China Ambil Keuntungan di Tengah Perang Ukraina, Batu Bara Murah Rusia Diborong
Kamis, 21 April 2022 - 06:45 WIB
BEIJING - China mengambil keuntungan dari perang Ukraina dengan mengambil batu bara dengan diskon besar, dimana impornya mencapai lebih dari dua kali lipat pada bulan Maret 2022.
Selain itu impor bahan bakar yang digunakan untuk membuat baja juga naik menjadi 1,4 juta ton di bulan Maret dari 590.000 di tahun sebelumnya. Beijing telah bergerak untuk mengambil keuntungan dari harga murah setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Aksi ambil kesempatan yang dilakukan China di tengah seruan embargo energi yang dilakukan negara Barat dan sekutunya seperti Jepang dan Uni Eropa. Kondisi itu membuat perusahaan Rusia berebut mencari pembeli.
Secara keseluruhan, impor batu bara turun 31% secara year-on-ear, didorong oleh jatuhnya permintaan batu bara termal, yang digunakan untuk pembangkit listrik. Batu bara sejauh ini merupakan sumber energi paling umum di Cina, mewakili lebih dari setengah total konsumsi meskipun ada upaya selama beberapa dekade terakhir untuk mengurangi penggunaannya.
Dikutip dari Telegraph, China telah bergerak untuk meningkatkan penambangan batu bara domestik, tetapi tambangnya menghasilkan kualitas material yang lebih rendah yang tidak cocok untuk digunakan di pabrik baja. Kondisi itu memaksa mereka bergantung pada impor asing.
Pihak berwenang China juga telah mempertimbangkan untuk meningkatkan impor energi dari Rusia lebih jauh meskipun ada tentangan dari Barat.
Pada bulan lalu tercatat China telah mengimpor 321.380 ton gas alam cair dari Rusia, jumlah yang kira-kira sama seperti pada Maret tahun lalu. Meski secara keseluruhan terjadi penurunan 17% secara YoY untuk impor gasnya, didorong oleh melonjaknya harga.
Selain itu impor bahan bakar yang digunakan untuk membuat baja juga naik menjadi 1,4 juta ton di bulan Maret dari 590.000 di tahun sebelumnya. Beijing telah bergerak untuk mengambil keuntungan dari harga murah setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Aksi ambil kesempatan yang dilakukan China di tengah seruan embargo energi yang dilakukan negara Barat dan sekutunya seperti Jepang dan Uni Eropa. Kondisi itu membuat perusahaan Rusia berebut mencari pembeli.
Secara keseluruhan, impor batu bara turun 31% secara year-on-ear, didorong oleh jatuhnya permintaan batu bara termal, yang digunakan untuk pembangkit listrik. Batu bara sejauh ini merupakan sumber energi paling umum di Cina, mewakili lebih dari setengah total konsumsi meskipun ada upaya selama beberapa dekade terakhir untuk mengurangi penggunaannya.
Dikutip dari Telegraph, China telah bergerak untuk meningkatkan penambangan batu bara domestik, tetapi tambangnya menghasilkan kualitas material yang lebih rendah yang tidak cocok untuk digunakan di pabrik baja. Kondisi itu memaksa mereka bergantung pada impor asing.
Pihak berwenang China juga telah mempertimbangkan untuk meningkatkan impor energi dari Rusia lebih jauh meskipun ada tentangan dari Barat.
Pada bulan lalu tercatat China telah mengimpor 321.380 ton gas alam cair dari Rusia, jumlah yang kira-kira sama seperti pada Maret tahun lalu. Meski secara keseluruhan terjadi penurunan 17% secara YoY untuk impor gasnya, didorong oleh melonjaknya harga.
tulis komentar anda