Agresif Beroperasi, PHE Genjot Produksi Migas di Triwulan I

Rabu, 27 April 2022 - 12:07 WIB
PT Pertamina Hulu Energi sebagai Subholding Upstream Pertamina menggelar operasi secara agresif untuk meningkatkan produksi migas. Foto/Ist
JAKARTA - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina , per triwulan I-2022 berhasil menorehkan angka kumulatif produksi domestik dan luar negeri sebesar 523 ribu barel minyak per hari (MBOPD) serta gas 2.612 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). PHE juga telah menyelesaikan pemboran sebanyak 144 sumur pengembangan dan 2 sumur sumur eksplorasi.

"Saat ini produksi gas terbesar berasal dari PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) dan produksi minyak terbesar berasal dari PT Pertamina Hulu Rokan (PHR)," terang Direktur Pengembangan & Produksi PHE Wiko Migantoro, Rabu (27/4/2022). Wiko menegaskan, pencapaian Subholding Upstream Pertamina itu tidak lepas dari kolaborasi, sinergi, dan dukungan seluruh pemangku kepentingan.



Pada tahun 2022, lanjut dia, Subholding Upstream mempunyai rencana kerja yang agresif antara lain pemboran sumur pengembangan sebanyak 813 sumur; pemboran sumur eksplorasi sebanyak 29 sumur, penambahan rencana kerja workover; perawatan sumur, dan reaktivasi sumur; memastikan onstream pengembangan OPLL 2A, SLO Stage 1 Rokan, Jambaran Tiung Biru, ABG Gantar Optimasi, Zulu Phase 2; maintenance dan peningkatan integritas fasiltas produksi; serta mendorong capaian dari waterflood di PEP, PHE, PHI.

Dia menegaskan, dalam aspek pemenuhan peraturan yang berlaku, Subholding Upstream juga selalu berkomitmen menerapkan implementasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang mendukung program pemerintah dalam rangka meningkatkan kapasitas nasional kapasitas nasional dan efek pengganda bagi keseluruhan industri dalam negeri.



"Di triwulan I ini, Subholding Upstream Pertamina berhasil mencatatkan capaian TKDN hingga 50,41%," ungkapnya. Wiko menjelaskan, capaian TKDN ini diperoleh dari kegiatan pengadaan di seluruh lingkungan Subholding Upstream dengan TKDN Barang sebesar 28,97% dan TKDN Jasa sebesar 80,51%.

Sementara itu, dalam aspek biaya, Wiko mengatakan bahwa Subholding Upstream juga terus mendorong strategi cost optimization sebagai salah satu budaya perusahaan melalui program OPTIMUS (Optimization Upstream). Pada tahun 2022, upaya untuk Optimasi Biaya dan Pertumbuhan Pendapatan terus dilakukan dengan target sebesar USD160 juta.

"Hingga Maret 2022 Subholding Upstream Pertamina mencatatakan optimasi biaya sebesar USD33,3 juta," tuturnya.

Dia menambahkan, Subholding Upstream Pertamina memiliki berbagai macam inisiatif dalam pencapaian target yang telah disepakati. Strategi yang dijalankan antara lain melalui penyusunan strategi dekarbonisasi dan Environmental Social & Governance (ESG) Score; pengusulan fiskal insentif; meningkatkan kegiatan secondary-tertiary recovery, rejuvinasi struktur dan reaktivasi sumur suspended. Selanjutnya, peningkatan upstream plant realibility; akuisisi operator/blok migas dalam & luar negeri; percepatan eksplorasi; dan fast track talenta unggul yang inklusif.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More