Industri E-Commerce Lari Sangat Cepat Mengejar Proyeksi Nilai Transaksi Rp395 Triliun
Kamis, 12 Agustus 2021 - 12:38 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memproyeksi nilai transaksi e-commerce tembus Rp395 triliun di tahun 2021. Bahkan sepanjang paruh pertama tahun ini nilai transaksi e-commerce sudah mencapai Rp186 triliun, yang membuat pemerintah terus menggenjot UMKM untuk go e-commerce.
Executive Director Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEa), Arshi Adini mengatakan, angka peningkatan ini menarik mengingat banyak pihak sudah memprediksi pertumbuhan positif e-commerce ke depannya.
"Menurut kami sangat menarik ya, tapi yang terjadi saat ini lebih cepat dari prediksi tersebut karena memang kondisi ini sangat mendorong pertumbuhan biasa dari sisi seller, konsumen dan juga transaksinya," kata Arshi dalam program Market Review IDX Channel, Jakarta, Kamis (12/8/2021).
Terkait pandemi covid-19 di Indonesia yang belum usai, idEa melihat kesadaran akan kesehatan masyarakat juga mempengaruhi potensi pertumbuhan e-commerce.
"Jadi masyarakat mulai memahami bahwa kesehatan sekarang sangat penting, membatasi aktivitas dan tatap muka memang mau tak mau dilakukan untuk menghindari penyebaran covid-19. Bukan lagi kesehatan pribadi tapi lebih ke keluarga ya, sekarang banyak klaster keluarga terjadi. Jadi selama kebutuhan mereka masih bisa dipenuhi melalui belanja online, mereka lakukan," jelas Arshi.
Melihat tren positif yang selalu naik, pertumbuhan penjual yang bergabung di e-commerce diharap memenuhi semua kebutuhan konsumen.
"Kita tahu semua produk kebutuhan bisa kita temukan di e-commerce dan bukan hanya produk UMKM juga bahkan retailer juga membuka flagship store di e-commerce. Jadi banyak store-store yang sudah shifting ke online juga bahkan mereka juga menaikkan transaksi jadi lebih sangat jauh sekarang," katanya.
Dengan demikian, idEa yakin dan optimis akan lebih tinggi lagi kenaikannya melebihi 5 tahun terakhir. "Pasti, kalo dari data BI kan trennya setiap tahun naik 35%, sudah 5 tahun terakhir kami optimis bahkan mungkin kalau lihat dari sektor digital secara lebih luas, pasti akan lebih tinggi kenaikannya," ujar Arshi.
Executive Director Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEa), Arshi Adini mengatakan, angka peningkatan ini menarik mengingat banyak pihak sudah memprediksi pertumbuhan positif e-commerce ke depannya.
"Menurut kami sangat menarik ya, tapi yang terjadi saat ini lebih cepat dari prediksi tersebut karena memang kondisi ini sangat mendorong pertumbuhan biasa dari sisi seller, konsumen dan juga transaksinya," kata Arshi dalam program Market Review IDX Channel, Jakarta, Kamis (12/8/2021).
Terkait pandemi covid-19 di Indonesia yang belum usai, idEa melihat kesadaran akan kesehatan masyarakat juga mempengaruhi potensi pertumbuhan e-commerce.
"Jadi masyarakat mulai memahami bahwa kesehatan sekarang sangat penting, membatasi aktivitas dan tatap muka memang mau tak mau dilakukan untuk menghindari penyebaran covid-19. Bukan lagi kesehatan pribadi tapi lebih ke keluarga ya, sekarang banyak klaster keluarga terjadi. Jadi selama kebutuhan mereka masih bisa dipenuhi melalui belanja online, mereka lakukan," jelas Arshi.
Melihat tren positif yang selalu naik, pertumbuhan penjual yang bergabung di e-commerce diharap memenuhi semua kebutuhan konsumen.
"Kita tahu semua produk kebutuhan bisa kita temukan di e-commerce dan bukan hanya produk UMKM juga bahkan retailer juga membuka flagship store di e-commerce. Jadi banyak store-store yang sudah shifting ke online juga bahkan mereka juga menaikkan transaksi jadi lebih sangat jauh sekarang," katanya.
Baca Juga
Dengan demikian, idEa yakin dan optimis akan lebih tinggi lagi kenaikannya melebihi 5 tahun terakhir. "Pasti, kalo dari data BI kan trennya setiap tahun naik 35%, sudah 5 tahun terakhir kami optimis bahkan mungkin kalau lihat dari sektor digital secara lebih luas, pasti akan lebih tinggi kenaikannya," ujar Arshi.
(akr)
tulis komentar anda