Dukung UMKM Go Export, Menko Airlangga Tinjau Industri Pengalengan di Yogyakarta
Kamis, 17 Maret 2022 - 22:46 WIB
JAKARTA - Dalam rangkaian kunjungan kerja di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (17/03/2020), Menko Airlangga Hartarto menyempatkan untuk mengunjungi pabrik pengalengan makanan Aliansi Produk Nusantara Indonesia (APNI), PT Kita Satu Rasa (Kisara) di Jalan Sorosutan Yogyakarta .
Dalam kunjungannya tersebut, Menko Airlangga disambut oleh Ketua Aliansi Kuliner Indonesia UKM Go Ekspor. Airlangga mendapatkan penjelasan bahwa produk yang dihasilkan dalam industri pengalengan makanan dan bumbu masak ini juga telah menembus pasar ekspor seperti ke New Zealand dan Bangkok, serta negara di Timur Tengah.
Airlangga mendengar penjelasan dari pelaku UMKM yang memproduksi makanan kaleng. Banyak masakan tradisional seperti gudeg mercon, lodeh, tongseng domba, krecek dan lainnya. Menko Airlangga juga mencoba meracik gudeg yang ada di dapur Bu Lies.
"Kita bantu usaha rumahan seperti ini dan dengan upaya yang ulet membuktikan bisa diekspor," ujar Airlangga.
Peran UMKM dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari kontribusi yang mencapai lebih dari 61% terhadap PDB Indonesia serta penyerapan tenaga kerja yang mencapai 97% dari total penyerapan tenaga kerja nasional.
Dalam perjalanan ekonomi nasional, UMKM juga telah tercatat mampu tetap tangguh menjadi penyokong dalam setiap krisis ekonomi yang dialami Indonesia. UMKM juga berperan besar dalam mendorong peningkatan investasi dan ekspor Indonesia.
Atas daya dukung dan peran yang begitu besar dalam perekonomian nasional, pemerintah konsisten berpihak kepada UMKM agar dapat naik kelas hingga go export untuk memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian. Pemerintah mendukung UMKM go export dengan melakukan pendampingan dalam permodalan, legalitas, pemasaran, kemasan, dan penambahan mesin produksi industri agar mampu memenuhi kapasitas permintaan pasar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini bahwa UMKM harus terus didukung dan ditingkatkan kontribusinya kepada perekonomian nasional. Keberpihakan kepada UMKM tersebut terwujud dalam berbagai kebijakan yang telah diputuskan hingga penulisan buku terkait pembiayaan UMKM yang diharapkan dapat menjadi referensi para pelaku UMKM dalam menjalankan usahanya.
Dalam kunjungannya tersebut, Menko Airlangga disambut oleh Ketua Aliansi Kuliner Indonesia UKM Go Ekspor. Airlangga mendapatkan penjelasan bahwa produk yang dihasilkan dalam industri pengalengan makanan dan bumbu masak ini juga telah menembus pasar ekspor seperti ke New Zealand dan Bangkok, serta negara di Timur Tengah.
Airlangga mendengar penjelasan dari pelaku UMKM yang memproduksi makanan kaleng. Banyak masakan tradisional seperti gudeg mercon, lodeh, tongseng domba, krecek dan lainnya. Menko Airlangga juga mencoba meracik gudeg yang ada di dapur Bu Lies.
"Kita bantu usaha rumahan seperti ini dan dengan upaya yang ulet membuktikan bisa diekspor," ujar Airlangga.
Peran UMKM dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari kontribusi yang mencapai lebih dari 61% terhadap PDB Indonesia serta penyerapan tenaga kerja yang mencapai 97% dari total penyerapan tenaga kerja nasional.
Dalam perjalanan ekonomi nasional, UMKM juga telah tercatat mampu tetap tangguh menjadi penyokong dalam setiap krisis ekonomi yang dialami Indonesia. UMKM juga berperan besar dalam mendorong peningkatan investasi dan ekspor Indonesia.
Atas daya dukung dan peran yang begitu besar dalam perekonomian nasional, pemerintah konsisten berpihak kepada UMKM agar dapat naik kelas hingga go export untuk memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian. Pemerintah mendukung UMKM go export dengan melakukan pendampingan dalam permodalan, legalitas, pemasaran, kemasan, dan penambahan mesin produksi industri agar mampu memenuhi kapasitas permintaan pasar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini bahwa UMKM harus terus didukung dan ditingkatkan kontribusinya kepada perekonomian nasional. Keberpihakan kepada UMKM tersebut terwujud dalam berbagai kebijakan yang telah diputuskan hingga penulisan buku terkait pembiayaan UMKM yang diharapkan dapat menjadi referensi para pelaku UMKM dalam menjalankan usahanya.
tulis komentar anda