Menlu Retno Marsudi Angkat Pentingnya Ekraf di Sela-sela Sidang Umum PBB
Sabtu, 25 September 2021 - 19:20 WIB
NEW YORK - Indonesia menginisiasi kegiatan Ministerial Side Event terkait Creative Economy di sela-sela Sidang Umum PBB . Pertemuan ini disambut positif oleh banyak negara anggota PBB.
Menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi , pemerintah ingin menjaga momentum terkait pelaksanaan tahun internasional ekonomi kreatif (Ekraf) . Untuk diketahui pada 2019 lalu, Indonesia memprakarsai resolusi Majelis Umum PBB mengenai ekonomi kreatif.
"Dalam resolusi tersebut, PBB secara aklamasi mengesahkan tahun 2021 sebagai International Year of Creative Economy for Sustainable Development 2021," kata Retno.
"Indonesia ingin mengarus-utamakan agenda ekonomi kreatif dalam agenda masyarakat internasional," imbuhnya dalam keterangan kepada SINDOnews, Sabtu (25/9/2021).
Dalam pertemuan tersebut Retno mengatakan, ekonomi kreatif adalah solusi inovatif dalam menyikapi pandemi dan mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional. Di masa pandemi seperti saat ini dibutuhkan terobosan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, mempekerjakan wanita dan anak muda, serta mengentaskan kemiskinan.
"Di sinilah peran penting ekonomi kreatif yang menyumbang lebih dari 30 juta pekerja di dunia, di mana setengahnya adalah perempuan. Di Indonesia sendiri, ekonomi kreatif mempekerjakan 14,3% tenaga kerja Indonesia," ungkapnya.
Di masa pandemi seperti ini, kata Retno, industri kreatif terbukti mampu bukan saja bertahan, namun juga tumbuh dan berkembang. Untuk itu dibutuhkan kondisi yang kondusif bagi berkembangnya industri ekonomi kreatif.
"Ini adalah tanggung jawab Pemerintah yang diharapkan dapat dilakukan melalui beberapa hal: membuat kebijakan dan peraturan untuk memacu inovasi; memberikan akses terhadap pembiayaan; memfasilitasi digitalisasi dan penetrasi pasar di luar negeri; dan mengembangkan sumber daya manusia," urainya.
Menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi , pemerintah ingin menjaga momentum terkait pelaksanaan tahun internasional ekonomi kreatif (Ekraf) . Untuk diketahui pada 2019 lalu, Indonesia memprakarsai resolusi Majelis Umum PBB mengenai ekonomi kreatif.
"Dalam resolusi tersebut, PBB secara aklamasi mengesahkan tahun 2021 sebagai International Year of Creative Economy for Sustainable Development 2021," kata Retno.
"Indonesia ingin mengarus-utamakan agenda ekonomi kreatif dalam agenda masyarakat internasional," imbuhnya dalam keterangan kepada SINDOnews, Sabtu (25/9/2021).
Dalam pertemuan tersebut Retno mengatakan, ekonomi kreatif adalah solusi inovatif dalam menyikapi pandemi dan mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional. Di masa pandemi seperti saat ini dibutuhkan terobosan untuk menciptakan lapangan pekerjaan, mempekerjakan wanita dan anak muda, serta mengentaskan kemiskinan.
"Di sinilah peran penting ekonomi kreatif yang menyumbang lebih dari 30 juta pekerja di dunia, di mana setengahnya adalah perempuan. Di Indonesia sendiri, ekonomi kreatif mempekerjakan 14,3% tenaga kerja Indonesia," ungkapnya.
Di masa pandemi seperti ini, kata Retno, industri kreatif terbukti mampu bukan saja bertahan, namun juga tumbuh dan berkembang. Untuk itu dibutuhkan kondisi yang kondusif bagi berkembangnya industri ekonomi kreatif.
"Ini adalah tanggung jawab Pemerintah yang diharapkan dapat dilakukan melalui beberapa hal: membuat kebijakan dan peraturan untuk memacu inovasi; memberikan akses terhadap pembiayaan; memfasilitasi digitalisasi dan penetrasi pasar di luar negeri; dan mengembangkan sumber daya manusia," urainya.
tulis komentar anda