Erick Thohir Ungkap Alasan Tak Depak Bos BUMN Pilihan Rini Soemarno
Selasa, 19 Oktober 2021 - 15:17 WIB
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir mencatat pergantian struktur kepemimpinan perusahaan pelat merah ( BUMN ) didasarkan pada kinerja manajemen, bukan dorongan suka atau tidak suka.
Dari catatannya, ada 30-40% manajemen BUMN merupakan orang-orang yang dipilih oleh eks Menteri BUMN, Rini Soemarno. Alasan Erick tidak melakukan pergantian lantaran dinilai memiliki kinerja baik.
"Dari 20 perusahaan 30-40% leadership yang dipilih oleh menteri sebelumnya tidak saya ubah. Karena kita menata sesuatu bukan karena suka dan tidak suka, tetapi hasilnya yang saya lihat," ujar Erick, Selasa (19/10/2021).
Dalam beberapa kesempatan, dia kerap mengutarakan, alasan pergantian direksi dan komisaris BUMN. Poin lain adalah capaian key performance indicator (KPI).
Selain performance, kata Erick, mengelola perusahaan negara harus didasarkan dengan hati dan keikhlasan. Pemegang saham memang sudah mengenalkan konsep AKHLAK yang merupakan penegasan atas nilai-nilai organisasi.
AKHLAK menjadi nilai yang harus diterapkan Kementerian BUMN dan perseroan. Konsep itu merujuk pada amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
Masing-masing nilai memiliki penjabarannya sendiri untuk penerapan kode etik dan kode perilaku yang akan diterapkan pemegang saham dan perusahaan.
"Jadi perubahan yang kita lakukan, yang penting hati. Kita harus bekerja pakai hati. Karena itu, kita mengenalkan yang namanya fondasi dari kepemimpinan BUMN itu AKHLAK," katanya.
Dari catatannya, ada 30-40% manajemen BUMN merupakan orang-orang yang dipilih oleh eks Menteri BUMN, Rini Soemarno. Alasan Erick tidak melakukan pergantian lantaran dinilai memiliki kinerja baik.
"Dari 20 perusahaan 30-40% leadership yang dipilih oleh menteri sebelumnya tidak saya ubah. Karena kita menata sesuatu bukan karena suka dan tidak suka, tetapi hasilnya yang saya lihat," ujar Erick, Selasa (19/10/2021).
Dalam beberapa kesempatan, dia kerap mengutarakan, alasan pergantian direksi dan komisaris BUMN. Poin lain adalah capaian key performance indicator (KPI).
Selain performance, kata Erick, mengelola perusahaan negara harus didasarkan dengan hati dan keikhlasan. Pemegang saham memang sudah mengenalkan konsep AKHLAK yang merupakan penegasan atas nilai-nilai organisasi.
AKHLAK menjadi nilai yang harus diterapkan Kementerian BUMN dan perseroan. Konsep itu merujuk pada amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif.
Masing-masing nilai memiliki penjabarannya sendiri untuk penerapan kode etik dan kode perilaku yang akan diterapkan pemegang saham dan perusahaan.
"Jadi perubahan yang kita lakukan, yang penting hati. Kita harus bekerja pakai hati. Karena itu, kita mengenalkan yang namanya fondasi dari kepemimpinan BUMN itu AKHLAK," katanya.
(uka)
tulis komentar anda