Utang Luar Negeri Pemerintah Naik: Tembus Rp2.946,5 Triliun
Jum'at, 15 Oktober 2021 - 12:41 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia mengungkap posisi utang luar negeri (ULN) pemerintah di bulan Agustus 2021 mencapai USD207,5 miliar (Rp2.946,5 triliun/kurs Rp14.200) atau tumbuh 3,7% (yoy). Pertumbuhan itu sedikit meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 3,5% (yoy).
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan kenaikan ULN tersebut disebabkan oleh masuknya arus modal investor asing di pasar surat berharga negara (SBN) seiring berkembangnya sentimen positif kinerja pengelolaan SBN domestik. Sementara, posisi ULN pemerintah dalam bentuk pinjaman tercatat mengalami penurunan seiring pelunasan yang jatuh tempo.
"Pemerintah terus berkomitmen mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas yang mencakup administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,8% dari total ULN), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,2%), sektor jasa pendidikan (16,4%), sektor konstruksi (15,4%), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (12,5%)," katanya di Jakarta, Jumat (15/10/2021).
BI memandang posisi ULN pemerintah aman karena hampir seluruh utang tersebut memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN.
Sementara ULN bank sentral mengalami peningkatan meski tidak menimbulkan tambahan beban bunga utang. Posisi ULN bank sentral pada bulan Agustus 2021 mengalami peningkatan sebesar USD6,3 miliar dolar menjadi USD9,2 miliar dolar atau Rp130,6 triliun. Jika ditotal ULN pemerintah dan bank sentral mencapai Rp3.077,1 triliun.
"Peningkatan ini berasal dari alokasi Special Drawing Rights (SDR) yang didistribusikan oleh IMF pada Agustus 2021 kepada seluruh negara anggota, termasuk Indonesia, secara proporsional sesuai kuota masing-masing," katanya.
Hanya ULN swasta yang menurun jika dibandingkan bulan sebelumnya. ULN swasta pada Agustus 2021 mengalami kontraksi 1,2% (yoy), setelah pada periode sebelumnya tumbuh relatif stabil. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan sebesar 6,0% (yoy.
Selain itu, pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan mengalami perlambatan dari 1,4% (yoy) pada Juli 2021 menjadi sebesar 0,1% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada Agustus 2021 tercatat sebesar USD206,8 miliar, menurun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar USD207,4.
Direktur Eksekutif Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan kenaikan ULN tersebut disebabkan oleh masuknya arus modal investor asing di pasar surat berharga negara (SBN) seiring berkembangnya sentimen positif kinerja pengelolaan SBN domestik. Sementara, posisi ULN pemerintah dalam bentuk pinjaman tercatat mengalami penurunan seiring pelunasan yang jatuh tempo.
"Pemerintah terus berkomitmen mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas yang mencakup administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (17,8% dari total ULN), sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (17,2%), sektor jasa pendidikan (16,4%), sektor konstruksi (15,4%), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (12,5%)," katanya di Jakarta, Jumat (15/10/2021).
BI memandang posisi ULN pemerintah aman karena hampir seluruh utang tersebut memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN.
Sementara ULN bank sentral mengalami peningkatan meski tidak menimbulkan tambahan beban bunga utang. Posisi ULN bank sentral pada bulan Agustus 2021 mengalami peningkatan sebesar USD6,3 miliar dolar menjadi USD9,2 miliar dolar atau Rp130,6 triliun. Jika ditotal ULN pemerintah dan bank sentral mencapai Rp3.077,1 triliun.
"Peningkatan ini berasal dari alokasi Special Drawing Rights (SDR) yang didistribusikan oleh IMF pada Agustus 2021 kepada seluruh negara anggota, termasuk Indonesia, secara proporsional sesuai kuota masing-masing," katanya.
Hanya ULN swasta yang menurun jika dibandingkan bulan sebelumnya. ULN swasta pada Agustus 2021 mengalami kontraksi 1,2% (yoy), setelah pada periode sebelumnya tumbuh relatif stabil. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan sebesar 6,0% (yoy.
Selain itu, pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan mengalami perlambatan dari 1,4% (yoy) pada Juli 2021 menjadi sebesar 0,1% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada Agustus 2021 tercatat sebesar USD206,8 miliar, menurun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar USD207,4.
(uka)
tulis komentar anda