Produksi Pangan di Banjarnegara Tak Pernah Berhenti Meski Pandemi
Senin, 08 Juni 2020 - 17:43 WIB
BANJARNEGARA - Aktivitas pertanian di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, tidak terganggu saat pandemi Covid-19. Para petani dan penyuluh tetap turun ke lapangan untuk meningkatkan produktivitas. Meski demikian, petani dan penyuluh tetap mematuhi protokol pencegahan Covid-19. Para petani dan penyuluh di Banjarnegara ini beraktivitas dengan menjalankan instruksi Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (YSL).
“Meski dalam pandemi Covid-19, aktivitas pertanian tidak boleh berhenti. Petani harus terus turun ke lapangan dengan didampingi para penyuluh pertanian. Namun para petani wajib memperhatikan protokol pencegahan Covid-19. Agar produktivitas pertanian tetap terjaga bahkan ditingkatkan lagi,” tutur Mentan SYL.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi. Ia berharap petani melakukan percepatan tanam.
“Petani, penyuluh, dan insan pertanian harus tanam, tanam, tanam. Banyak lahan yang bisa dimanfaatkan. Ada lahan kering, lahan rawa, bahkan lahan pekarangan. Intinya, kita tidak boleh berhenti menanam. Karena kebutuhan pangan masyarakat Indonesia harus terus dipenuhi dalam kondisi seperti ini,” katanya.
Sementara Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara, Sukoyo, menegaskan pihaknya tetap melakukan pendampingan. Bersama petani, penyuluh tidak berhenti memproduksi pangan dengan tetap mematuhi dan menerapkan protokol pencegahan Covid-19.
"Petani tetap bekerja melakukan budidaya usaha tani, penyuluh tetap melakukan pendampingan kepada petani karena produksi pangan tidak boleh berhenti" tutur Sukoyo, Senin (8/6/2020).
Kecamatan Rakit sendiri menjadi lokasi projek SIMURP yang menerapkan sistem pertanian cerdas iklim (CSA). Sistem ini berprinsip meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam melalui optimalisasi tata letak tanam. Sehingga, tanaman sebagian besar menjadi tanaman panggir.
Kecamatan Rakit memiliki lahan seluas 764 hektare (ha) yang tersebar di 11 desa dan merupakan areal kegiatan Strategic Irrigation Modernization Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) untuk 47 kelompok tani.
Saat ini aktivitas petani dalam budidaya tanaman padi di Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara sudah di tahap pengolahan tanah dan tanam. Varietas padi yang banyak di tanam petani pada saat ini adalah Inpari 42.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara Totok Setya Winarna, juga menginstruksikan kepada jajaran pertanian khususnya kepada para penyuluh untuk tidak berhenti dalam mendampingi petani agar ketahanan pangan tetap terjaga demi memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. (NF)
“Meski dalam pandemi Covid-19, aktivitas pertanian tidak boleh berhenti. Petani harus terus turun ke lapangan dengan didampingi para penyuluh pertanian. Namun para petani wajib memperhatikan protokol pencegahan Covid-19. Agar produktivitas pertanian tetap terjaga bahkan ditingkatkan lagi,” tutur Mentan SYL.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi. Ia berharap petani melakukan percepatan tanam.
“Petani, penyuluh, dan insan pertanian harus tanam, tanam, tanam. Banyak lahan yang bisa dimanfaatkan. Ada lahan kering, lahan rawa, bahkan lahan pekarangan. Intinya, kita tidak boleh berhenti menanam. Karena kebutuhan pangan masyarakat Indonesia harus terus dipenuhi dalam kondisi seperti ini,” katanya.
Sementara Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Rakit, Kabupaten Banjarnegara, Sukoyo, menegaskan pihaknya tetap melakukan pendampingan. Bersama petani, penyuluh tidak berhenti memproduksi pangan dengan tetap mematuhi dan menerapkan protokol pencegahan Covid-19.
"Petani tetap bekerja melakukan budidaya usaha tani, penyuluh tetap melakukan pendampingan kepada petani karena produksi pangan tidak boleh berhenti" tutur Sukoyo, Senin (8/6/2020).
Kecamatan Rakit sendiri menjadi lokasi projek SIMURP yang menerapkan sistem pertanian cerdas iklim (CSA). Sistem ini berprinsip meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam melalui optimalisasi tata letak tanam. Sehingga, tanaman sebagian besar menjadi tanaman panggir.
Kecamatan Rakit memiliki lahan seluas 764 hektare (ha) yang tersebar di 11 desa dan merupakan areal kegiatan Strategic Irrigation Modernization Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) untuk 47 kelompok tani.
Saat ini aktivitas petani dalam budidaya tanaman padi di Kecamatan Rakit Kabupaten Banjarnegara sudah di tahap pengolahan tanah dan tanam. Varietas padi yang banyak di tanam petani pada saat ini adalah Inpari 42.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara Totok Setya Winarna, juga menginstruksikan kepada jajaran pertanian khususnya kepada para penyuluh untuk tidak berhenti dalam mendampingi petani agar ketahanan pangan tetap terjaga demi memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. (NF)
(akr)
tulis komentar anda