Mentan Siapkan Agenda agar Harga Telur Tak Babak Belur
Rabu, 06 Oktober 2021 - 22:26 WIB
JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ( SYL ) mengungkap, kelebihan stok telur karena tidak maksimalnya penyerapan di sejumlah sektor, termasuk hotel, restoran, dan toko-toko. Rendahnya serapan telur akibat penerapan PPKM darurat .
"Penanganan telur yang berlimpah dikarenakan hotel, restoran, dan toko-toko tidak maksimal (menyerap) karena ada PPKM. Sehingga ini harus disikapi sebagai masalah lintas sektor," ujar Mentan Syahrul usai rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/10/2021).
Mentan SYL menyatakan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan agenda untuk menangani ekosistem ketahanan pangan, khususnya masalah telur. Salah satunya dengan menguatkan industri telur yang sudah ada.
"Tapi agenda permanen kami adalah membuat industri telur dan ini kami yakin bisa dilakukan," katanya.
Diketahui harga telur menunjukkan penurunan yang signifikan. Tercatat pada akhir September 2021, harga satu kilogram telur dihargai Rp13.800, padahal HPP telur adalah Rp20.500 per kilogram.
Masalah telur menambah deretan pekerjaan yang harus diperhatikan, selain jagung yang harganya terus meningkat. Jagung kini dihargai Rp6.000 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp4.500.
Harga jagung yang tinggi dan rendahnya harga telur membuat peternak babak belur. Menurut pengakuan peternak telur di Blitar, Jawa Timur, 20% peternak sudah gulung tikar akibat tak bisa mengatasi harga telur yang rendah.
"Penanganan telur yang berlimpah dikarenakan hotel, restoran, dan toko-toko tidak maksimal (menyerap) karena ada PPKM. Sehingga ini harus disikapi sebagai masalah lintas sektor," ujar Mentan Syahrul usai rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/10/2021).
Mentan SYL menyatakan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan agenda untuk menangani ekosistem ketahanan pangan, khususnya masalah telur. Salah satunya dengan menguatkan industri telur yang sudah ada.
"Tapi agenda permanen kami adalah membuat industri telur dan ini kami yakin bisa dilakukan," katanya.
Diketahui harga telur menunjukkan penurunan yang signifikan. Tercatat pada akhir September 2021, harga satu kilogram telur dihargai Rp13.800, padahal HPP telur adalah Rp20.500 per kilogram.
Masalah telur menambah deretan pekerjaan yang harus diperhatikan, selain jagung yang harganya terus meningkat. Jagung kini dihargai Rp6.000 per kilogram dari sebelumnya hanya Rp4.500.
Harga jagung yang tinggi dan rendahnya harga telur membuat peternak babak belur. Menurut pengakuan peternak telur di Blitar, Jawa Timur, 20% peternak sudah gulung tikar akibat tak bisa mengatasi harga telur yang rendah.
(uka)
tulis komentar anda