Kunjungan ke Mal Merangkak Naik, Pengusaha Masih Kencangkan Ikat Pinggang
Minggu, 29 Agustus 2021 - 13:01 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja mengungkapkan, semenjak pemerintah memberikan pelonggaran kebijakan di masa PPKM Berlevel , tingkat kunjungan masyarakat ke mal atau pusat perbelanjaan mulai meningkat secara bertahap.
“Kunjungan mengalami peningkatan walaupun cenderung masih lambat. Berdasarkan pengalaman selama masa pandemi ini, untuk menaikkan tingkat kunjungan yang hanya 10%-20% saja diperlukan waktu tidak kurang dari tiga bulan,” ujarnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia (MPI), Minggua (29/8/2021).
Seperti diketahui, pemerintah sebelumnya mengumumkan bahwa pusat perbelanjaan atau mal diperbolehkan buka sampai dengan pukul 20.00 dengan maksimal 50 persen kapasitas dan penerapan protokol kesehatan secara ketat yang diatur lebih lanjut oleh pemerintah daerah.
Merujuk hal tersebut, dia berharap penanganan Covid-19 bisa semakin menunjukkan hasil yang baik sehingga pelonggaran dapat terus meningkat dari waktu ke waktu.
Sementara itu, dengan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi pandemi, Alphonzus optimis bahwa pada tahun 2022 kondisi usaha akan jauh lebih baik daripada tahun 2020 dan 2021.
“Pusat perbelanjaan optimis tahun depan akan jauh lebih baik dikarenakan pada tahun depan tingkat vaksinasi di Indonesia sudah akan melebihi 50% dari populasi,” katanya.
Belum lama ini pemerintah juga menyatakan bahwa tahun depan pandemi Indonesia diperkirakan akan menjadi endemi. Menanggapi hal itu, Alphonzus mengatakan kinerja pusat perbelanjaan akan sangat tergantung dari seberapa tinggi tingkat vaksinasi untuk masyarakat umum.
Jika mayoritas masyarakat umum belum divaksinasi maka akan sulit mengharapkan pemulihan tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan. “Diperkirakan tahun depan sektor usaha wisata dan belanja akan mendapat perhatian dari masyarakat setelah hampir dua tahun jenuh dengan kehidupan diam di rumah,” tuturnya.
Dia menambahkan, yang menjadi permasalahan saat ini adalah bagaimana pusat perbelanjaan dapat bertahan sampai dengan tahun depan yaitu sampai dengan pada saat dimulainya gerak pemulihan.
“Pusat perbelanjaan telah meminta berbagai relaksasi, stimulus dan subsidi agar bisa bertahan sampai dengan kondisi perekonomian mulai berangsur pulih menuju normal,” bebernya.
“Kunjungan mengalami peningkatan walaupun cenderung masih lambat. Berdasarkan pengalaman selama masa pandemi ini, untuk menaikkan tingkat kunjungan yang hanya 10%-20% saja diperlukan waktu tidak kurang dari tiga bulan,” ujarnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia (MPI), Minggua (29/8/2021).
Seperti diketahui, pemerintah sebelumnya mengumumkan bahwa pusat perbelanjaan atau mal diperbolehkan buka sampai dengan pukul 20.00 dengan maksimal 50 persen kapasitas dan penerapan protokol kesehatan secara ketat yang diatur lebih lanjut oleh pemerintah daerah.
Baca Juga
Merujuk hal tersebut, dia berharap penanganan Covid-19 bisa semakin menunjukkan hasil yang baik sehingga pelonggaran dapat terus meningkat dari waktu ke waktu.
Sementara itu, dengan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi pandemi, Alphonzus optimis bahwa pada tahun 2022 kondisi usaha akan jauh lebih baik daripada tahun 2020 dan 2021.
“Pusat perbelanjaan optimis tahun depan akan jauh lebih baik dikarenakan pada tahun depan tingkat vaksinasi di Indonesia sudah akan melebihi 50% dari populasi,” katanya.
Belum lama ini pemerintah juga menyatakan bahwa tahun depan pandemi Indonesia diperkirakan akan menjadi endemi. Menanggapi hal itu, Alphonzus mengatakan kinerja pusat perbelanjaan akan sangat tergantung dari seberapa tinggi tingkat vaksinasi untuk masyarakat umum.
Jika mayoritas masyarakat umum belum divaksinasi maka akan sulit mengharapkan pemulihan tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan. “Diperkirakan tahun depan sektor usaha wisata dan belanja akan mendapat perhatian dari masyarakat setelah hampir dua tahun jenuh dengan kehidupan diam di rumah,” tuturnya.
Dia menambahkan, yang menjadi permasalahan saat ini adalah bagaimana pusat perbelanjaan dapat bertahan sampai dengan tahun depan yaitu sampai dengan pada saat dimulainya gerak pemulihan.
“Pusat perbelanjaan telah meminta berbagai relaksasi, stimulus dan subsidi agar bisa bertahan sampai dengan kondisi perekonomian mulai berangsur pulih menuju normal,” bebernya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda