Sri Mulyani Berharap Swasta Jadi Motor Penggerak Investasi
Rabu, 11 Mei 2022 - 19:45 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengajak sektor swasta untuk ikut berkontribusi menggerakkan investasi di Indonesia. Tak pelak, reformasi di bidang investasi menjadi langkah yang penting.
“Perbaikan untuk iklim investasi adalah keharusan. Makanya, kalau sekarang ada Menteri Investasi, Menteri Koordinasi Bidang Investasi dan semua kementerian berusaha untuk meningkatkan iklim investasi karena memang tujuan kita supaya swasta sekarang menjadi motor penggerak untuk investasi di Indonesia,” ujar Sri di Jakarta, dikutip Rabu (11/5/2022).
Sri menilai investasi di Indonesia tidak hanya tergantung dari APBN, tetapi juga berasal dari sektor swasta. Pasalnya, kemampuan berinvestasi swasta melebihi APBN.
“Meskipun APBN belanja modalnya untuk pembangunan infrastruktur, untuk berbagai belanja-belanja yang produktif, namun sebetulnya sumber investasi itu yang paling besar justru dari perusahaan atau swasta,” kata Sri.
Dia menilai perusahaan-perusahaan swasta sudah siap meningkatkan kegiatan investasi. Indikasinya dapat dilihat dari penerimaan pajak sampai dengan bulan April 2022 yang sudah mulai pulih.
“Mungkin untuk beberapa sektor tertentu belum ya seperti yang hotel yang baru saja bangkit, tapi (sektor) manufaktur, perdagangan, bahkan transportasi yang tadinya sangat terpukul, mereka sudah mulai bangkit. Ini bagus karena berarti mereka mulai melakukan ekspansi usahanya lagi, kegiatan usaha, baik menggunakan modal kerja maupun modal investasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Sri juga melihat permintaan atau growth dari kredit investasi maupun kredit modal kerja tumbuh. Bahkan, pertumbuhan kredit modal kerja sudah di atas 7%.
“Momentum pemulihan berasal dari perusahaan, baik karena dia sudah punya profitabilitas dan profitnya tadi dipakai untuk usahanya naik lagi, atau dia pinjam di bank, atau dia menerbitkan surat utang atau melakukan IPO. Ini semuanya mendapatkan dana untuk kemudian dipakai untuk investasi,” kata Sri.
Dia berharap sektor swasta dapat mulai melakukan kegiatan produktif investasi, baik yang berasal pendapatannya sendiri maupun berasal dari kredit perbankan, pasar modal, serta dari penanaman modal di dalam negeri maupun luar negeri.
“Perbaikan untuk iklim investasi adalah keharusan. Makanya, kalau sekarang ada Menteri Investasi, Menteri Koordinasi Bidang Investasi dan semua kementerian berusaha untuk meningkatkan iklim investasi karena memang tujuan kita supaya swasta sekarang menjadi motor penggerak untuk investasi di Indonesia,” ujar Sri di Jakarta, dikutip Rabu (11/5/2022).
Sri menilai investasi di Indonesia tidak hanya tergantung dari APBN, tetapi juga berasal dari sektor swasta. Pasalnya, kemampuan berinvestasi swasta melebihi APBN.
“Meskipun APBN belanja modalnya untuk pembangunan infrastruktur, untuk berbagai belanja-belanja yang produktif, namun sebetulnya sumber investasi itu yang paling besar justru dari perusahaan atau swasta,” kata Sri.
Dia menilai perusahaan-perusahaan swasta sudah siap meningkatkan kegiatan investasi. Indikasinya dapat dilihat dari penerimaan pajak sampai dengan bulan April 2022 yang sudah mulai pulih.
“Mungkin untuk beberapa sektor tertentu belum ya seperti yang hotel yang baru saja bangkit, tapi (sektor) manufaktur, perdagangan, bahkan transportasi yang tadinya sangat terpukul, mereka sudah mulai bangkit. Ini bagus karena berarti mereka mulai melakukan ekspansi usahanya lagi, kegiatan usaha, baik menggunakan modal kerja maupun modal investasi,” ungkapnya.
Sementara itu, Sri juga melihat permintaan atau growth dari kredit investasi maupun kredit modal kerja tumbuh. Bahkan, pertumbuhan kredit modal kerja sudah di atas 7%.
“Momentum pemulihan berasal dari perusahaan, baik karena dia sudah punya profitabilitas dan profitnya tadi dipakai untuk usahanya naik lagi, atau dia pinjam di bank, atau dia menerbitkan surat utang atau melakukan IPO. Ini semuanya mendapatkan dana untuk kemudian dipakai untuk investasi,” kata Sri.
Dia berharap sektor swasta dapat mulai melakukan kegiatan produktif investasi, baik yang berasal pendapatannya sendiri maupun berasal dari kredit perbankan, pasar modal, serta dari penanaman modal di dalam negeri maupun luar negeri.
(uka)
tulis komentar anda