Anak Usaha PLN Akselerasi Pemanfaatan EBT Melalui Co-Firing Biomassa
Jum'at, 12 Juni 2020 - 00:38 WIB
JAKARTA - PT Pembangkitan Jawa Bali (PT PJB) anak usaha PT PLN (Persero) melaksanakan Go Live Komersial Co-Firing Biomassa PLTU Paiton berkapasitas 2 x 400 Megawatt (MW). Kegiatan yang dilaksanakan pada Rabu (10/06/2020) itu merupakan upaya PJB memperkokoh perusahaan dalam mempionirkan akselerasi pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Co-Firing merupakan proses penambahan biomassa menjadi bahan bakar pengganti parsial ke dalam boiler batu bara eksisting tanpa modifikasi yang significant. Prosesnya, dilakukan dengan metode direct co-firing bio pellet dicampur melalui peralatan penggiling/grinding dan pengumpan/feeder, yang kemudian disatukan dengan batubara ke dalam boiler yang sama untuk dibakar.
Direktur Mega Project PLN Muhammad Ikhsan Asaad, dalam sambutannya melalui teleconference menyampaikan apresiasinya kepada PT PJB yang telah berhasil melaksanakan uji coba co-firing. Kelak, ujar dia, co-firing ini akan dilaksanakan di 52 unit PLTU milik PLN yang berkapasitas 18.184 MW.
"Dari kapasitas itu diharapkan 5%-nya akan menggunakan biomassa atau sekitar 900 MW PLTU dikonversi menjadi EBT," ujar Ikhsan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (11/6/2020).
Direktur Utama PT PJB Iwan Agung Firstantara mengungkapkan, keunggulan dari inovasi co-firing ini adalah pengurangan penggunaan bahan bakar fosil pada pembangkit listrik yang menjadikan pembangkit lebih bersih (green power plant) sehingga mengurangi emisi SOx dan NOx.
"Inovasi ini tentunya mendukung target bauran EBT 23% di tahun 2025 tanpa diperlukan investasi pembangkit EBT baru yang memerlukan capex cukup besar. Ini adalah salah satu inovasi untuk mengurangi pemanasan global yang terjadi di dunia," ujar Iwan Agung.
Seperti diketahui, PT PJB sudah melakukan riset biomassa sejak 2017 lalu dengan beberapa Lembaga riset nasional seperti perguruan tinggi dan OEM Boiler manufacture. Hasilnya, PT PJB mulai melakukan pengujian co-firing ini sejak September 2019 pada pilot project di PLTU Paiton.
Hingga saat ini, PT PJB sudah berhasil melakukan pengujian di lima PLTU yakni PLTU Paiton, PLTU Rembang, PLTU Indramayu, PLTU Ketapang dan PLTU Tenayan. Pengujian yang dilakukan PT PJB dengan jenis boiler yang berbeda dan tiga jenis biomassa yang berbeda yakni wood pellet, cangkang sawit dan saw dust.
“Co-firing menawarkan aspek positif bagi lingkungan di industri kelistrikan. Kami sangat berharap inovasi ini dapat diterapkan di seluruh pembangkit listrik di Indonesia. Co-Firing adalah solusi tepat dalam menjaga bumi kita agar terwujud Indonesia yang lebih hijau sehingga tetap bisa dihuni dengan nyaman oleh kita, anak cucu kita kelak," terang Iwan Agung.
Seperti diketahui, saat ini dunia berkomitmen mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) hingga 29% sampai tahun 2030. Di Indonesia, upaya tersebut salah satunya tercermin melalui RUPTL PLN, dengan menargetkan Bauran Energi Nasional untuk EBT 23% pada tahun 2025.
Adapun penggunaan energi berupa Biomassa merupakan salah satu potensi energi terbesar di dunia yang bisa dimanfaatkan untuk mewujudkan target Bauran Energi Nasional. Mengacu data Kementrian ESDM, potensi energi biomassa Indonesia, secara teoritis diperkirakan mencapai sekitar 32 Gigawatt (GW).
Co-Firing merupakan proses penambahan biomassa menjadi bahan bakar pengganti parsial ke dalam boiler batu bara eksisting tanpa modifikasi yang significant. Prosesnya, dilakukan dengan metode direct co-firing bio pellet dicampur melalui peralatan penggiling/grinding dan pengumpan/feeder, yang kemudian disatukan dengan batubara ke dalam boiler yang sama untuk dibakar.
Direktur Mega Project PLN Muhammad Ikhsan Asaad, dalam sambutannya melalui teleconference menyampaikan apresiasinya kepada PT PJB yang telah berhasil melaksanakan uji coba co-firing. Kelak, ujar dia, co-firing ini akan dilaksanakan di 52 unit PLTU milik PLN yang berkapasitas 18.184 MW.
"Dari kapasitas itu diharapkan 5%-nya akan menggunakan biomassa atau sekitar 900 MW PLTU dikonversi menjadi EBT," ujar Ikhsan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (11/6/2020).
Direktur Utama PT PJB Iwan Agung Firstantara mengungkapkan, keunggulan dari inovasi co-firing ini adalah pengurangan penggunaan bahan bakar fosil pada pembangkit listrik yang menjadikan pembangkit lebih bersih (green power plant) sehingga mengurangi emisi SOx dan NOx.
"Inovasi ini tentunya mendukung target bauran EBT 23% di tahun 2025 tanpa diperlukan investasi pembangkit EBT baru yang memerlukan capex cukup besar. Ini adalah salah satu inovasi untuk mengurangi pemanasan global yang terjadi di dunia," ujar Iwan Agung.
Seperti diketahui, PT PJB sudah melakukan riset biomassa sejak 2017 lalu dengan beberapa Lembaga riset nasional seperti perguruan tinggi dan OEM Boiler manufacture. Hasilnya, PT PJB mulai melakukan pengujian co-firing ini sejak September 2019 pada pilot project di PLTU Paiton.
Hingga saat ini, PT PJB sudah berhasil melakukan pengujian di lima PLTU yakni PLTU Paiton, PLTU Rembang, PLTU Indramayu, PLTU Ketapang dan PLTU Tenayan. Pengujian yang dilakukan PT PJB dengan jenis boiler yang berbeda dan tiga jenis biomassa yang berbeda yakni wood pellet, cangkang sawit dan saw dust.
“Co-firing menawarkan aspek positif bagi lingkungan di industri kelistrikan. Kami sangat berharap inovasi ini dapat diterapkan di seluruh pembangkit listrik di Indonesia. Co-Firing adalah solusi tepat dalam menjaga bumi kita agar terwujud Indonesia yang lebih hijau sehingga tetap bisa dihuni dengan nyaman oleh kita, anak cucu kita kelak," terang Iwan Agung.
Seperti diketahui, saat ini dunia berkomitmen mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) hingga 29% sampai tahun 2030. Di Indonesia, upaya tersebut salah satunya tercermin melalui RUPTL PLN, dengan menargetkan Bauran Energi Nasional untuk EBT 23% pada tahun 2025.
Adapun penggunaan energi berupa Biomassa merupakan salah satu potensi energi terbesar di dunia yang bisa dimanfaatkan untuk mewujudkan target Bauran Energi Nasional. Mengacu data Kementrian ESDM, potensi energi biomassa Indonesia, secara teoritis diperkirakan mencapai sekitar 32 Gigawatt (GW).
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda