Pakar Marketing Bedah Fenomena Artis Beli Klub Bola Indonesia, Tujuannya Buat Apa?
Selasa, 01 Februari 2022 - 21:00 WIB
JAKARTA - Fenomena sejumlah artis ibu kota membeli saham klub sepak bola menjadi topik pembicaraan di publik belakangan ini. Selain membawa wajah baru dalam industri dunia olahraga, masuknya figur publik juga merupakan pendobrak kelaziman bagi pemilik klub yang selama ini hanya dimiliki pengusaha konvensional.
Menyusul Raffi Ahmad, Kaesang Pangarep, hingga Atta Halilintar, belakangan ini Prilly Latuconsina resmi mengakuisisi Persikota Tangerang, sebuah klub yang berlaga di Liga 3. Publik tentu bertanya, seberapa kuat daya tarik artis atas dunia kulit bundar, apakah bisa komitmen atas sekadar mengikuti tren semata?
Menjawab hal itu, Pakar Marketing dan Managing Partner Inventure Yuswohady menilai masuknya figur publik seperti artis dalam industri sepak bola mampu mendongkrak nilai pasar suatu klub bola. Bermodal fans dan pengikutnya di jagad media sosial, ketenaran artis dan kemampuan modalnya dinilai menjadi magnet bagi investor lain untuk ikut menanamkan dananya dalam sebuah klub.
"Sebenarnya kalau dari sisi branding, artis itu adalah brand. Dia punya massa. Klub sepak bola itu juga brand, dia juga punya massa. Artinya kalau dia (artis) itu beli, maka seperti disatukan (massa) nya," kata Siwo, panggilan akrabnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (1/2/2022).
Siwo menilai memiliki pengikut konsumen dan ekosistem yang besar merupakan dasar utama sebuah sponsor mau menginjakkan kakinya dalam sebuah klub. Menurut Siwo, masuknya artis dalam dunia olahraga justru memperbesar peluang bisnis hiburan di tanah air sekaligus memajukan pendanaan industri olahraga.
"Jadi sebenarnya bisnis artis dan bisnis sepak bola itu sama, jadi sama-sama mengelola dan memonetisasi hiburan, jadi bisnisnya itu, bola itu punya (produk) hiburan, artis juga punya (produk) hiburan," tuturnya.
Siwo membaca ada potensi yang besar saat kedua industri hiburan tersebut disatukan. Sajian bola di layar kaca nantinya tidak hanya berkutat pada ketegangan pertandingan semata.
"Jadi sepak bola itu bisa tak hanya dibawa ke pertandingan, tetapi juga di entertainment, dan itu sah-sah saja. Itu akan membuat dunia sepak bola jadi populer, dan massanya akan banyak. Jadi memang make sense.
Menyusul Raffi Ahmad, Kaesang Pangarep, hingga Atta Halilintar, belakangan ini Prilly Latuconsina resmi mengakuisisi Persikota Tangerang, sebuah klub yang berlaga di Liga 3. Publik tentu bertanya, seberapa kuat daya tarik artis atas dunia kulit bundar, apakah bisa komitmen atas sekadar mengikuti tren semata?
Menjawab hal itu, Pakar Marketing dan Managing Partner Inventure Yuswohady menilai masuknya figur publik seperti artis dalam industri sepak bola mampu mendongkrak nilai pasar suatu klub bola. Bermodal fans dan pengikutnya di jagad media sosial, ketenaran artis dan kemampuan modalnya dinilai menjadi magnet bagi investor lain untuk ikut menanamkan dananya dalam sebuah klub.
"Sebenarnya kalau dari sisi branding, artis itu adalah brand. Dia punya massa. Klub sepak bola itu juga brand, dia juga punya massa. Artinya kalau dia (artis) itu beli, maka seperti disatukan (massa) nya," kata Siwo, panggilan akrabnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Selasa (1/2/2022).
Siwo menilai memiliki pengikut konsumen dan ekosistem yang besar merupakan dasar utama sebuah sponsor mau menginjakkan kakinya dalam sebuah klub. Menurut Siwo, masuknya artis dalam dunia olahraga justru memperbesar peluang bisnis hiburan di tanah air sekaligus memajukan pendanaan industri olahraga.
"Jadi sebenarnya bisnis artis dan bisnis sepak bola itu sama, jadi sama-sama mengelola dan memonetisasi hiburan, jadi bisnisnya itu, bola itu punya (produk) hiburan, artis juga punya (produk) hiburan," tuturnya.
Siwo membaca ada potensi yang besar saat kedua industri hiburan tersebut disatukan. Sajian bola di layar kaca nantinya tidak hanya berkutat pada ketegangan pertandingan semata.
"Jadi sepak bola itu bisa tak hanya dibawa ke pertandingan, tetapi juga di entertainment, dan itu sah-sah saja. Itu akan membuat dunia sepak bola jadi populer, dan massanya akan banyak. Jadi memang make sense.
tulis komentar anda