PLN dan PT PAL Garap 2 Pembangkit Listrik Kapal Senilai Rp 1,6 Triliun
Senin, 31 Januari 2022 - 14:39 WIB
SURABAYA - PT PLN (Persero) melalui anak usahanya, PT Indonesia Power, dan PT PAL melanjutkan kolaborasi untuk merakit pembangkit listrik di atas kapal atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 2 dan BMPP Nusantara 3. Nilai investasi dari kedua ptoyek tersebut mencapai Rp1,6 triliun.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, 2 BMPP dengan kapasitas total 90 Megawatt (MW) ini diperuntukkan bagi wilayah Kolaka dan Sambelia.
"BMPP Nusantara 2 dengan kapasitas 60 MW rencananya akan memasok sistem kelistrikan Kolaka, Sulawesi Tenggara melalui jaringan 150 kilo Volt (kV). Sementara BMPP Nusantara 3 akan memasok daya sebesar 30 MW ke sistem Sambelia, Lombok Timur," jelas Darmawan, Senin (31/1/2022).
Kedua BMPP dengan investasi mencapai Rp1,6 triliun ini juga akan difungsikan sebagai pemasok daya listrik untuk daerah timur Indonesia. "Harapan kami di BMPP 2 dan 3 nantinya jauh lebih lincah. Secara pergerakan bisa lebih cepat sehingga bisa menjadi reserve margin yang mobile untuk bisa digunakan khususnya jika ada bencana," ujar Darmawan.
Sementara, Direktur Utama PT PAL Kaharuddin Djenod mengatakan, pihaknya akan membuat BMPP Nusantara unit 2 dan 3 jauh lebih baik dari sisi teknologi. "BMPP ini juga, kami sudah ngobrol dengan Pak Darmawan, gimana kalau desainnya bisa lebih langsing. Lambung lebih langsing, sehingga terjangan gelombang di Indonesia yang cukup tinggi bisa dihadapi oleh BMPP Nusantara ini," ujarnya.
Direktur Utama Indonesia Power Ahsin Sidqi juga mengatakan, kerja sama yang sudah berjalan ini merupakan tonggak awal untuk kerja sama lainnya. "Banyak yang kagum sama ini. Ini akan kita pasarkan di Asia. Beberapa negara lain sudah kontak untuk membutuhkan ini," ujarnya.
Selain pengembangan BMPP, PLN dan PAL juga berkolaborasi untuk bisa memanfaatkan potensi arus laut dan ombak yang ada di Indonesia untuk bisa menjadi pembangkit listrik energi baru terbarukan. Langkah ini sejalan dengan RUPTL "Green".
PLN sudah berdiskusi dengan PT PAL mengenai hal ini. Pemetaan potensi arus laut dan ombak yang bisa dijadikan arus listrik dilakukan bersama sama. Hal ini juga sebagai langkah penerjemahan dari RUPTL Hijau yang ada saat ini. Tahun depan ada program de-dieselisasi yang berada di 2.100 titik di Indonesia yang bisa digantikan energi berbasis arus laut dan ombak.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, 2 BMPP dengan kapasitas total 90 Megawatt (MW) ini diperuntukkan bagi wilayah Kolaka dan Sambelia.
"BMPP Nusantara 2 dengan kapasitas 60 MW rencananya akan memasok sistem kelistrikan Kolaka, Sulawesi Tenggara melalui jaringan 150 kilo Volt (kV). Sementara BMPP Nusantara 3 akan memasok daya sebesar 30 MW ke sistem Sambelia, Lombok Timur," jelas Darmawan, Senin (31/1/2022).
Kedua BMPP dengan investasi mencapai Rp1,6 triliun ini juga akan difungsikan sebagai pemasok daya listrik untuk daerah timur Indonesia. "Harapan kami di BMPP 2 dan 3 nantinya jauh lebih lincah. Secara pergerakan bisa lebih cepat sehingga bisa menjadi reserve margin yang mobile untuk bisa digunakan khususnya jika ada bencana," ujar Darmawan.
Sementara, Direktur Utama PT PAL Kaharuddin Djenod mengatakan, pihaknya akan membuat BMPP Nusantara unit 2 dan 3 jauh lebih baik dari sisi teknologi. "BMPP ini juga, kami sudah ngobrol dengan Pak Darmawan, gimana kalau desainnya bisa lebih langsing. Lambung lebih langsing, sehingga terjangan gelombang di Indonesia yang cukup tinggi bisa dihadapi oleh BMPP Nusantara ini," ujarnya.
Baca Juga
Direktur Utama Indonesia Power Ahsin Sidqi juga mengatakan, kerja sama yang sudah berjalan ini merupakan tonggak awal untuk kerja sama lainnya. "Banyak yang kagum sama ini. Ini akan kita pasarkan di Asia. Beberapa negara lain sudah kontak untuk membutuhkan ini," ujarnya.
Selain pengembangan BMPP, PLN dan PAL juga berkolaborasi untuk bisa memanfaatkan potensi arus laut dan ombak yang ada di Indonesia untuk bisa menjadi pembangkit listrik energi baru terbarukan. Langkah ini sejalan dengan RUPTL "Green".
PLN sudah berdiskusi dengan PT PAL mengenai hal ini. Pemetaan potensi arus laut dan ombak yang bisa dijadikan arus listrik dilakukan bersama sama. Hal ini juga sebagai langkah penerjemahan dari RUPTL Hijau yang ada saat ini. Tahun depan ada program de-dieselisasi yang berada di 2.100 titik di Indonesia yang bisa digantikan energi berbasis arus laut dan ombak.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda