Akhiri Resesi, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III Sekitar 3-4%
Jum'at, 06 Agustus 2021 - 16:59 WIB
JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyatakan capaian pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2021 menandai akhir resesi. Namun, pertumbuhan ekonomi di kuartal selanjutnya diprediksi belum akan pulih seperti sedia kala.
"Pertumbuhan ekonomi memang tetap positif, artinya kita sudah keluar dari resesi, tapi cenderung mengalami penurunan dibandingkan kuartal II/2021. Polanya hampir sama dengan negara lain yang mempertahankan pertumbuhan," kata Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat (6/8/2021).
Tauhid menilai kontraksi perekonomian pada kuartal III/2020 yang tidak sedalam kuartal sebelumnya akan memengaruhi perhitungan pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2021. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi kuartal III/2021 juga berpotensi tertahan oleh ketidakpastian akibat penyebaran Covid-19 varian Delta.
"Misalnya PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) level 4 hanya sampai 9 Agustus 2021, mungkin ada peluang ekonomi tumbuh 4%. Kalau Agustus (PPKM) diperpanjang lagi, maka sulit mencapai 4% di kuartal III/2021," kata Tauhid.
Tauhid merekomendasikan pemerintah untuk memprioritaskan penanganan Covid-19. Tracing Covid-19 menurutnya mesti ditingkatkan untuk menekan laju penyebaran Covid-19 varian Delta. Langkah selanjutnya adalah meningkatkan vaksinasi. "Vaksinasi menjadi kunci. Percepat pada kuartal terakhir agar bisa pulih lebih cepat dan berkelanjutan," kata Tauhid.
Tauhid juga menyinggung realisasi impor dan ekspor. Apabila ekspor menurun karena penyebaran Covid-19 varian Delta di negara tujuan, Tauhid meminta pemerintah membantu pelaku usaha mendiversifikasi negara tujuan ekspor beserta produknya.
"Bagaimana agar bisa menjaga kontrak yang agak panjang, sehingga penurunan permintaan bisa diantisipasi," tuturnya.
Dia juga meminta realisasi dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang baru tersalur sekitar 36,1% di semester I/2021 terus didorong. Begitu pula penyaluran dana PEN sektor kesehatan dan perlindungan sosial yang realisasinya masing-masing baru 24,6% dan 43,2%. "Komponen ini menjadi basis ekonomi masyarakat menengah bawah untuk bisa pulih," tandasnya.
"Pertumbuhan ekonomi memang tetap positif, artinya kita sudah keluar dari resesi, tapi cenderung mengalami penurunan dibandingkan kuartal II/2021. Polanya hampir sama dengan negara lain yang mempertahankan pertumbuhan," kata Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat (6/8/2021).
Tauhid menilai kontraksi perekonomian pada kuartal III/2020 yang tidak sedalam kuartal sebelumnya akan memengaruhi perhitungan pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2021. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi kuartal III/2021 juga berpotensi tertahan oleh ketidakpastian akibat penyebaran Covid-19 varian Delta.
"Misalnya PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat) level 4 hanya sampai 9 Agustus 2021, mungkin ada peluang ekonomi tumbuh 4%. Kalau Agustus (PPKM) diperpanjang lagi, maka sulit mencapai 4% di kuartal III/2021," kata Tauhid.
Tauhid merekomendasikan pemerintah untuk memprioritaskan penanganan Covid-19. Tracing Covid-19 menurutnya mesti ditingkatkan untuk menekan laju penyebaran Covid-19 varian Delta. Langkah selanjutnya adalah meningkatkan vaksinasi. "Vaksinasi menjadi kunci. Percepat pada kuartal terakhir agar bisa pulih lebih cepat dan berkelanjutan," kata Tauhid.
Baca Juga
Tauhid juga menyinggung realisasi impor dan ekspor. Apabila ekspor menurun karena penyebaran Covid-19 varian Delta di negara tujuan, Tauhid meminta pemerintah membantu pelaku usaha mendiversifikasi negara tujuan ekspor beserta produknya.
"Bagaimana agar bisa menjaga kontrak yang agak panjang, sehingga penurunan permintaan bisa diantisipasi," tuturnya.
Dia juga meminta realisasi dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang baru tersalur sekitar 36,1% di semester I/2021 terus didorong. Begitu pula penyaluran dana PEN sektor kesehatan dan perlindungan sosial yang realisasinya masing-masing baru 24,6% dan 43,2%. "Komponen ini menjadi basis ekonomi masyarakat menengah bawah untuk bisa pulih," tandasnya.
(fai)
tulis komentar anda