Sri Mulyani: Jadi Perempuan Tidak Lantas Mendiskon Kepemimpinan Kita
Rabu, 09 Maret 2022 - 01:40 WIB
JAKARTA - Perempuan Indonesia harus terus meningkatkan kompetensi dan kualitas diri, terutama mengenai peran kepemimpinan . Hal itu penting guna mengatasi stereotip yang kerap melekat pada perempuan.
Apabila tidak memiliki kompetensi dan kualitas, maka hal ini akan berdampak pada reputasi perempuan yang kerap dianggap tidak kompeten di suatu bidang. Hal itu diungkapkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat menjadi pembicara dalam webinar webinar Women Leaders Forum (WLF) 2022: “Achieving an Equal Future”.
Salah satu sesinya seminar untuk memperingati Hari Perempuan Internasional yang tahun ini mengusung semangat #BreakTheBias mengangkat tema "Women Leaders - Making a Difference!" untuk berbagi pandangan mengenai ekosistem yang dibutuhkan guna mengoptimalkan potensi perempuan untuk mendobrak bias gender dan menjadi pemimpin yang mampu membuat perubahan, khususnya di bidang perekonomian.
“Jadi, you have to establish your leadership, bahwa being a woman tidak menjadi faktor yang ‘mendiskon’ kepemimpinan kita, tapi menjadi sesuatu yang bahkan kuat – dan itu harus dibuktikan. Perempuan, apabila dipercaya memegang suatu jabatan, maka harus dapat membuktikan bahwa mereka pantas berada di posisi tersebut. Karena tantangan yang sebenarnya adalah bagaimana membuat institusi yang kita pimpin bekerja sesuai fungsinya,” ucap Sri Mulyani.
Selain itu, menciptakan lingkungan dan iklim kerja yang mengarusutamakan kesetaraan gender menjadi salah satu kunci penting untuk menumbuhkan lebih banyak pemimpin perempuan. Hal inilah yang menjadi salah satu komitmen penting dari Unilever Indonesia.
Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Tbk. Ira Noviarti yang juga sekaligus Chair dari Women in Business Action Council, Presidensi B20 Indonesia (B20 WiBAC) menjelaskan, Unilever Indonesia terus melakukan penguatan komitmen dan kemitraan untuk menciptakan kesetaraan gender di seluruh value chain perusahaan; sejalan dengan salah satu pilar keberlanjutan dalam strategi ‘The Unilever Compass’, yaitu berkontribusi pada dunia yang lebih adil dan inklusif.
Tidak hanya itu, upaya untuk mendobrak bias gender juga dilakukan Unilever Indonesia melalui kampanye yang diusung oleh sejumlah brand guna menciptakan iklim kesetaraan gender yang lebih luas di tengah masyarakat.”
“Khususnya dalam hal menghilangkan hambatan dan menciptakan peluang yang sama bagi perempuan, salah satu contohnya adalah mengedepankan keseimbangan gender di ruang lingkup perusahaan, dimana saat ini, 5 dari 9 Board of Directors kami adalah perempuan, sementara di level senior leader berikutnya kami juga sudah mencapai prosentase hampir 50% perempuan,” lanjut Ira.
Apabila tidak memiliki kompetensi dan kualitas, maka hal ini akan berdampak pada reputasi perempuan yang kerap dianggap tidak kompeten di suatu bidang. Hal itu diungkapkan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat menjadi pembicara dalam webinar webinar Women Leaders Forum (WLF) 2022: “Achieving an Equal Future”.
Salah satu sesinya seminar untuk memperingati Hari Perempuan Internasional yang tahun ini mengusung semangat #BreakTheBias mengangkat tema "Women Leaders - Making a Difference!" untuk berbagi pandangan mengenai ekosistem yang dibutuhkan guna mengoptimalkan potensi perempuan untuk mendobrak bias gender dan menjadi pemimpin yang mampu membuat perubahan, khususnya di bidang perekonomian.
“Jadi, you have to establish your leadership, bahwa being a woman tidak menjadi faktor yang ‘mendiskon’ kepemimpinan kita, tapi menjadi sesuatu yang bahkan kuat – dan itu harus dibuktikan. Perempuan, apabila dipercaya memegang suatu jabatan, maka harus dapat membuktikan bahwa mereka pantas berada di posisi tersebut. Karena tantangan yang sebenarnya adalah bagaimana membuat institusi yang kita pimpin bekerja sesuai fungsinya,” ucap Sri Mulyani.
Selain itu, menciptakan lingkungan dan iklim kerja yang mengarusutamakan kesetaraan gender menjadi salah satu kunci penting untuk menumbuhkan lebih banyak pemimpin perempuan. Hal inilah yang menjadi salah satu komitmen penting dari Unilever Indonesia.
Presiden Direktur PT Unilever Indonesia, Tbk. Ira Noviarti yang juga sekaligus Chair dari Women in Business Action Council, Presidensi B20 Indonesia (B20 WiBAC) menjelaskan, Unilever Indonesia terus melakukan penguatan komitmen dan kemitraan untuk menciptakan kesetaraan gender di seluruh value chain perusahaan; sejalan dengan salah satu pilar keberlanjutan dalam strategi ‘The Unilever Compass’, yaitu berkontribusi pada dunia yang lebih adil dan inklusif.
Tidak hanya itu, upaya untuk mendobrak bias gender juga dilakukan Unilever Indonesia melalui kampanye yang diusung oleh sejumlah brand guna menciptakan iklim kesetaraan gender yang lebih luas di tengah masyarakat.”
“Khususnya dalam hal menghilangkan hambatan dan menciptakan peluang yang sama bagi perempuan, salah satu contohnya adalah mengedepankan keseimbangan gender di ruang lingkup perusahaan, dimana saat ini, 5 dari 9 Board of Directors kami adalah perempuan, sementara di level senior leader berikutnya kami juga sudah mencapai prosentase hampir 50% perempuan,” lanjut Ira.
tulis komentar anda