Angkasa Pura II Dapat Pinjaman Rp750 Miliar dari BNI
Sabtu, 30 Mei 2020 - 18:50 WIB
JAKARTA - PT Angkasa Pura II (Persero) memperoleh fasilitas pinjaman maksimal Rp750 miliar dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Director of Finance PT Angkasa Pura II Wiweko Probojakti mengatakan, pinjaman ini dialokasikan untuk corporate general purposes.
"Perjanjian fasilitas pinjaman yang baru ditandatangani ini merupakan bentuk kepercayaan perbankan terhadap fundamental Angkasa Pura II. Dan dalam waktu dekat akan diperoleh fasilitas pinjaman dari bank Himbara maupun swasta lainnya," kata Wiweko di Jakarta, Sabtu (30/5/2020).
Dia melanjutkan, pada tahun ini industri penerbangan nasional dan global terdampak pandemi Covid-19. Namun demikian, Angkasa Pura II berkomitmen tetap menjaga konvektivitas udara di Indonesia melalui 19 bandara yang dikelolanya. Fasilitas pinjaman dari BNI tersebut, tegas dia, tentunya mendukung Angkasa Pura II untuk tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, maskapai, dan stakeholder penerbangan lainnya.
"Pinjaman dari BNI ini juga akan sangat membantu kami dalam bersiap ketika nantinya lalu lintas pesawat dan penumpang kembali meningkat saat Covid-19 sudah dapat terkendali," katanya.
(Baca Juga: Berhemat di Tengah Pandemi, AP II Revisi Belanja Modal Jadi Rp1,5 T)
Dia mengatakan, pada tahun ini di tengah pandemi Covid-19 Angkasa Pura II fokus pada peningkatan pendapatan bisnis kargo dan utilisasi non-performing asset, serta diversifikasi portofolio anak usaha. "Perseroan juga telah menetapkan tiga fase menghadapi situasi saat ini yaitu Business Survival, Business Recovery dan Business Sustainability. Tiga fase tersebut merupakan bagian dari strategi mitigasi risiko Business Continuity Management yang ditetapkan Angkasa Pura," jelasnya.
Adapun 19 bandara yang dikelola Angkasa Pura II adalah adalah Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Kualanamu (Deli Serdang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Silangit (Tapanuli Utara).
Lalu, Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Supadio (Pontianak), Banyuwangi, Radin Inten II (Lampung), Husein Sastranegara (Bandung), Depati Amir (Pangkalpinang), Sultan Thaha (Jambi), HAS Hanandjoeddin (Belitung), Tjilik Riwut (Palangkaraya) dan Kertajati (Majalengka), Fatmawati Soekarno (Bengkulu), Sultan Iskandar Muda (Aceh) dan Minangkabau (Padang).
"Perjanjian fasilitas pinjaman yang baru ditandatangani ini merupakan bentuk kepercayaan perbankan terhadap fundamental Angkasa Pura II. Dan dalam waktu dekat akan diperoleh fasilitas pinjaman dari bank Himbara maupun swasta lainnya," kata Wiweko di Jakarta, Sabtu (30/5/2020).
Dia melanjutkan, pada tahun ini industri penerbangan nasional dan global terdampak pandemi Covid-19. Namun demikian, Angkasa Pura II berkomitmen tetap menjaga konvektivitas udara di Indonesia melalui 19 bandara yang dikelolanya. Fasilitas pinjaman dari BNI tersebut, tegas dia, tentunya mendukung Angkasa Pura II untuk tetap memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, maskapai, dan stakeholder penerbangan lainnya.
"Pinjaman dari BNI ini juga akan sangat membantu kami dalam bersiap ketika nantinya lalu lintas pesawat dan penumpang kembali meningkat saat Covid-19 sudah dapat terkendali," katanya.
(Baca Juga: Berhemat di Tengah Pandemi, AP II Revisi Belanja Modal Jadi Rp1,5 T)
Dia mengatakan, pada tahun ini di tengah pandemi Covid-19 Angkasa Pura II fokus pada peningkatan pendapatan bisnis kargo dan utilisasi non-performing asset, serta diversifikasi portofolio anak usaha. "Perseroan juga telah menetapkan tiga fase menghadapi situasi saat ini yaitu Business Survival, Business Recovery dan Business Sustainability. Tiga fase tersebut merupakan bagian dari strategi mitigasi risiko Business Continuity Management yang ditetapkan Angkasa Pura," jelasnya.
Adapun 19 bandara yang dikelola Angkasa Pura II adalah adalah Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Kualanamu (Deli Serdang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Silangit (Tapanuli Utara).
Lalu, Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Supadio (Pontianak), Banyuwangi, Radin Inten II (Lampung), Husein Sastranegara (Bandung), Depati Amir (Pangkalpinang), Sultan Thaha (Jambi), HAS Hanandjoeddin (Belitung), Tjilik Riwut (Palangkaraya) dan Kertajati (Majalengka), Fatmawati Soekarno (Bengkulu), Sultan Iskandar Muda (Aceh) dan Minangkabau (Padang).
(fai)
tulis komentar anda