Indonesia Butuh Negara Lain untuk Kembangkan Teknologi Transportasi
Sabtu, 13 November 2021 - 15:30 WIB
JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengatakan Indonesia akan terus membutuhkan kolaborasi dengan negara maju untuk mengembangkan teknologi transportasi . Pasalnya, masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan transportasi online .
"Setelah kita terbiasa menggunakan transportasi online, maka tren teknologi transportasi berikutnya adalah kendaraan listrik dan blockchain. Itu adalah fase yang akan dilewati Indonesia," ujar Heru dalam webinar Tantangan Teknologi Infrastruktur yang digelar Universitas Tarumanegara di Jakarta, Sabtu (13/11/2021).
Sebelumnya berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF), peringkat infrastruktur transportasi Indonesia naik dari posisi 36 ke 30. Sementara di antara anggota ASEAN, Indonesia berada di urutan ketiga terbaik setelah Singapura dan Malaysia.
Perkembangan terbaru Indonesia adalah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) menggunakan rangkaian kereta atau electric multiple unit (EMU) dari pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang di Qingdao, China.
Menurutnya negara berkembang dan maju butuh kolaborasi dan saling mengisi satu sama lain. Dengan bermitra bersama negara lain, Indonesia bisa melakukan transformasi teknologi transportasi.
"Dengan kolaborasi kita jadi tahu berapa besar potensi Indonesia dalam realitas teknologi transportasi dunia kini. Lalu potensi apa lagi yang bisa dikembangkan antara negara dan para profesional di bidangnya," katanya.
Misalnya, proyek kereta cepat KCJB yang digarap oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) pada Oktober 2015. KCIC merupakan perusahaan patungan antara konsorsium BUMN melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium perusahaan perkeretaapian China melalui Beijing Yawan HSR Co.Ltd, dengan skema B2B.
"Setelah kita terbiasa menggunakan transportasi online, maka tren teknologi transportasi berikutnya adalah kendaraan listrik dan blockchain. Itu adalah fase yang akan dilewati Indonesia," ujar Heru dalam webinar Tantangan Teknologi Infrastruktur yang digelar Universitas Tarumanegara di Jakarta, Sabtu (13/11/2021).
Sebelumnya berdasarkan kajian World Economic Forum (WEF), peringkat infrastruktur transportasi Indonesia naik dari posisi 36 ke 30. Sementara di antara anggota ASEAN, Indonesia berada di urutan ketiga terbaik setelah Singapura dan Malaysia.
Perkembangan terbaru Indonesia adalah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) menggunakan rangkaian kereta atau electric multiple unit (EMU) dari pabrik China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC) Sifang di Qingdao, China.
Menurutnya negara berkembang dan maju butuh kolaborasi dan saling mengisi satu sama lain. Dengan bermitra bersama negara lain, Indonesia bisa melakukan transformasi teknologi transportasi.
"Dengan kolaborasi kita jadi tahu berapa besar potensi Indonesia dalam realitas teknologi transportasi dunia kini. Lalu potensi apa lagi yang bisa dikembangkan antara negara dan para profesional di bidangnya," katanya.
Baca Juga
Misalnya, proyek kereta cepat KCJB yang digarap oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) pada Oktober 2015. KCIC merupakan perusahaan patungan antara konsorsium BUMN melalui PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan konsorsium perusahaan perkeretaapian China melalui Beijing Yawan HSR Co.Ltd, dengan skema B2B.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda