Sri Mulyani : Sentimen Global Sudah Positif di Bulan Mei
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, investor global sudah mulai ada sedikit sentimen positif yang cukup baik dibandingkan Maret dan April 2020. Hal ini diperlihatkan dengan tren positif pasar keuangan, begitupun dengan pasar modal yang terus menguat.
"Sentimen pasar keuangan dan saham sudah menujukkan Mei adalah bulan pemulihan, sentimen yang tadinya volatile dan negatif jadi lebih positif dan hopeful. Ini tentu berikan dampak positif meski sangat didrive ada harapan terjadi pemulihan dan adanya pengurangan restriksi di bidang sosial ekonomi yang bisa dianggap berikan pemulihan ekonomi," kata Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (17/6/2020).
( )
Membaiknya sentimen investor juga memberikan dampak positif yang berujung pada pemulihan ekonomi. Lebih lanjut terang dia terkait dengan harga minyak, dari sisi komoditas mulai muncul berbagi ikhtiar seperti Arab Saudi yang mulai agresif stabilkan harga minyak. Hal ini tentu menjadi angin segar bagi ekonomi Indonesia.
( )
"Kemarin tunjukkan pemulihan di atas 30 bahkan dekati 40. Tapi sentimen ini rapuh. Begitu terjadi indikasi outbreak kedua, sentimen ini mulai volatile lagi atua menurun kembali tapi kita yakini itu bisa dicegah jika penerapan protokol kesehatan tetap dilakukan," jelasnya.
Lihat Juga: Temui Bos Perusahaan Raksasa di AS, Presiden Prabowo: Mereka Percaya dengan Ekonomi Indonesia
"Sentimen pasar keuangan dan saham sudah menujukkan Mei adalah bulan pemulihan, sentimen yang tadinya volatile dan negatif jadi lebih positif dan hopeful. Ini tentu berikan dampak positif meski sangat didrive ada harapan terjadi pemulihan dan adanya pengurangan restriksi di bidang sosial ekonomi yang bisa dianggap berikan pemulihan ekonomi," kata Menkeu Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (17/6/2020).
( )
Membaiknya sentimen investor juga memberikan dampak positif yang berujung pada pemulihan ekonomi. Lebih lanjut terang dia terkait dengan harga minyak, dari sisi komoditas mulai muncul berbagi ikhtiar seperti Arab Saudi yang mulai agresif stabilkan harga minyak. Hal ini tentu menjadi angin segar bagi ekonomi Indonesia.
( )
"Kemarin tunjukkan pemulihan di atas 30 bahkan dekati 40. Tapi sentimen ini rapuh. Begitu terjadi indikasi outbreak kedua, sentimen ini mulai volatile lagi atua menurun kembali tapi kita yakini itu bisa dicegah jika penerapan protokol kesehatan tetap dilakukan," jelasnya.
Lihat Juga: Temui Bos Perusahaan Raksasa di AS, Presiden Prabowo: Mereka Percaya dengan Ekonomi Indonesia
(akr)