Minat KPR Masih Tinggi, Penjualan Properti LPKR Berpotensi Tumbuh

Selasa, 15 Maret 2022 - 22:06 WIB
Insentif itu antara lain perpanjangan pemberlakuan stimulus pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) hingga akhir September 2022 dan perpanjangan kebijakan uang muka 0% hingga akhir Desember 2022. “Suku bunga kredit pemilikan hunian juga mengalami penurunan sehingga turut mendorong minat pembelian melalui KPR,” kata John Riady dalam keterangan tertulisnya, Selasa (15/3/2022).

(Baca juga:Investor Manfaatkan Momentum, Saham LPKR Terapresiasi 22%)

Dari sisi pasar, John menambahkan bahwa stimulus pemerintah untuk industri properti membuat konsumen lebih percaya diri untuk membeli properti. “Industri properti memiliki prospek cerah untuk pertumbuhan berkesinambungan,” katanya.

Ke depan, lanjut John Riady, sektor properti masih sangat prospektif mengingat rasio kepemilikan rumah yang masih rendah di Indonesia. “Di 2022, LPKR menargetkan pra penjualan sebesar Rp5,2 triliun yang ditopang oleh peluncuran rumah tapak terjangkau, penetrasi pasar yang lebih dalam agar mencakup juga segmen nasabah dengan penghasilan lebih tinggi, dan kenaikan permintaan untuk unit apartemen siap huni,” paparnya.

Seperti diketahui, pada 2021, LPKR membukukan pra penjualan sebesar Rp4,96 triliun, yang mana sekitar 58% dari total pra penjualan tersebut memilih opsi KPR sebagai metode pembayaran, 22,5% membayar tunai, dan 19,3% membayar melalui cicilan. Tingginya minat KPR tersebut selaras dengan komponen penjualan LPKR yang didominasi oleh penjualan rumah tapak di klaster Cendana di Lippo Village dan Waterfront Estates di Cikarang.
(dar)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More