Ini Dia 5 Pemenang Kategori Business Plan Wirausaha Muda Mandiri 2021
Rabu, 27 Oktober 2021 - 16:06 WIB
(foto: tangkapan layar Channel YouTube WWM)
Pemenang untuk kategori bidang usaha Kreatif diraih oleh Vanya Ratna Suryatni dari Yogyakarta. Locupanye, itulah nama ide bisinsnya. Mahasiswi Institut Teknolgi Bandung ini ingin menghasilkan produk keramik musiman. “Jadi kami mengelevasi material keramik menjadi berbagai macam produk yang berbeda,” katanya.
Inovasi yang ditawarkan Locupanye adalah desainnya sangat tipis, serta menantang teknik dan teori-teori dasar pembuatan keramik, terutama yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan besar, “Seperti harus ada fondasinya, ketebalannya harus 0,5 cm, suhunya harus sekian derajat untuk pembakarannya, pakai glasir dan lain-lainnya,” kata Vanya.
Dia bilang, Locupanye mencoba berbagai macam teknik dan teori dan membuat keramik, dan mengombinasikannya dengan silver (perak).
(foto: tangkapan layar Channel YouTube WWM)
Nada Intan Salsabila, pemenang di kategori Teknologi mempresentasikan ide bisnisnya yang disebut Lavica. Ini adalah mesin untuk mengolah sampah organik rumah tangga. Melalui alat ini sampah organik rumah tangga dapat diolah 100 persen menjadi pupuk organik cair dan pupuk organik probiotik berkualitas tinggi karena kaya akan nutrisi dan unsur hara mikro maupun makro yang dibutuhkan tanaman.
“Keunggulannya adalah, alat ini dapat memproses sampah organik menjadi pupuk dalam waktu yang cepat, yaitu empat minggu, tanpa menimbulkan bau tak sedap. Pembuatan pupuk organik tradisional membutuhkan waktu dua hingga tiga bulan. Pupuk yang dihasilkan Lavica dapat digunakan sendiri untuk tanaman atau dijual kepada kami,” kata mahasiswi Institut Teknologi Bandung ini.
Nada berharap dengan Lavica, masalah sampah organik dapat diatasi dimulai dari rumah dan memberi penghasilan bagi ibu (dan bapak) rumah tangga.
Pemenang untuk kategori bidang usaha Kreatif diraih oleh Vanya Ratna Suryatni dari Yogyakarta. Locupanye, itulah nama ide bisinsnya. Mahasiswi Institut Teknolgi Bandung ini ingin menghasilkan produk keramik musiman. “Jadi kami mengelevasi material keramik menjadi berbagai macam produk yang berbeda,” katanya.
Inovasi yang ditawarkan Locupanye adalah desainnya sangat tipis, serta menantang teknik dan teori-teori dasar pembuatan keramik, terutama yang dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan besar, “Seperti harus ada fondasinya, ketebalannya harus 0,5 cm, suhunya harus sekian derajat untuk pembakarannya, pakai glasir dan lain-lainnya,” kata Vanya.
Dia bilang, Locupanye mencoba berbagai macam teknik dan teori dan membuat keramik, dan mengombinasikannya dengan silver (perak).
(foto: tangkapan layar Channel YouTube WWM)
Nada Intan Salsabila, pemenang di kategori Teknologi mempresentasikan ide bisnisnya yang disebut Lavica. Ini adalah mesin untuk mengolah sampah organik rumah tangga. Melalui alat ini sampah organik rumah tangga dapat diolah 100 persen menjadi pupuk organik cair dan pupuk organik probiotik berkualitas tinggi karena kaya akan nutrisi dan unsur hara mikro maupun makro yang dibutuhkan tanaman.
“Keunggulannya adalah, alat ini dapat memproses sampah organik menjadi pupuk dalam waktu yang cepat, yaitu empat minggu, tanpa menimbulkan bau tak sedap. Pembuatan pupuk organik tradisional membutuhkan waktu dua hingga tiga bulan. Pupuk yang dihasilkan Lavica dapat digunakan sendiri untuk tanaman atau dijual kepada kami,” kata mahasiswi Institut Teknologi Bandung ini.
Nada berharap dengan Lavica, masalah sampah organik dapat diatasi dimulai dari rumah dan memberi penghasilan bagi ibu (dan bapak) rumah tangga.
tulis komentar anda