Investor Manfaatkan Momentum, Saham LPKR Terapresiasi 22%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Saham PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) tercatat menjadi salah satu yang paling aktif diperdagangkan oleh investor asing sepanjang perdagangan bursa sepekan ke belakang. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham emiten bersandi LPKR naik hingga 22% dalam sepekan.
Kepala riset Reliance Sekurtias Lanjar Nafi menjelaskan, kenaikan saham itu dikarenakan investor saat ini memanfaatkan momentum dari situmulus yang dikucurkan secara besar-besaran, baik oleh negara maju, maupun pemerintah Indonesia untuk memerangi pandemi Covid-19.
Selain itu, kabar bahwa terjadi penurunan sejumlah kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia, jadi kabar positif ke pasar. Meski memang dari sisi data, bisa naik turun. "Kenaikan itu juga karena ada momentum disaat mayoritas bursa global ikut menghijau. Investor juga memanfaatkan momentum itu. Juga, untuk LPKR ada sentimen positif lain terkait sejumlah mal mereka yang diubah jadi rumah sakit, untuk bantu pemerintah," ujar Lanjar, kepada media, baru-baru ini.
Pergerakan positif itu, kata dia, akan lebih bertahan lama jika pemerintah Indonesia benar-benar memberi kebijakan yang dapat menenangkan pasar dalam menanganii Covid-19. Saat ini, menurut Lanjar pemerintah belum terlalu agresif dan cenderung hati-hati. Hal ini bisa saja membuat gerak pasar dan bursa menjadi rentan terkoreksi kembali. Karena itu, ia menyarankan agar emiten melakukan efisiensi di berbagai lini agar bisnis mereka tetap survive di tengah pasar yang volatile.
Minat investor pada saham LPKR juga mengindikasikan persepsi investor bahwa emiten memiliki prospek positif. Meski memang sentimen tersebut masih bersifat jangka pendek, namun hal itu cukup menjadi indikator positif. Proporsi recurring income LPKR yang besar, juga mendorong sentimen positif dan menjadi salah satu indikator perusahaan memiliki fundamental yang kuat.
Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menambahkan, LPKR yang memiliki bisnis di sektor kesehatan melalui Siloam Hospital, dalam jangka panjang secara kinerja bakal positif. Secara keseluruhan, bisnis LPKR memang fokus di bidang properti dan kesehatan. Bisnis di sektor itu secara animo memang masih cukup baik. Sektor kesehatan masih menarik karena merupakan segmen bisnis yang dibutuhkan oleh masyarakat.
"Disaat kondisi kesadaran kesehatan dan antisipasi masyarakat terhadap virus Corona meningkat seharusnya sektor kesehatan bisa diuntungkan. Maka ada peluang kinerjanya bisa lebih baik," kata Sukarno.
Yang pasti, imbuh dia, kesehatan emiten dengan proporsi recurring income yang besar menjadi kekuatan terbesar menghadapi ketidakpastian ekonomi, termasuk akibat virus corona. Asal bisa memaksimalkan apa yang ditargetkan perusahaan dan bisa memanfaatkan dengan baik kondisi penurunan suku bunga dan insentif lain yang ada, dalam jangka panjang kinerja diyakini akan tetap positif.
Kepala riset Reliance Sekurtias Lanjar Nafi menjelaskan, kenaikan saham itu dikarenakan investor saat ini memanfaatkan momentum dari situmulus yang dikucurkan secara besar-besaran, baik oleh negara maju, maupun pemerintah Indonesia untuk memerangi pandemi Covid-19.
Selain itu, kabar bahwa terjadi penurunan sejumlah kasus Covid-19 di berbagai belahan dunia, jadi kabar positif ke pasar. Meski memang dari sisi data, bisa naik turun. "Kenaikan itu juga karena ada momentum disaat mayoritas bursa global ikut menghijau. Investor juga memanfaatkan momentum itu. Juga, untuk LPKR ada sentimen positif lain terkait sejumlah mal mereka yang diubah jadi rumah sakit, untuk bantu pemerintah," ujar Lanjar, kepada media, baru-baru ini.
Pergerakan positif itu, kata dia, akan lebih bertahan lama jika pemerintah Indonesia benar-benar memberi kebijakan yang dapat menenangkan pasar dalam menanganii Covid-19. Saat ini, menurut Lanjar pemerintah belum terlalu agresif dan cenderung hati-hati. Hal ini bisa saja membuat gerak pasar dan bursa menjadi rentan terkoreksi kembali. Karena itu, ia menyarankan agar emiten melakukan efisiensi di berbagai lini agar bisnis mereka tetap survive di tengah pasar yang volatile.
Minat investor pada saham LPKR juga mengindikasikan persepsi investor bahwa emiten memiliki prospek positif. Meski memang sentimen tersebut masih bersifat jangka pendek, namun hal itu cukup menjadi indikator positif. Proporsi recurring income LPKR yang besar, juga mendorong sentimen positif dan menjadi salah satu indikator perusahaan memiliki fundamental yang kuat.
Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menambahkan, LPKR yang memiliki bisnis di sektor kesehatan melalui Siloam Hospital, dalam jangka panjang secara kinerja bakal positif. Secara keseluruhan, bisnis LPKR memang fokus di bidang properti dan kesehatan. Bisnis di sektor itu secara animo memang masih cukup baik. Sektor kesehatan masih menarik karena merupakan segmen bisnis yang dibutuhkan oleh masyarakat.
"Disaat kondisi kesadaran kesehatan dan antisipasi masyarakat terhadap virus Corona meningkat seharusnya sektor kesehatan bisa diuntungkan. Maka ada peluang kinerjanya bisa lebih baik," kata Sukarno.
Yang pasti, imbuh dia, kesehatan emiten dengan proporsi recurring income yang besar menjadi kekuatan terbesar menghadapi ketidakpastian ekonomi, termasuk akibat virus corona. Asal bisa memaksimalkan apa yang ditargetkan perusahaan dan bisa memanfaatkan dengan baik kondisi penurunan suku bunga dan insentif lain yang ada, dalam jangka panjang kinerja diyakini akan tetap positif.
(fai)