Menko Airlangga: Surplus Neraca Dagang RI Tertinggi 15 Tahun Terakhir

Selasa, 18 Januari 2022 - 12:53 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. FOTO/MNC Media
JAKARTA - Kinerja ekspor dan impor Indonesia tahun 2021 ditutup dengan pencapaian positif mencetak surplus neraca perdagangan sebesar USD1,02 miliar. Hal tersebut membawa tren surplus sejak Mei 2020 atau 20 bulan berturut-turut.

Sepanjang 2021, surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai USD35,34 miliar. Nilai surplus tersebut merupakan rekor tertinggi sejak 15 tahun terakhir atau sejak 2006, di mana pada tahun tersebut nilai surplus mencapai USD39,37 miliar.

"Di tengah berbagai ketidakpastian global, Indonesia tetap mampu mencatatkan performa impresif pada neraca perdagangan. Kinerja ini akan meningkatkan resiliensi sektor eksternal Indonesia, sehingga semakin kuat menghadapi berbagai tantangan yang diperkirakan masih berlanjut di tahun ini," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melalui pernyataannya, Selasa (18/1/2022).

Kinerja surplus sepanjang 2021 ditopang dari nilai ekspor yang mencapai USD231,54 miliar atau tumbuh double digit sebesar 41,88% (yoy). Hilirisasi komoditas unggulan, seperti turunan produk CPO, berhasil mendorong performa ekspor Indonesia. Hal tersebut tercermin dari ekspor komoditas lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) yang sepanjang 2021 mencapai USD32,83 miliar atau meningkat sebesar 58,48% (yoy).



Selain CPO, hilirisasi komoditas nikel juga memperkuat performa ekspor Indonesia, dengan pertumbuhan ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya (HS 75) mampu tumbuh sebesar 58,89% (yoy) menjadi sebesar USD1,28 miliar.

Lebih lanjut, dari 10 besar komoditas utama ekspor, komoditas bijih logam, terak dan abu (HS 26) mengalami pertumbuhan tertinggi yakni 96,32% (yoy) menjadi sebesar USD6,35 miliar. Diikuti oleh ekspor komoditas besi dan baja (HS 72) yang juga naik signifikan mencapai 92,88% (yoy) menjadi senilai USD20,95 miliar.

"Pencapaian ini mengindikasikan pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut. Tercermin pula dari meningkatnya penciptaan nilai tambah pada sektor manufaktur. Terbukti secara kumulatif, ekspor non migas hasil industri pengolahan Januari - Desember 2021 naik 35,11% (yoy) menjadi sebesar USD177,11 miliar," kata Airlangga.



Sejalan dengan peningkatan ekspor, sisi impor Indonesia pada 2021 juga meningkat menjadi sebesar USD196,20 miliar atau tumbuh 38,59% (yoy). Struktur impor Indonesia di 2021 didominasi impor golongan bahan baku dan penolong senilai USD147,38 miliar (75,12% dari total impor), diikuti barang modal USD28,63 miliar (14,59% dari total impor), dan barang konsumsi USD20,18 miliar (10,29% dari total impor). Struktur tersebut mengindikasikan perekonomian Indonesia yang produktif melalui penciptaan nilai tambah yang lebih besar, baik untuk kebutuhan domestik maupun untuk diekspor kembali.

"Kinerja positif di 2021 ini akan terus dipertahankan Pemerintah dengan mengoptimalkan berbagai kebijakan, terutama dalam mendorong semakin banyaknya ekspor komoditas bernilai tambah," pungkas Airlangga.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More