Menteri Pertanian Lepas Ekspor Komoditas Pertanian Sulut ke 11 Negara
Rabu, 22 April 2020 - 08:25 WIB
MANADO - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melepas ekspor berbagai komoditas pertanian sebanyak 12.192 ton atau senilai Rp124,7 miliar ke 11 negara. Komoditas yang dihasilkan petani Sulawesi Utara (Sulut) ini berupa rempah pala biji, bunga pala, kelapa serabut, minyak sawit, kelapa parut.
Tujuan ekapor ke Belanda, Vietnam, China, Italy, Czech Republic, Mesir, Jerman, Latvia, Rusia, New Zealand dan United States (US). “Saya hari ini bersama Anggota DPR RI dan jajaran Eselon I Kementerian Pertanian hadir untuk melepas ekspor pala atau rempah-rempah kita dari Sulawesi Utara. Saya sampaikan rasa haru dan bangga karena di saat Covid-19 seperti ini, kita buktikan bahwa pertanian itu tidak boleh berhenti,” kata Syahrul saat melepas ekspor secara simbolis di rumah kemasan CV Indospice salah satu eksportir di Kota Manado, kemarin.
Tentang ekspor ini, Syahrul mengapresiasi ke para petani dan pelaku usaha agribisnis di Sulut yang tetap aktif mengekspor rempah-rempah Indonesia seperti pala yang memiliki permintaan sangat tinggi dari negara-negara lain khususnya di tengah masa pandemi Covid-19. Rempah pala asal Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulut dikenal sebagai penghasil pala terbaik sehingga permintaan dari luar negeri sangat tinggi.
“Hari ini saya melepaskan ekspor ke Belanda, ke negara Eropa. Saya dapat informasi tadi yang terlock hanya yang ke India dan ke Italia, itupun tetap diekspor. Bulan lalu katanya masih tetap ekspor, hanya sampai di pelabuhan sana belum bisa bongkar. Tetapi di negara ke Amerika dan lainnya tetap bisa jalan. Oleh karena itu, kami tetap mendorong ekspor itu,” ujarnya.
Syahrul menegaskan ekspor komoditas pertanian di saat pandemi Covid-19 harus bisa lebih berjaya dibandingkan sebelum Covid-19. Ekspor menunjukkan komoditas pertanian tidak mengenal pantangan apapun dan harus tetap tersedia. Sebab seluruh dunia tetap membutuhkan makan, di antaranya komoditas rempah seperti pala, cengkeh dan lainnya.
Lebih lanjut Syahrul meminta para produsen hulu dan eksportir untuk terus tingkatkan kerja sama agar dapat meningkatkan hasil produksi. Sektor perkebunan saat ini menjadi andalan ekspor pertanian sehingga terus diperluas cakupan ekspornya.
“Dalam mendorong ekspor, Kementerian Pertanian juga melakukan terobosan yakni mulai dari pemanfaatan teknologi di hilir, efisiensi biaya produksi dan daya saing melalui modernisasi. Selain itu diplomasi untuk menembus ragam dan pasar baru serta penguatan sistem perkarantinaan yang didorong ke arah digitalisasi,” terangnya.
Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan ekspor asal sub sektor perkebunan masih menjadi andalan. Di tengah kondisi ekonomi yang lamban, sektor ini diharapkan mampu mendongkrak devisa dari kinerja ekspor.
Melansir data Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado, ekspor komoditas pertanian ke 384 negara tujuan untuk periode Januari hingga Maret nilainya Rp511,12 miliar. (Oktiani Endarwati)
Tujuan ekapor ke Belanda, Vietnam, China, Italy, Czech Republic, Mesir, Jerman, Latvia, Rusia, New Zealand dan United States (US). “Saya hari ini bersama Anggota DPR RI dan jajaran Eselon I Kementerian Pertanian hadir untuk melepas ekspor pala atau rempah-rempah kita dari Sulawesi Utara. Saya sampaikan rasa haru dan bangga karena di saat Covid-19 seperti ini, kita buktikan bahwa pertanian itu tidak boleh berhenti,” kata Syahrul saat melepas ekspor secara simbolis di rumah kemasan CV Indospice salah satu eksportir di Kota Manado, kemarin.
Tentang ekspor ini, Syahrul mengapresiasi ke para petani dan pelaku usaha agribisnis di Sulut yang tetap aktif mengekspor rempah-rempah Indonesia seperti pala yang memiliki permintaan sangat tinggi dari negara-negara lain khususnya di tengah masa pandemi Covid-19. Rempah pala asal Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulut dikenal sebagai penghasil pala terbaik sehingga permintaan dari luar negeri sangat tinggi.
“Hari ini saya melepaskan ekspor ke Belanda, ke negara Eropa. Saya dapat informasi tadi yang terlock hanya yang ke India dan ke Italia, itupun tetap diekspor. Bulan lalu katanya masih tetap ekspor, hanya sampai di pelabuhan sana belum bisa bongkar. Tetapi di negara ke Amerika dan lainnya tetap bisa jalan. Oleh karena itu, kami tetap mendorong ekspor itu,” ujarnya.
Syahrul menegaskan ekspor komoditas pertanian di saat pandemi Covid-19 harus bisa lebih berjaya dibandingkan sebelum Covid-19. Ekspor menunjukkan komoditas pertanian tidak mengenal pantangan apapun dan harus tetap tersedia. Sebab seluruh dunia tetap membutuhkan makan, di antaranya komoditas rempah seperti pala, cengkeh dan lainnya.
Lebih lanjut Syahrul meminta para produsen hulu dan eksportir untuk terus tingkatkan kerja sama agar dapat meningkatkan hasil produksi. Sektor perkebunan saat ini menjadi andalan ekspor pertanian sehingga terus diperluas cakupan ekspornya.
“Dalam mendorong ekspor, Kementerian Pertanian juga melakukan terobosan yakni mulai dari pemanfaatan teknologi di hilir, efisiensi biaya produksi dan daya saing melalui modernisasi. Selain itu diplomasi untuk menembus ragam dan pasar baru serta penguatan sistem perkarantinaan yang didorong ke arah digitalisasi,” terangnya.
Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan ekspor asal sub sektor perkebunan masih menjadi andalan. Di tengah kondisi ekonomi yang lamban, sektor ini diharapkan mampu mendongkrak devisa dari kinerja ekspor.
Melansir data Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado, ekspor komoditas pertanian ke 384 negara tujuan untuk periode Januari hingga Maret nilainya Rp511,12 miliar. (Oktiani Endarwati)
(ysw)
tulis komentar anda