Beroperasi Agustus 2022, Usulan Tarif LRT Jabodebek Rata-rata Dipatok Rp15.000
Jum'at, 18 Februari 2022 - 20:08 WIB
JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI menyatakan, untuk ongkos atau tarif moda daya transportasi Light Rapid Transit atau LRT Jabodebek yang direncanakan bakal beroperasi pada bulan Agustus tahun 2022 mendatang masih dilakukan pengkajian bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
VP Public Relations KAI, Joni Martinus menjelaskan, pihak KAI telah mengusulkan skema tarif LRT Jabodebek akan terdiri dari tarif dasar dan tarif tambahan per kilometer (km) berikutnya dengan tarif rata-rata maksimal dipatok Rp15.000.
“Tarif LRT Jabodebek yang KAI usulkan adalah rata-rata Rp15.000. Tarifnya menggunakan skema tarif progresif yang terdiri dari tarif dasar dan tarif per-KM berikutnya,” kata VP Public Relations KAI, Joni Martinus saat dihubungi MNC PORTAL, Jumat (18/2/2022).
Lebih lanjut Joni Martinus menyatakan, untuk tarif yang telah diusulkan oleh PT KAI masih dilakukan pengajian dan pembahasan sebelum resmi beroperasi. “Yang jelas kami xaat ini KAI sedang mengusulkan penyesuaian tarif tersebut kepada Kemenhub, dan saat ini sedang dalam kajian,” ujarnya.
Dengan skema tarif progresif, KAI menilai akan memberikan keuntungan dan fairness kepada pelanggan LRT Jabodebek. Pelanggan jarak dekat dan jarak jauh akan dikenakan tarif yang berbeda.
“Dalam penentuan tarif tersebut, KAI sudah melakukan survei Demand, Ability to Pay (ATP), dan Willingness to Pay (WTP) kepada masyarakat pada akhir tahun 2020,” tandasnya.
VP Public Relations KAI, Joni Martinus menjelaskan, pihak KAI telah mengusulkan skema tarif LRT Jabodebek akan terdiri dari tarif dasar dan tarif tambahan per kilometer (km) berikutnya dengan tarif rata-rata maksimal dipatok Rp15.000.
“Tarif LRT Jabodebek yang KAI usulkan adalah rata-rata Rp15.000. Tarifnya menggunakan skema tarif progresif yang terdiri dari tarif dasar dan tarif per-KM berikutnya,” kata VP Public Relations KAI, Joni Martinus saat dihubungi MNC PORTAL, Jumat (18/2/2022).
Lebih lanjut Joni Martinus menyatakan, untuk tarif yang telah diusulkan oleh PT KAI masih dilakukan pengajian dan pembahasan sebelum resmi beroperasi. “Yang jelas kami xaat ini KAI sedang mengusulkan penyesuaian tarif tersebut kepada Kemenhub, dan saat ini sedang dalam kajian,” ujarnya.
Dengan skema tarif progresif, KAI menilai akan memberikan keuntungan dan fairness kepada pelanggan LRT Jabodebek. Pelanggan jarak dekat dan jarak jauh akan dikenakan tarif yang berbeda.
“Dalam penentuan tarif tersebut, KAI sudah melakukan survei Demand, Ability to Pay (ATP), dan Willingness to Pay (WTP) kepada masyarakat pada akhir tahun 2020,” tandasnya.
(akr)
tulis komentar anda