Melesat 90%, Indofarma Raup Penjualan Bersih Rp849,32 Miliar
Jum'at, 30 Juli 2021 - 23:38 WIB
JAKARTA - PT Indofarma Tbk (INAF) pada semester I/2021 berhasil mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp849,32 miliar atau tumbuh 90% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) Rp447,29 miliar.
Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengatakan peningkatan penjualan bersih tersebut terutama ditopang dari penjualan segmen alat kesehatan dan obat-obatan sesuai dengan strategi Turn Around Management.
“Pada tahun 2021, perseroan konsisten dan terus berupaya untuk menangkap peluang demi
mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” kata Arief dalam paparan publik perseroan di Jakarta, Jumat (30/7/2021).
Arief menyampaikan, pada tahun ini kontribusi farma terhadap pendapatan emiten farmasi itu akan lebih besar yaitu di kisaran 65-70%, sementara dari alat kesehatan akan berkontribusi sekitar 30-35%.
Secara operasional, perseroan telah berhasil meningkatkan kinerja sehingga mampu mendapatkan pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi atau EBITDA pada semester I-2021 sebesar Rp187 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp24 miliar atau tumbuh sebesar 685%.
Liabilitas anak usaha PT Bio Farma (Persero) itu juga meningkat sebesar 9% dari semula Rp1,38 triliun menjadi Rp1,51 triliun pada semester I-2021. Aset perseroan naik 7% dari semula Rp1,82 triliun menjadi Rp1,95 triliun pada semester I-2021.
Dengan adanya penerapan kebijakan akuntansi PSAK 71 pada 2021, perseroan pun mencadangkan penurunan nilai piutang sebesar Rp110,54 miliar. Hal tersebut merupakan bagian dari aspek kepatuhan terhadap regulasi PSAK 71 dan tindakan prudent perseroan.
Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengatakan peningkatan penjualan bersih tersebut terutama ditopang dari penjualan segmen alat kesehatan dan obat-obatan sesuai dengan strategi Turn Around Management.
“Pada tahun 2021, perseroan konsisten dan terus berupaya untuk menangkap peluang demi
mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” kata Arief dalam paparan publik perseroan di Jakarta, Jumat (30/7/2021).
Arief menyampaikan, pada tahun ini kontribusi farma terhadap pendapatan emiten farmasi itu akan lebih besar yaitu di kisaran 65-70%, sementara dari alat kesehatan akan berkontribusi sekitar 30-35%.
Secara operasional, perseroan telah berhasil meningkatkan kinerja sehingga mampu mendapatkan pendapatan sebelum bunga, pajak, dan amortisasi atau EBITDA pada semester I-2021 sebesar Rp187 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp24 miliar atau tumbuh sebesar 685%.
Liabilitas anak usaha PT Bio Farma (Persero) itu juga meningkat sebesar 9% dari semula Rp1,38 triliun menjadi Rp1,51 triliun pada semester I-2021. Aset perseroan naik 7% dari semula Rp1,82 triliun menjadi Rp1,95 triliun pada semester I-2021.
Dengan adanya penerapan kebijakan akuntansi PSAK 71 pada 2021, perseroan pun mencadangkan penurunan nilai piutang sebesar Rp110,54 miliar. Hal tersebut merupakan bagian dari aspek kepatuhan terhadap regulasi PSAK 71 dan tindakan prudent perseroan.
tulis komentar anda