BRI Dorong Pengusaha Ultramikro dan UMKM Naik Kelas
Selasa, 12 April 2022 - 07:53 WIB
Adapun pembentukannya, akan sangat membantu para pelaku usaha di sektor tersebut. Supari optimistis kultur tenaga pemasar BRI dapat menjadi lebih kuat, khususnya mantri sebagai advisor pelaku UMKM. BRI memiliki kerangka kerja yang terstruktur, mulai dari literasi dasar, literasi bisnis, maupun literasi digital untuk membantu pelaku UMKM beradaptasi digital.
Supari menyatakan BRI punya format efisiensi karena pelaku UMKM bisa melakukan asesmen kebutuhan mereka untuk naik kelas seperti apa. Sebanyak 23 juta data terintegrasi dan BRI bisa profiling data itu buat mereka berdaya saing.
Supari menyebut perseroan juga telah mengintegrasikan data UMi tersebut dengan lembaga terkait, di antaranya terhubung dengan Kementerian Investasi terkait digitalisasi, mendapat perizinan dan sertifikasi halal.
BRI telah memiliki format pemberdayaan yang berupa modul lengkap pemberdayaan on site maupun digital. "Pemberdayaan on site bisa kami lakukan dengan Rumah BUMN, kemudian dengan Kemenkop UKM, dan beberapa asosiasi dan pihak-pihak universitas," kata Supari.
Ada tiga upaya konkret yang dilakukan BRI dalam pemberdayaan UMKM. Pertama, pemberdayaan bisnis berbasis klaster, terdapat 11 ribu klaster UMKM, di mana sudah menjadi ikon unggulan beberapa desa. Kedua, terdapat Pasar.id yang merupakan terobosan kepada para pedagang yang tidak bisa berjualan semasa pandemi. Ketiga, ekosistem komoditas yang perlu efisiensikan.
Menurut Supari, sudah ada 6.580 pasar yang tergabung Pasar.id, ini platform yang dikelola pedagang pasar, sangat sarat dengan kearifan lokal.
Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan prospek pertumbuhan bisnis Ultramikro (UMi) di Indonesia cukup besar, lantaran sebuah hasil survei pada 2018 lalu menyebut ada 45 juta nasabah ultra mikro di Indonesia yang membutuhkan pendanaan. Akan tetapi, dari jumlah tersebut baru ada 15 juta nasabah yang sudah terlayani lembaga pembiayaan formal seperti bank, Pegadaian, PNM, BPR, dan tekfin
Sunarso menambahkan, potensi tersebut yang akan disasar holding UMi sudah tentu prioritas pertama yang 18 juta pengusaha belum tersentuh layanan keuangan. Kemudian selanjutnya yang BRI sasar adalah kelompok yang selama ini sudah dilayani rentenir, keluarga, dan sudah dapat pembiayaan tapi butuh tambahan.
Sepanjang 2021, kredit yang disalurkan BRI kepada pelaku usaha ultra mikro telah menembus angka Rp202,12 triliun atau setara 19,39% total kredit yang diberikan BRI sepanjang 2021. Kredit tersebut, diperuntukkan bagi pelaku Umi.
Supari menyatakan BRI punya format efisiensi karena pelaku UMKM bisa melakukan asesmen kebutuhan mereka untuk naik kelas seperti apa. Sebanyak 23 juta data terintegrasi dan BRI bisa profiling data itu buat mereka berdaya saing.
Supari menyebut perseroan juga telah mengintegrasikan data UMi tersebut dengan lembaga terkait, di antaranya terhubung dengan Kementerian Investasi terkait digitalisasi, mendapat perizinan dan sertifikasi halal.
BRI telah memiliki format pemberdayaan yang berupa modul lengkap pemberdayaan on site maupun digital. "Pemberdayaan on site bisa kami lakukan dengan Rumah BUMN, kemudian dengan Kemenkop UKM, dan beberapa asosiasi dan pihak-pihak universitas," kata Supari.
Ada tiga upaya konkret yang dilakukan BRI dalam pemberdayaan UMKM. Pertama, pemberdayaan bisnis berbasis klaster, terdapat 11 ribu klaster UMKM, di mana sudah menjadi ikon unggulan beberapa desa. Kedua, terdapat Pasar.id yang merupakan terobosan kepada para pedagang yang tidak bisa berjualan semasa pandemi. Ketiga, ekosistem komoditas yang perlu efisiensikan.
Menurut Supari, sudah ada 6.580 pasar yang tergabung Pasar.id, ini platform yang dikelola pedagang pasar, sangat sarat dengan kearifan lokal.
Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan prospek pertumbuhan bisnis Ultramikro (UMi) di Indonesia cukup besar, lantaran sebuah hasil survei pada 2018 lalu menyebut ada 45 juta nasabah ultra mikro di Indonesia yang membutuhkan pendanaan. Akan tetapi, dari jumlah tersebut baru ada 15 juta nasabah yang sudah terlayani lembaga pembiayaan formal seperti bank, Pegadaian, PNM, BPR, dan tekfin
Sunarso menambahkan, potensi tersebut yang akan disasar holding UMi sudah tentu prioritas pertama yang 18 juta pengusaha belum tersentuh layanan keuangan. Kemudian selanjutnya yang BRI sasar adalah kelompok yang selama ini sudah dilayani rentenir, keluarga, dan sudah dapat pembiayaan tapi butuh tambahan.
Sepanjang 2021, kredit yang disalurkan BRI kepada pelaku usaha ultra mikro telah menembus angka Rp202,12 triliun atau setara 19,39% total kredit yang diberikan BRI sepanjang 2021. Kredit tersebut, diperuntukkan bagi pelaku Umi.
tulis komentar anda