Sentimen Eksternal Bisa Bikin IHSG Hari Ini Tertekan
Kamis, 20 Januari 2022 - 08:24 WIB
IHSG hari ini diprediksi tertekan. Foto/Dok MPI/Arif Julianto
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini masih berpotensi tertekan pada sepanjang perdagangan. Sentimen eksternal dari Amerika Serikat (AS) akan mewarnai pergerakan IHSG yang diproyeksi bergerak di kisaran 6.536 - 6.631.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, merujuk berlanjutnya kejatuhan Indeks di Wall Street di mana DJIA jatuh 339,82 poin (-0,96%) di hari ke 4, nampaknya awan mendung juga belum akan beranjak dari bursa saham Indonesia.
"Selama 4 hari Indeks DJIA turun 1261,67 poin (-3,52%) akibat kekhawatiran akan naiknya FFR (Fed Fund Rate), naiknya yield obligasi, serta terus berkecamuknya varian omicron," papar Edwin dalam risetnya, Kamis (20/1/2022).
Dia menambahkan, jumlah kasus aktif omicron baru pada hari Rabu (19/1/2021) di Amerika Serikat mencapai 353.101 orang dengan jumlah kematian baru sebanyak 1.380 orang. Sementara, yield obligasi AS kembali naik di tengah naiknya harga komoditas seperti nikel yang naik 5,81%, timah 2,40%, CPO 1,20% dan emas 1,53%.
"Apakah pernah membayangkan jika ke depannya di saat suku bunga bank naik sementara harga komoditas naik yang tentunya akan ditranslasikan ke dalam naiknya biaya produksi barang dan jasa, dan pada gilirannya akan mendorong naik harga barang-barang," tuturnya.
Lebih lanjut, Edwin memaparkan sejumlah saham rekomendasi beli, antara lain INCO, MEDC, HRUM, JPFA, BUKA, PWON, EXCL, CPIN, SRTG, SAMF.
Saham-saham yang dapat menjadi pilihan diantaranya:
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, merujuk berlanjutnya kejatuhan Indeks di Wall Street di mana DJIA jatuh 339,82 poin (-0,96%) di hari ke 4, nampaknya awan mendung juga belum akan beranjak dari bursa saham Indonesia.
"Selama 4 hari Indeks DJIA turun 1261,67 poin (-3,52%) akibat kekhawatiran akan naiknya FFR (Fed Fund Rate), naiknya yield obligasi, serta terus berkecamuknya varian omicron," papar Edwin dalam risetnya, Kamis (20/1/2022).
Dia menambahkan, jumlah kasus aktif omicron baru pada hari Rabu (19/1/2021) di Amerika Serikat mencapai 353.101 orang dengan jumlah kematian baru sebanyak 1.380 orang. Sementara, yield obligasi AS kembali naik di tengah naiknya harga komoditas seperti nikel yang naik 5,81%, timah 2,40%, CPO 1,20% dan emas 1,53%.
"Apakah pernah membayangkan jika ke depannya di saat suku bunga bank naik sementara harga komoditas naik yang tentunya akan ditranslasikan ke dalam naiknya biaya produksi barang dan jasa, dan pada gilirannya akan mendorong naik harga barang-barang," tuturnya.
Lebih lanjut, Edwin memaparkan sejumlah saham rekomendasi beli, antara lain INCO, MEDC, HRUM, JPFA, BUKA, PWON, EXCL, CPIN, SRTG, SAMF.
Saham-saham yang dapat menjadi pilihan diantaranya:
tulis komentar anda