Saham Emiten BUMN Konstruksi Cukup Atraktif di Tengah Pandemi
Kamis, 04 Juni 2020 - 13:34 WIB
JAKARTA - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama pandemi Covid-19 menjadi penyebab perusahaan-perusahaan BUMN konstruksi menahan untuk menerima kontrak baru. Realisasi pertumbuhan empat perusahaan BUMN konstruksi, antara lain PT Waskita Karya, PT Wijaya Karya Persero (WIKA), PT Adhi Karya Tbk, dan PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP) di semester I tahun 2020 nampak menurun dibandingkan tahun sebelumnya.
"Tentu pandemi Covid-19 ini akan mempengaruhi pergerakan sektor konstruksi. Dengan adanya social distancing dan penyebaran virus yang terlalu cepat, perusahaan menjadi terdorong untuk menahan proyek infrastrukturnya, bahkan membuat beberapa proyek sempat terhenti," ujar Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony dalam live video conference Market 1st Session Closing IDX Channel di Jakarta, Kamis (4/6/2020).
Namun, Chris memprediksi bahwa proyek-proyek pembangunan yang sebelumnya sempat tertahan di semester I akan dikebut pengerjaannya di semester II. Meski beberapa perusahaan menunjukkan angka pertumbuhan yang menurun, tetapi menurutnya bukan berarti hal tersebut negatif.
"Dilihat dari segi pendapatannya, Adhi Karya cenderung meningkat, laba operasinya juga. Pertumbuhannya terlihat menurun karena beban keuangan cukup besar, seperti membayar utang, yang kemudian mempengaruhi laba bersihnya. Jadi penurunan hanya karena pembayaran utang, ke depannya kalau pembayaran utang selesai ya potongannya tidak terlalu besar," ungkap Chris.
Secara kinerja keuangan perusahaan, Ia menilai bahwa WIKA menempati posisi pertama, namun Adhi Karya yang mengantongi penyambungan kereta cepat hingga wilayah Surabaya akan memperoleh sentimen positif. "Dengan penurunan saham yang cukup dalam di awal tahun, ini harusnya menjadi titik balik untuk sektor konstruksi," tambahnya.
Selanjutnya PTPP dinilai menarik karena adanya isu Tapera. WIKA dan Waskita di sisi lain secara konsisten mencatatkan kinerja yang cukup baik dari tahun ke tahun. "WIKA terbilang aman karena senantiasa melakukan diversifikasi proyek, untuk Waskita juga proyek pengembangan tol masih tetap berjalan. Jadi keempat emiten ini bagus," ucap Chris.
Di antara keempat emiten tersebut, Chris merekomendasikan saham WIKA dan PTPP. "Dengan harga saham yang sekarang, masih cukup menarik untuk melakukan pembelian saat ini. Dengan adanya pelonggaran PSBB nanti, diharapkan perusahaan-perusahaan konstruksi bisa kembali bergerak dan mendapatkan dorongan positif untuk sahamnya," pungkasnya.
"Tentu pandemi Covid-19 ini akan mempengaruhi pergerakan sektor konstruksi. Dengan adanya social distancing dan penyebaran virus yang terlalu cepat, perusahaan menjadi terdorong untuk menahan proyek infrastrukturnya, bahkan membuat beberapa proyek sempat terhenti," ujar Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Chris Apriliony dalam live video conference Market 1st Session Closing IDX Channel di Jakarta, Kamis (4/6/2020).
Namun, Chris memprediksi bahwa proyek-proyek pembangunan yang sebelumnya sempat tertahan di semester I akan dikebut pengerjaannya di semester II. Meski beberapa perusahaan menunjukkan angka pertumbuhan yang menurun, tetapi menurutnya bukan berarti hal tersebut negatif.
"Dilihat dari segi pendapatannya, Adhi Karya cenderung meningkat, laba operasinya juga. Pertumbuhannya terlihat menurun karena beban keuangan cukup besar, seperti membayar utang, yang kemudian mempengaruhi laba bersihnya. Jadi penurunan hanya karena pembayaran utang, ke depannya kalau pembayaran utang selesai ya potongannya tidak terlalu besar," ungkap Chris.
Secara kinerja keuangan perusahaan, Ia menilai bahwa WIKA menempati posisi pertama, namun Adhi Karya yang mengantongi penyambungan kereta cepat hingga wilayah Surabaya akan memperoleh sentimen positif. "Dengan penurunan saham yang cukup dalam di awal tahun, ini harusnya menjadi titik balik untuk sektor konstruksi," tambahnya.
Selanjutnya PTPP dinilai menarik karena adanya isu Tapera. WIKA dan Waskita di sisi lain secara konsisten mencatatkan kinerja yang cukup baik dari tahun ke tahun. "WIKA terbilang aman karena senantiasa melakukan diversifikasi proyek, untuk Waskita juga proyek pengembangan tol masih tetap berjalan. Jadi keempat emiten ini bagus," ucap Chris.
Di antara keempat emiten tersebut, Chris merekomendasikan saham WIKA dan PTPP. "Dengan harga saham yang sekarang, masih cukup menarik untuk melakukan pembelian saat ini. Dengan adanya pelonggaran PSBB nanti, diharapkan perusahaan-perusahaan konstruksi bisa kembali bergerak dan mendapatkan dorongan positif untuk sahamnya," pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda