari efek pandemi telah diidentifikasi dalam pertemuan G20. "Pandemi membuat dunia menggelontorkan USD11 triluun untuk melindungi rakyatnya dari Covid-19," ungkap dia.
Tak hanya itu, kebijakan moneter dan seluruh regulasi keuangan dikerahkan dalam upaya melindungi masyarakat dari ancaman pandemi Covid-19. Begitu juga dunia usaha dan perekonomian agar tetap bisa bertahan segera kembali pulih. "Covid-19 merupakan tantangam global karena tidak ada satu negara yang bisa lari, dan virusnya cepat menjalar hingga bermutasi," kata dia.
"Kita sudah 18 bulan menghadapi dampak pandemi Covid-19 baik dari sisi ekonomi hingga ancaman jiwa yang sangat besar," kata Sri Mulyani melalui video virtual, Selasa (27/7/2021).
Guna melawan dampak corona, kata dia, dunia telah menghabiskan alokasi anggaran sebesar USD11 triliun atau setara Rp159,5 kuadriliun (asumsi kurs Rp 14.500). Dampak merusak segala lini dari efek pandemi telah diidentifikasi dalam pertemuan G20. "Pandemi membuat dunia menggelontorkan USD11 triluun untuk melindungi rakyatnya dari Covid-19," ungkap dia.
Tak hanya itu, kebijakan moneter dan seluruh regulasi keuangan dikerahkan dalam upaya melindungi masyarakat dari ancaman pandemi Covid-19. Begitu juga dunia usaha dan perekonomian agar tetap bisa bertahan segera kembali pulih. "Covid-19 merupakan tantangam global karena tidak ada satu negara yang bisa lari, dan virusnya cepat menjalar hingga bermutasi," kata dia.
(nng)
tulis komentar anda