Diskon Harga Minyak Rusia Sulit Ditolak China, Pasokan Iran Mulai Dilupakan
Rabu, 11 Mei 2022 - 08:46 WIB
SINGAPURA - Impor minyak China dari Iran mengalami penyusutan pada April 2022 dari volume puncak yang sempat terlihat pada akhir 2021. Namun awal tahun 2022 menyusut seiring kurangnya permintaan dari penyulingan independen, usai kebijakan lockdown China memberikan pengaruh.
Di sisi lain impor minyak Rusia oleh China mengalami peningkatan, lantaran iming-iming harga diskon yang sulit ditolak. Penurunan pembelian minyak Iran terjadi sejak awal tahun, dimana mereka masih berkontribusi 7% dari importir minyak mentah terbesar di dunia.
Sementara itu Diplomat barat sudah kehilangan harapan akan kembalinya Perjanjian Nuklir Iran. Sedangkan harga minyak yang melonjak tinggi, mendorong Iran untuk mengambil waktu soal kesepakatan.
Apabila kesepakatan nuklir dihidupkan kembali akan memungkinkan Iran untuk meningkatkan penjualan minyaknya di luar China, pelanggan nomor satu Iran selama dua tahun terakhir. Iran bisa kembali merangkul klien sebelumnya di Korea Selatan dan Eropa.
Sentimen lain datang ketika minyak mentah Rusia dihantam penurunan permintaan di Eropa di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang peningkatan sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina, membuat minyaknya berlari menuju ke China.
Rusia sendiri telah mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya "operasi khusus".
Proyeksi awal oleh Vortexa Analytics menunjukkan, China mengimpor hampir 650.000 barel per hari minyak mentah Iran pada April, sedikit kurang dari hampir 700.000 barel per hari pada Maret.
Kpler, perusahaan analitik data lainnya, secara tentatif mematok ekspor April Iran pada posisi 575.000 barel per hari, turun dari rata-rata 840.000 barel per hari di kuartal pertama 2022, meskipun badan tersebut memperkirakan akan merevisi volume April dalam beberapa minggu mendatang.
Di sisi lain impor minyak Rusia oleh China mengalami peningkatan, lantaran iming-iming harga diskon yang sulit ditolak. Penurunan pembelian minyak Iran terjadi sejak awal tahun, dimana mereka masih berkontribusi 7% dari importir minyak mentah terbesar di dunia.
Sementara itu Diplomat barat sudah kehilangan harapan akan kembalinya Perjanjian Nuklir Iran. Sedangkan harga minyak yang melonjak tinggi, mendorong Iran untuk mengambil waktu soal kesepakatan.
Apabila kesepakatan nuklir dihidupkan kembali akan memungkinkan Iran untuk meningkatkan penjualan minyaknya di luar China, pelanggan nomor satu Iran selama dua tahun terakhir. Iran bisa kembali merangkul klien sebelumnya di Korea Selatan dan Eropa.
Sentimen lain datang ketika minyak mentah Rusia dihantam penurunan permintaan di Eropa di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang peningkatan sanksi atas invasi Rusia ke Ukraina, membuat minyaknya berlari menuju ke China.
Rusia sendiri telah mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya "operasi khusus".
Proyeksi awal oleh Vortexa Analytics menunjukkan, China mengimpor hampir 650.000 barel per hari minyak mentah Iran pada April, sedikit kurang dari hampir 700.000 barel per hari pada Maret.
Kpler, perusahaan analitik data lainnya, secara tentatif mematok ekspor April Iran pada posisi 575.000 barel per hari, turun dari rata-rata 840.000 barel per hari di kuartal pertama 2022, meskipun badan tersebut memperkirakan akan merevisi volume April dalam beberapa minggu mendatang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda