Task Force Energy, Sustainability & Climate B20 Terus Bergerak Merancang Kebijakan yang Konstruktif
Jum'at, 22 April 2022 - 10:56 WIB
JAKARTA - Task Force Energy, Sustainability & Climate (TF ESC) B20 kembali menggelar pertemuan (call meeting) secara daring untuk membahas kebijakan (policy action) yang akan direkomendasikan pada G20 mendatang. Pada pertemuan tersebut, TF ESC yang dipimpin Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati selaku Chair, terus melakukan pembaruan-pembaruan pada rancangan kebijakan dan aksi kebijakan yang menyerukan kesinambungan energi dan perubahan iklim, Selasa (19/4/2022).
Pertemuan bertajuk '3rd Task Force Call Meeting' tersebut diikuti oleh sekitar 140 peserta yang terdiri dari Deputy Chair Task Force ESC Agung Wicaksono, Manager Policy Task Force ESC Oki Muraza, 8 Co Chairs Task Force ESC B20 dan para anggota B20 yang berasal dari 19 industri dan 25 negara.
Chair TF ESC B20 Nicke Widyawati mengajak anggota TF ESC B20 untuk membahas kembali rancangan-rancangan kebijakan dan tindakan kebijakan yang lebih konstruktif.
"Sampai hari ini, kami menerima lebih dari 300 komentar dan masukan yang sangat konstruktif dan berguna dalam penyusunan rancangan kebijakan. Melalui partisipasi aktif seluruh peserta, saya yakin bahwa gugus tugas ini akan memberikan rekomendasi kebijakan yang relevan dan dapat ditindaklanjuti kepada kepemimpinan G20," ujar Nicke.
Pada pertemuan ini terdapat beberapa masukan dan rekomendasi dari Sekretariat B20 yang nantinya akan menjadi tambahan beberapa tindakan kebijakan baru untuk dibahas lebih mendalam agar sesuai dengan fokus dan kebutuhan kolektif yang mewakili kepentingan Komunitas B20 secara keseluruhan.
Nicke juga mengatakan, secara kolektif ia akan berupaya menangani dan memberikan masukan-masukan yang terbaik kepada negara-negara G20. "Mari bekerja sama untuk menciptakan dan memberikan warisan kepresidenan B20 tahun ini, baik melalui kebijakan dan serangkaian site event tentang aksi nyata gugus tugas, sehingga dapat memberikan yang terbaik pada G20," katanya.
Nicke menyampaikan, melalui pertemuan ini tujuan utama dari gugus tugas ESC untuk memastikan proses yang inklusif dalam mengembangkan rekomendasi dan tindakan kebijakan akan tercapai.
Manager Policy Task Force ESC B20 Oki Muraza menjelaskan bahwa untuk saat ini ada 12 masukan tindakan kebijakan dari 14 tindakan kebijakan yang dibahas dalam call meeting sebelumnya. "Ada 12 tindakan kebijakan ini yang merupakan penajaman pembahasan dari 14 tindakan kebijakan yang kita bahas sebelumnya. Ini belum disepakati dan akan terus bisa berubah sampai kebijakan ini nantinya sudah mewakili kita semua," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Deputy Chair Task Force ESC Agung Wicaksono menjelaskan Task Force ESC juga ingin mencapai tujuan yakni mengembangkan kemitraan dan kolaborasi, pengembangan teknologi untuk melakukan capacity building di berbagai negara, dan meningkatkan nilai yang akan menarik akses investasi dan pembiayaan.
“Untuk mencapai tujuan tersebut, kami mengundang terwujudnya corporate agreement dan pilot project di dalam negeri dan targetnya sudah selesai pada September atau Oktober 2022,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui Task Force ESC B20 mengusung tiga vektor utama, yaitu mempercepat transisi ke penggunaan energi yang berkelanjutan, memastikan transisi yang adil dan terjangkau, serta peningkatan kerja sama global untuk menjamin ketahanan energi. CM
Pertemuan bertajuk '3rd Task Force Call Meeting' tersebut diikuti oleh sekitar 140 peserta yang terdiri dari Deputy Chair Task Force ESC Agung Wicaksono, Manager Policy Task Force ESC Oki Muraza, 8 Co Chairs Task Force ESC B20 dan para anggota B20 yang berasal dari 19 industri dan 25 negara.
Chair TF ESC B20 Nicke Widyawati mengajak anggota TF ESC B20 untuk membahas kembali rancangan-rancangan kebijakan dan tindakan kebijakan yang lebih konstruktif.
"Sampai hari ini, kami menerima lebih dari 300 komentar dan masukan yang sangat konstruktif dan berguna dalam penyusunan rancangan kebijakan. Melalui partisipasi aktif seluruh peserta, saya yakin bahwa gugus tugas ini akan memberikan rekomendasi kebijakan yang relevan dan dapat ditindaklanjuti kepada kepemimpinan G20," ujar Nicke.
Pada pertemuan ini terdapat beberapa masukan dan rekomendasi dari Sekretariat B20 yang nantinya akan menjadi tambahan beberapa tindakan kebijakan baru untuk dibahas lebih mendalam agar sesuai dengan fokus dan kebutuhan kolektif yang mewakili kepentingan Komunitas B20 secara keseluruhan.
Nicke juga mengatakan, secara kolektif ia akan berupaya menangani dan memberikan masukan-masukan yang terbaik kepada negara-negara G20. "Mari bekerja sama untuk menciptakan dan memberikan warisan kepresidenan B20 tahun ini, baik melalui kebijakan dan serangkaian site event tentang aksi nyata gugus tugas, sehingga dapat memberikan yang terbaik pada G20," katanya.
Nicke menyampaikan, melalui pertemuan ini tujuan utama dari gugus tugas ESC untuk memastikan proses yang inklusif dalam mengembangkan rekomendasi dan tindakan kebijakan akan tercapai.
Manager Policy Task Force ESC B20 Oki Muraza menjelaskan bahwa untuk saat ini ada 12 masukan tindakan kebijakan dari 14 tindakan kebijakan yang dibahas dalam call meeting sebelumnya. "Ada 12 tindakan kebijakan ini yang merupakan penajaman pembahasan dari 14 tindakan kebijakan yang kita bahas sebelumnya. Ini belum disepakati dan akan terus bisa berubah sampai kebijakan ini nantinya sudah mewakili kita semua," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Deputy Chair Task Force ESC Agung Wicaksono menjelaskan Task Force ESC juga ingin mencapai tujuan yakni mengembangkan kemitraan dan kolaborasi, pengembangan teknologi untuk melakukan capacity building di berbagai negara, dan meningkatkan nilai yang akan menarik akses investasi dan pembiayaan.
“Untuk mencapai tujuan tersebut, kami mengundang terwujudnya corporate agreement dan pilot project di dalam negeri dan targetnya sudah selesai pada September atau Oktober 2022,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui Task Force ESC B20 mengusung tiga vektor utama, yaitu mempercepat transisi ke penggunaan energi yang berkelanjutan, memastikan transisi yang adil dan terjangkau, serta peningkatan kerja sama global untuk menjamin ketahanan energi. CM
(ars)
tulis komentar anda