Dikomplain Soal Harga Telur, Mendag Lutfi Jawab Begini
Rabu, 12 Januari 2022 - 11:43 WIB
JAKARTA - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memberikan tanggapan terkait harga telur yang melambung di akhir tahun 2021. Dia mengakui bahwa dirinya menerima banyak komplain terkait kenaikan harga bahan pokok, salah satunya telur.
"Perlu saya tekankan, bahwa di tahun 2021, terus terang saya merasa kasihan, para peternak telur ayam kita merugi," ungkap Lutfi dalam Launching BUMN Holding Pangan di Jakarta, Rabu(12/1/2022).
Lutfi menjelaskan secara normal, sepanjang tahun bahan pokok akan mengalami kenaikan harga pada dua periode, yaitu saat Lebaran dan akhir tahun. Namun di tahun 2021, ketika Lebaran diberlakukan PPKM, harga justru menurun.
"Pemberlakuan PPKM di masa Lebaran justru menyebabkan tidak adanya pertumbuhan harga, malah terjadi deflasi," ungkap Lutfi.
Menurut Lutfi, kondisi itu berdampak pada kesejahteraan petani dan peternak telur Indonesia. Ketika harga telur mencapai Rp32 ribu per kg, namun harga averagenya sepanjang 2021 tak sampai Rp24 ribu, maka petani dan peternak rugi besar.
Lutfi menyampaikan bahwa pada saat bersamaan, ongkos memelihara ayam dan telur naik luar biasa. Sehingga, dalam sidang kabinet, Lutfi sudah membicarakan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa di tanggal 1 Januari 2022 harga turun.
"Tanggal 1 Januari, harganya turun dari Rp34 ribu, lalu Rp30 ribu. Sekarang berada di angka Rp24 ribu lagi dan kemungkinan akan turun lagi di bawah Rp24 ribu. Dan memang masalah telur ini, masalah dua tahun lalu yang kita hadapi saat ini," pungkasnya.
"Perlu saya tekankan, bahwa di tahun 2021, terus terang saya merasa kasihan, para peternak telur ayam kita merugi," ungkap Lutfi dalam Launching BUMN Holding Pangan di Jakarta, Rabu(12/1/2022).
Lutfi menjelaskan secara normal, sepanjang tahun bahan pokok akan mengalami kenaikan harga pada dua periode, yaitu saat Lebaran dan akhir tahun. Namun di tahun 2021, ketika Lebaran diberlakukan PPKM, harga justru menurun.
"Pemberlakuan PPKM di masa Lebaran justru menyebabkan tidak adanya pertumbuhan harga, malah terjadi deflasi," ungkap Lutfi.
Menurut Lutfi, kondisi itu berdampak pada kesejahteraan petani dan peternak telur Indonesia. Ketika harga telur mencapai Rp32 ribu per kg, namun harga averagenya sepanjang 2021 tak sampai Rp24 ribu, maka petani dan peternak rugi besar.
Lutfi menyampaikan bahwa pada saat bersamaan, ongkos memelihara ayam dan telur naik luar biasa. Sehingga, dalam sidang kabinet, Lutfi sudah membicarakan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa di tanggal 1 Januari 2022 harga turun.
"Tanggal 1 Januari, harganya turun dari Rp34 ribu, lalu Rp30 ribu. Sekarang berada di angka Rp24 ribu lagi dan kemungkinan akan turun lagi di bawah Rp24 ribu. Dan memang masalah telur ini, masalah dua tahun lalu yang kita hadapi saat ini," pungkasnya.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda