Gara-gara Cabai, Pedagang Pasar Kasih Rapor Merah ke Pemerintah

Senin, 27 Desember 2021 - 17:43 WIB
Memasuki pekan terakhir di tahun 2021, harga cabai rawit merah di terpantau masih tinggi mencapai Rp100.000 per Kg. Foto/Dok Antara
JAKARTA - Memasuki pekan terakhir di tahun 2021, harga cabai rawit merah di terpantau masih tinggi mencapai Rp100.000 per Kg bahkan lebih tinggi di sejumlah pasar.

Terkait hal ini, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, penyebab melambungnya harga cabai rawit merah ini karena cuaca dan permintaan (demand) yang tinggi namun tak seimbang dengan pasokan (supply).

"Naiknya cabai rawit merah ini rutin terjadi di akhir tahun. Faktor pertama itu cuaca, dan kedua itu demand sama supply-nya nggak seimbang," katanya saat dihubungi MNC Portal Indonesia (MPI), Senin (27/12/2021).





Oleh sebab itu, Ikappi berharap ke depan ada grand desain agar wilayah-wilayah produksi cabai bisa diperbanyak sehingga persoalan ini tidak terulang di tahun berikutnya.

"Kami berharap ke depan ada grand design bahan strategi pangan untuk cabai rawit merah agar wilayah-wilayah produksi cabe rawit merah bisa diperbanyak dan bisa diselesaikan persoalan ini sehingga tidak kunjung tinggi setiap tahun," tuturnya.

Dia membeberkan, tahun lalu harga cabai rawit merah sudah tembus Rp100.000 per Kg dan tahun ini terulang lagi. Bahkan, kenaikan ini menjalar ke komoditas lain seperti telur ayam ras yang biasanya hanya dipatok Rp23.000-24.000 per Kg kini sampai Rp30.000 per Kg.



Dengan kenaikan harga yang mengagetkan banyak pihak terutama para pedagang, Ikappi pun memberikan rapor merah kepada pemerintah karena dinilai membuat konsumen sulit mendapatkan harga pangan yang terjangkau.

“Kami memberikan rapor merah kepada Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Pertanian (Kementan) melihat harga pangan yang masih tinggi ini," tukasnya.

Ikappi berharap, ke depan harga pangan lebih stabil. "Kami berharap agar kita sama-sama menjaga agar harga pangan tidak tinggi dan masyarakat tidak kesulitan mendapatkan bahan pangan," tandasnya.
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More