2 Daerah Potensial untuk KEK Industri Peternakan versi Mantu Wapres

Jum'at, 03 Desember 2021 - 20:55 WIB
Anggota Komisi DPR RI Muhammad Rapsel Ali. Foto/Ist
JAKARTA - Anggota DPR Muhammad Rapsel Ali mengusulkan pemerintah untuk membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) industri peternakan. Adapun lokasi terbaik untuk KEK ini menurutnya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Selatan (Sulsel).

Sebagai catatan, saat ini terdapat 19 KEK yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebanyak 12 KEK sudah beroperasi, sisanya masih dalam proses pembangunan. Dengan potensi yang dimiliki, NTT dan Sulsel menurut Rapsel layak ditetapkan sebagai salah satu KEK khususnya dalam rangka mendukung pengembangan industri strategis nasional.

“Kalau kita lihat dari potensi kedua daerah ini dan pengembangan industri strategis nasional, maka seharusnya kita menetapkan satu Kawasan Ekonomi Khusus industri peternakan di Sulawesi Selatan atau di NTT,” ujar menantu Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin itu, dikutip Jumat (3/12/2021).





NTT sejak dulu dikenal sebagai lumbung ternak nasional. Pada masa lalu, NTT bahkan pernah berjaya di bidang ternak dengan memasok sapi hingga ke Hongkong. Sementara Sulsel saat ini tengah berusaha menjadi lumbung daging nasional. Target itu didukung lahan yang sangat luas dan potensial untuk pengembangan peternakan.

“Jadi bukan hanya membangun kawasan food estate (industri pangan) maupun fish estate (industri perikanan), tapi juga harus disiapkan cattle estate (industri peternakan),” tandas pria kelahiran Sulsel, 6 Mei 1971.

Rapsel juga mengaku sangat optimistis dengan masa depan industri strategis nasional jika ini bisa dilakukan dan politisi NasDem ini juga percaya Indonesia bisa menjadi superhub pangan dunia.

“Saya yakin Indonesia mampu membangun kawasan tersebut masing-masing sebagai kawasan industri yang integrated sehingga negara kita ke depan menjadi superhub pangan dunia,” tuturnya.



Lebih lanjut dia menyatakan, industri pangan bisa menjadi kekuatan ekonomi Indonesia beberapa tahun ke depan. Pasalnya, dengan jumlah penduduk dunia yang sudah begitu besar, potensi pasarnya juga luar biasa.

Data United Nation menyebutkan populasi penduduk dunia pada 2020 mencapai 7,7 miliar jiwa dan akan tumbuh hingga 8,5 miliar pada 2030 dan 9,7 miliar pada 2050.

“Ada sejumlah populasi dunia yang butuh makanan dan minuman yang berkualitas. Jika negara kita mampu men-supply 15% saja maka miliaran dolar devisa potensial akan mengalir ke Indonesia setiap bulannya,” pungkas pendiri Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo).
(ind)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More