Gubernur BI Perry Warjiyo Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 0,9%-1,9% di 2020
Kamis, 18 Juni 2020 - 15:36 WIB
JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi nasional diperkirakan menyusut sangat dalam pada tahun 2020, meskipun perkembangan terkini menunjukkan tekanan mulai berkurang. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi menurun pada kisaran 0,9%-1,9% di tahun 2020.
"Perkembangan bulan Mei 2020 mengindikasikan tekanan terhadap perekonomian domestik mulai berkurang. Kontraksi ekspor terlihat tidak sedalam prakiraan sebelumnya sejalan peningkatan permintaan dari Tiongkok," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (18/6/2020).
( )
Sambung dia menerangkan, ekspor menurun sejalan dengan kontraksi perekonomian global, sementara konsumsi rumah tangga dan investasi menurun sejalan dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengurangi akitivitas ekonomi.
"Beberapa indikator dini permintaan domestik juga mengindikasikan perekonomian telah berada di level terendah dan mulai memasuki tahapan pemulihan seperti tercermin dari penjualan semen, penjualan ritel, PMI, dan ekspektasi konsumen yang lebih baik dari capaian bulan sebelumnya," ungkapnya.
Bank Indonesia memprakirakan proses pemulihan ekonomi mulai menguat pada triwulan III 2020 sejalan relaksasi PSBB sejak pertengahan Juni 2020 serta stimulus kebijakan yang ditempuh. Selanjutnya diyakini Perry bahwa ekonomi bakal kembali meningkat pada kisaran 5,0%-6,0% pada 2021.
"Ini didorong dampak perbaikan ekonomi global dan stimulus kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh dapat semakin," tandasnya.
"Perkembangan bulan Mei 2020 mengindikasikan tekanan terhadap perekonomian domestik mulai berkurang. Kontraksi ekspor terlihat tidak sedalam prakiraan sebelumnya sejalan peningkatan permintaan dari Tiongkok," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo di Jakarta, Kamis (18/6/2020).
( )
Sambung dia menerangkan, ekspor menurun sejalan dengan kontraksi perekonomian global, sementara konsumsi rumah tangga dan investasi menurun sejalan dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mengurangi akitivitas ekonomi.
"Beberapa indikator dini permintaan domestik juga mengindikasikan perekonomian telah berada di level terendah dan mulai memasuki tahapan pemulihan seperti tercermin dari penjualan semen, penjualan ritel, PMI, dan ekspektasi konsumen yang lebih baik dari capaian bulan sebelumnya," ungkapnya.
Bank Indonesia memprakirakan proses pemulihan ekonomi mulai menguat pada triwulan III 2020 sejalan relaksasi PSBB sejak pertengahan Juni 2020 serta stimulus kebijakan yang ditempuh. Selanjutnya diyakini Perry bahwa ekonomi bakal kembali meningkat pada kisaran 5,0%-6,0% pada 2021.
"Ini didorong dampak perbaikan ekonomi global dan stimulus kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia. Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah dan otoritas terkait agar berbagai kebijakan yang ditempuh dapat semakin," tandasnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda