Tak Punya Smartphone, Banyak Pengusaha Gurem Belum Melek Digital
Minggu, 15 Agustus 2021 - 05:18 WIB
JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki menilai upaya digitalisasi dapat menjadi media percepatan perluasan akses pembiayaan UMKM. Salah satunya, penggunaan pembayaran digital yang akan memudahkan perbankan untuk melihat riwayat performa UMKM.
“Ke depan, meski sudah mulai di mana aset bukan hal penting dalam hal pinjaman, tapi kemampuan membayar cicilan jauh lebih penting dari kesehatan usaha,” katanya dalam webinar, dikutip Minggu (15/8/2021).
Sementara itu, Teten juga mengungkapkan persentase pembiayaan UMKM berdasarkan dari total pembiayaan perbankan tergolong masih kecil yakni baru mencapai 20 persen.
Untuk itu, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar pembiayaan transfer kredit perbankan kepada UMKM dinaikan menjadi 30 persen pada 2024 mendatang.
“Termasuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa agunan yang semula Rp 50 juta menjadi Rp 100 juta, dengan diiringi meningkatkan pembiayaan UMKM menjadi Rp 20 miliar melalui KUR khusus,” lanjut dia.
Adapun hal tersebut dilakukan guna merangsang pertumbuhan UMKM agar naik kelas. Sebab, kata Teten, selama ini struktur ekonomi Indonesia tidak berubah dari waktu ke waktu, banyak usaha mikro di Indonesia pembiayaannya untuk modal kerja. Sedikit yang naik kelas.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kelembagaan dan Perencanaan PT PNM, Sunar Basuki mengatakan PNM yang merupakan perusahaan pembiayaan BUMN, mendukung upaya digitalisasi untuk UMKM.
“Ke depan, meski sudah mulai di mana aset bukan hal penting dalam hal pinjaman, tapi kemampuan membayar cicilan jauh lebih penting dari kesehatan usaha,” katanya dalam webinar, dikutip Minggu (15/8/2021).
Sementara itu, Teten juga mengungkapkan persentase pembiayaan UMKM berdasarkan dari total pembiayaan perbankan tergolong masih kecil yakni baru mencapai 20 persen.
Untuk itu, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar pembiayaan transfer kredit perbankan kepada UMKM dinaikan menjadi 30 persen pada 2024 mendatang.
“Termasuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa agunan yang semula Rp 50 juta menjadi Rp 100 juta, dengan diiringi meningkatkan pembiayaan UMKM menjadi Rp 20 miliar melalui KUR khusus,” lanjut dia.
Adapun hal tersebut dilakukan guna merangsang pertumbuhan UMKM agar naik kelas. Sebab, kata Teten, selama ini struktur ekonomi Indonesia tidak berubah dari waktu ke waktu, banyak usaha mikro di Indonesia pembiayaannya untuk modal kerja. Sedikit yang naik kelas.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Kelembagaan dan Perencanaan PT PNM, Sunar Basuki mengatakan PNM yang merupakan perusahaan pembiayaan BUMN, mendukung upaya digitalisasi untuk UMKM.
tulis komentar anda