Skenario Restrukturisasi Utang Bikin AP I Pede Mampu Bangkit
Jum'at, 10 Desember 2021 - 14:59 WIB
JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I optimistis kinerja perusahaan dapat pulih pada 2022 di tengah tekanan keuangan akibat terdampak pandemi sejak 2020 lalu. Seperti diketahui AP saat ini tengah terlilit utang yang besarannya mencapai Rp28 Triliun
Hal tersebut ditandai dengan target arus kas yang kembali positif sebesar Rp1,15 triliun dan perolehan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (earning before interest, taxes, depreciation, and amortization) atau EBITDA positif menjadi Rp1,56 triliun.
Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi menyebut, perusahaan tengah mengalami tekanan kinerja keuangan akibat penurunan trafik penumpang sebagai dampak pandemi Covid-19. Perusahaan juga harus dihadapkan pada kewajiban pembayaran pinjaman yang digunakan untuk mengembangkan berbagai bandara demi menyelesaikan masalah lack of capacity.
"Namun pada Januari 2022, Angkasa Pura I menjalankan program restrukturisasi dan optimis dapat membantu pemulihan kinerja pada 2022 yang ditunjukkan dengan arus kas positif Rp1,15 triliun dan EBITDA positif menjadi Rp1,56 triliun," ujar Faik di Jakarta, Jumat (10/12/2021).
Adapun skenario restrukturisasi yang akan dilakukan meliputi lima aspek yaitu restrukturisasi finansial, restrukturisasi operasional, penjaminan dan fund raising, transformasi bisnis, dan optimalisasi aset.
Untuk restrukturisasi keuangan, AP I akan melakukan restrukturisasi hutang dan pokok, relaksasi dan restitusi pajak, liquidity management, penundaan penyelesaian Proyek Terminal Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Dari sisi restrukturisasi operasional, perseroan melakukan manajemen operasional berbasis trafik tanpa mengurangi aspek keselamatan, keamanan dan pelayanan. Selain itu juga akan dilakukan simplifikasi organisasi dan optimalisasi SDM.
Faik mencatat, pihaknya juga mendorong peningkatan pendapatan lainnya, transformasi bisnis usaha yang dilakukan adalah menjalin kerja sama mitra strategis untuk Bandara Hang Nadim Batam, Bandara Dhoho Kediri, Bandara Lombok Praya.
Hal tersebut ditandai dengan target arus kas yang kembali positif sebesar Rp1,15 triliun dan perolehan pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (earning before interest, taxes, depreciation, and amortization) atau EBITDA positif menjadi Rp1,56 triliun.
Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi menyebut, perusahaan tengah mengalami tekanan kinerja keuangan akibat penurunan trafik penumpang sebagai dampak pandemi Covid-19. Perusahaan juga harus dihadapkan pada kewajiban pembayaran pinjaman yang digunakan untuk mengembangkan berbagai bandara demi menyelesaikan masalah lack of capacity.
"Namun pada Januari 2022, Angkasa Pura I menjalankan program restrukturisasi dan optimis dapat membantu pemulihan kinerja pada 2022 yang ditunjukkan dengan arus kas positif Rp1,15 triliun dan EBITDA positif menjadi Rp1,56 triliun," ujar Faik di Jakarta, Jumat (10/12/2021).
Adapun skenario restrukturisasi yang akan dilakukan meliputi lima aspek yaitu restrukturisasi finansial, restrukturisasi operasional, penjaminan dan fund raising, transformasi bisnis, dan optimalisasi aset.
Untuk restrukturisasi keuangan, AP I akan melakukan restrukturisasi hutang dan pokok, relaksasi dan restitusi pajak, liquidity management, penundaan penyelesaian Proyek Terminal Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Dari sisi restrukturisasi operasional, perseroan melakukan manajemen operasional berbasis trafik tanpa mengurangi aspek keselamatan, keamanan dan pelayanan. Selain itu juga akan dilakukan simplifikasi organisasi dan optimalisasi SDM.
Faik mencatat, pihaknya juga mendorong peningkatan pendapatan lainnya, transformasi bisnis usaha yang dilakukan adalah menjalin kerja sama mitra strategis untuk Bandara Hang Nadim Batam, Bandara Dhoho Kediri, Bandara Lombok Praya.
tulis komentar anda