Tarif Hotel di Labuan Bajo Disebut Mahal, Badan Otorita dan Pelaku Wisata Buka Suara

Sabtu, 05 Maret 2022 - 06:10 WIB


Shana menegaskan, Labuan Bajo yang juga ditetapkan sebagai destinasi wisata super premium bermakna bahwa jaminan kualitas “experience” yang diberikan kepada wisatawan terjaga dengan baik. “Ada layanan yang bentuknya ekslusif karena berbayar dan khusus, ada yang bisa diakses umum oleh semua lapisan,” urainya.

Meski begitu, konteks super premium yang ingin ditekankan utamanya adalah bagaimana berwisata ke Labuan Bajo wajib melestarikan dan menjaga lingkungan, serta menghargai kearifan budaya setempat sebagai bagian dari warisan dunia.

“Tentunya, kualitas penanganan keamanan dan keselamatan, aktivitas pariwisata dengan experience premium, kemudahan mencari informasi, keterlibatan konten dan konteks kelokalan, serta fasilitas publik yang standar menjadi salah satu keharusan dari kelengkapan destinasi Labuan Bajo,” bebernya.

Lebih lanjut, BPOLBF juga berupaya mencari investor yang perhatian dengan lingkungan dan kearifan lokal, sehingga bisa bersama-sama menjadi ekosistem pariwisata berkualitas yang kuat.

"Penting bagi setiap investasi yang masuk ke Labuan Bajo untuk bisa membantu pelaksanaan konservasi, mendorong aktivitas ramah lingkungan, dan memperkuat masyarakat lokal untuk bisa berpartisipasi dan bermitra membangun Labuan Bajo," tandasnya.

Sementara itu, ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Manggarai Barat Silvester Wanggel mengatakan, saat ini terdapat lebih dari 100 hotel tersebar di Labuan Bajo yang dapat menjadi pilihan bagi wisatawan. Mulai dari harga termurah sampai yang termahal, dari kelas homestay sampai kelas hotel bintang 5.

Soal harga kamar, kata dia, masing-masing hotel punya Standar Operating Procedure (SOP) dan saat sepi seperti sekarang ini tentu banyak hotel memberikan diskon besar-besaran.

“Soal super premium adalah istilah bapak presiden Jokowi karena alamnya yang begitu indah. Sedangkan dalam konteks amenitas seperti hotel dan restoran, dan lain-lain adalah hal biasa saja, tidak harus harga super premium,” ucapnya.

Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Asita) Manggarai Evodius Gonsomer membenarkan bahwa jika dibandingkan dengan hotel jenis yang sama di tempat lain, tarif di Labuan Bajo tergolong cukup mahal.

“Tapi ide untuk buat harga standar hotel tidak memungkinkan, karena setiap hotel berhak untuk menentukan harga jualnya dan pengguna diberi hak untuk memilih hotel yang sesuai dengan kemampuannya,” tuturnya.

Senada, dia mengamini perlunya penambahan pembangunan hotel berbintang. Pasalnya, investasi akan berimbas kepada pertumbuhan ekonomi setempat, membuka lapangan kerja baru, dan tentunya biaya penginapan akan semakin bersaing dan terjangkau karena semakin banyak pilihan.

Evodius menambahkan, istilah super premium itu memang membuat pariwisata Labuan Bajo semakin dikenal karena alamnya yang indah.

Namun, kata dia, jangan jadikan ini sebuah alasan untuk membuat harga-harga kebutuhan menjadi tidak masuk akal, karena tidak semua masyarakat bagian dari pelaku pariwisata.

"Faktanya semua harga barang di Labuan Bajo lebih mahal jika dibandingkan harga barang di kabupaten tetangga lainnya seperti Ruteng, Manggarai. Hal ini semoga menjadi perhatian kita bersama untuk menjual harga barang dan harga kamar hotel atau apapun dengan harga yang sewajarnya, " tegasnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More