Pertamina: Biar Tak Tergantung Impor BBM Lagi
Jum'at, 05 Juni 2020 - 15:45 WIB
JAKARTA - Di tengah pandemi Covid-19 dan harga minyak dunia yang rendah, pembangunan kilang Pertamina dengan investasi besar harus berdampak pada masyarakat. Tuntutan ini menjadi perhatian Pemerintah dan Pertamina sebagai pelaksana proyek RDMP/GRR.
Direktur Megaproyek & Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang menyatakan pembangunan kilang Pertamina yang dikenal dengan megaproyek RDMP dan GRR merupakan proyek strategis yang memberikan manfaat besar, baik bagi masyarakat sekitar maupun secara nasional.
“Pembangunan kilang merupakan proyek dengan investasi yang besar, namun untuk menjamin keberlanjutan dan kepastian investasi, Pertamina melakukan kerjasama dengan investor-investor global. Contohnya kerja sama dengan CPC pada RDMP Balongan Phase 3,” ujar Ignatius.
Ignatius Tallulembang menegaskan, kendati mahal namun pembangunan kilang Pertamina memberikan multiplier effect bagi pembukaan lapangan kerja dan pengembangan ekonomi nasional. Dengan total investasi sekitar USD 48 miliar, RDMP dan GRR akan menyediakan lapangan pekerjaan untuk sekitar 130 ribu orang saat konstruksi dan sekitar 10.000 orang saat operasi. Hasil studi menunjukkan multiplier effect bagi lapangan pekerjaan akan memberikan dampak 17 kali lipat sehingga membuka jutaan pekerjaan di berbagai sektor.
“Di saat pandemi, maka RDMP dan GRR memberikan peluang lapangan kerja bagi masyarakat, karena itulah, Pertamina tetap menuntaskan pengerjaan kilang dengan penerapan protokol kesehatan dan mengedepankan teknologi digital,” imbuhnya.
Menurut Ignatius Tallulembang, RDMP dan GRR juga memberikan peluang untuk meningkatkan kualitas produk BBM yang lebih ramah lingkungan sesuai dengan regulasi dan standar internasional sehingga kedepan akan terwujud ekosistem lingkungan Indonesia yang lebih sehat.
“Dengan RDMP dan GRR, maka kita tidak akan lagi tergantung dengan impor BBM bahkan akan menjadi eksportir BBM terutama solar dan avtur yang diprediksi stoknya lebih besar,” terangnya.
Dalam pelaksanaan RDMP dan GRR, lanjut Ignatius Tallulembang, Pertamina berkomitmen untuk memaksimalkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) baik dari segi manpower, material dan peralatan sehingga memberikan kesempatan dan mendorong peningkatan kapabilitas manufaktur dalam negeri.
“Pembangunan kilang akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan menghadapi pandemi Covid-19,” pungkasnya.
Direktur Megaproyek & Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang menyatakan pembangunan kilang Pertamina yang dikenal dengan megaproyek RDMP dan GRR merupakan proyek strategis yang memberikan manfaat besar, baik bagi masyarakat sekitar maupun secara nasional.
“Pembangunan kilang merupakan proyek dengan investasi yang besar, namun untuk menjamin keberlanjutan dan kepastian investasi, Pertamina melakukan kerjasama dengan investor-investor global. Contohnya kerja sama dengan CPC pada RDMP Balongan Phase 3,” ujar Ignatius.
Ignatius Tallulembang menegaskan, kendati mahal namun pembangunan kilang Pertamina memberikan multiplier effect bagi pembukaan lapangan kerja dan pengembangan ekonomi nasional. Dengan total investasi sekitar USD 48 miliar, RDMP dan GRR akan menyediakan lapangan pekerjaan untuk sekitar 130 ribu orang saat konstruksi dan sekitar 10.000 orang saat operasi. Hasil studi menunjukkan multiplier effect bagi lapangan pekerjaan akan memberikan dampak 17 kali lipat sehingga membuka jutaan pekerjaan di berbagai sektor.
“Di saat pandemi, maka RDMP dan GRR memberikan peluang lapangan kerja bagi masyarakat, karena itulah, Pertamina tetap menuntaskan pengerjaan kilang dengan penerapan protokol kesehatan dan mengedepankan teknologi digital,” imbuhnya.
Menurut Ignatius Tallulembang, RDMP dan GRR juga memberikan peluang untuk meningkatkan kualitas produk BBM yang lebih ramah lingkungan sesuai dengan regulasi dan standar internasional sehingga kedepan akan terwujud ekosistem lingkungan Indonesia yang lebih sehat.
“Dengan RDMP dan GRR, maka kita tidak akan lagi tergantung dengan impor BBM bahkan akan menjadi eksportir BBM terutama solar dan avtur yang diprediksi stoknya lebih besar,” terangnya.
Dalam pelaksanaan RDMP dan GRR, lanjut Ignatius Tallulembang, Pertamina berkomitmen untuk memaksimalkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) baik dari segi manpower, material dan peralatan sehingga memberikan kesempatan dan mendorong peningkatan kapabilitas manufaktur dalam negeri.
“Pembangunan kilang akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tantangan menghadapi pandemi Covid-19,” pungkasnya.
(alf)
tulis komentar anda