Petani Milenial Bali Sukses Kembangkan Pertanian Organik Smart Farming
Jum'at, 17 September 2021 - 20:33 WIB
JAKARTA - Petani milenial adalah masa depan Indonesia membangun pertanian modern berbasis teknologi informasi dan mekanisasi. AA Gede Agung Wedhatama, petani muda Kabupaten Buleleng di Provinsi Bali sukses mengembangkan pertanian organik smart farming berupa komoditas hortikultura kualitas ekspor.
Capaian AA Gede Agung Wedhatama yang akrab disapa Gung Wedha sejalan harapan Kementerian Pertanian RI yang mendorong terciptanya regenerasi petani melalui Duta Petani Milenial (DPM) seperti halnya Gung Wedha maupun Duta Petani Andalan (DPA).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo berulangkali menegaskan bahwa petani-petani muda harus bisa mengambil peran dalam pengembangan pertanian modern, karena merupakan kunci peningkatan produktivitas.
(Baca juga:Regenerasi Petani Milenial, Kementan Kebut Sekolah Vokasi dan Modernisasi Alat Pertanian)
“Harapannya, muncul inovasi-inovasi unggulan yang mendorong terwujudnya swasembada pangan. Karena target kita dalam 15 tahun ke depan, produktivitas bisa naik dua kali lipat dari saat ini, 5,1 ton per hektare (ha) per tahun,” kata Mentan Syahrul dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/9/2021).
Agung Wedha asal Desa Gobleg, Kabupaten Buleleng layak menjadi figur ideal petani milenial. Dia diapresiasi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. Atas pencapaiannya menjadi eksportir muda dan penggerak 2.000 petani milenial Bali dari komunitas Petani Muda Keren (PMK) di Bali didirikan Gung Wedha pada 2019.
“Petani milenial benar-benar keren. Pencapaiannya di atas ekspektasi saya. Mereka sudah melaksanakan inovasi teknologi, bahkan transfer dan implementasi teknologi ke stakeholder lain. Bukan hanya P4S juga pihak lain,” kata Dedi.
Gung Wedha membentuk komunitas PMK di Desa Goblek, Buleleng. Fokus pada komoditas hortikultura sayuran yang terintegrasi dengan pertanian smart farm didukung teknologi smart irigation yang dikendalikan Android, sistem operasi smartphone.
(Baca juga:Petani Milenial Bantaeng Dilatih untuk Tingkatkan Pertanian Kopi)
Capaian AA Gede Agung Wedhatama yang akrab disapa Gung Wedha sejalan harapan Kementerian Pertanian RI yang mendorong terciptanya regenerasi petani melalui Duta Petani Milenial (DPM) seperti halnya Gung Wedha maupun Duta Petani Andalan (DPA).
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo berulangkali menegaskan bahwa petani-petani muda harus bisa mengambil peran dalam pengembangan pertanian modern, karena merupakan kunci peningkatan produktivitas.
(Baca juga:Regenerasi Petani Milenial, Kementan Kebut Sekolah Vokasi dan Modernisasi Alat Pertanian)
“Harapannya, muncul inovasi-inovasi unggulan yang mendorong terwujudnya swasembada pangan. Karena target kita dalam 15 tahun ke depan, produktivitas bisa naik dua kali lipat dari saat ini, 5,1 ton per hektare (ha) per tahun,” kata Mentan Syahrul dalam keterangan tertulisnya, Jumat (17/9/2021).
Agung Wedha asal Desa Gobleg, Kabupaten Buleleng layak menjadi figur ideal petani milenial. Dia diapresiasi Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi. Atas pencapaiannya menjadi eksportir muda dan penggerak 2.000 petani milenial Bali dari komunitas Petani Muda Keren (PMK) di Bali didirikan Gung Wedha pada 2019.
“Petani milenial benar-benar keren. Pencapaiannya di atas ekspektasi saya. Mereka sudah melaksanakan inovasi teknologi, bahkan transfer dan implementasi teknologi ke stakeholder lain. Bukan hanya P4S juga pihak lain,” kata Dedi.
Gung Wedha membentuk komunitas PMK di Desa Goblek, Buleleng. Fokus pada komoditas hortikultura sayuran yang terintegrasi dengan pertanian smart farm didukung teknologi smart irigation yang dikendalikan Android, sistem operasi smartphone.
(Baca juga:Petani Milenial Bantaeng Dilatih untuk Tingkatkan Pertanian Kopi)
Lihat Juga :
tulis komentar anda