Cegah Krisis Pangan, Ketua MPR: Kementan Harus Diperkuat
Senin, 13 April 2020 - 20:50 WIB
JAKARTA - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai refocusing anggaran yang dilakukan pemerintah dalam menghadapi pandemi Covid-19, salah satunya dengan mengurangi anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) sekitar Rp3,6 triliun, perlu ditinjau kembali.
Hal tersebut mengingat beban berat yang akan dihadapi Kementan untuk mewaspadai ketersediaan pangan sebagai salah satu ekses pandemi corona (Covid-19).
Bamsoet menuturkan, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) mengingatkan berbagai negara dunia bahwa pandemi Covid-19 bisa menyebabkan krisis pangan dunia, baik dalam hal ketersediaan maupun harga yang melonjak tajam. Hal ini lantaran terganggunya aktivitas tenaga kerja dan rantai pasokan.
"FAO memprediksi jika berbagai negara tak melakukan antisipasi sejak dini, krisis pangan besar kemungkinan mulai terasa pada Mei dan Juni mendatang. Tak menutup kemungkinan akan berlanjut hingga dua tahun ke depan menjelang situasi dunia kembali normal,” ujarnya di Jakarta, Senin (13/4/2020).
Bamsoet yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, selain mengantisipasi penyebaran Covid-19, pemerintah juga perlu mendukung penguatan peran Kementan sebagai lembaga negara yang berada di garis depan menjaga rantai pasokan pangan nasional. Jangan sampai ketika berhasil keluar dari krisis kesehatan pandemi Covid-19, Indonesia justru malah memasuki krisis baru berupa krisis pangan.
Bamsoet mencontohkan Vietnam dan Thailand sebagai dua negara pemasok komoditas beras di Asia Tenggara, sudah mulai menangguhkan ekspornya. Begitupun Rusia yang menahan ekspor gandum.
"Mereka sudah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terjadinya krisis pangan. Tak menutup negara lain yang selama ini memiliki keunggulan di komoditas pangan akan turut melakukan hal serupa," tukasnya.
Atas dasar itu, Bamsoet meminta Kementan justru diperkuat, sehingga bisa mendorong para petani dan industri pangan lebih bergeliat. Pandemi Covid-19 menjadi pelajaran bagi Indonesia bahwa sudah waktunya Indonesia berdaulat di bidang pangan. Tidak terus mengandalkan impor dalam mencukupi kebutuhan pangan nasional.
"Terlalu beresiko bagi bangsa dengan penduduk sekitar 267 juta jiwa jika hanya mengandalkan impor untuk mencukupi kebutuhan pangan nasionalnya. Kejadian pandemi Covid-19 menjadi tantangan Kementerian Pertanian untuk menata kembali target kinerjanya mewujudkan kedaulatan pangan," pungkasnya.
Hal tersebut mengingat beban berat yang akan dihadapi Kementan untuk mewaspadai ketersediaan pangan sebagai salah satu ekses pandemi corona (Covid-19).
Bamsoet menuturkan, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) mengingatkan berbagai negara dunia bahwa pandemi Covid-19 bisa menyebabkan krisis pangan dunia, baik dalam hal ketersediaan maupun harga yang melonjak tajam. Hal ini lantaran terganggunya aktivitas tenaga kerja dan rantai pasokan.
"FAO memprediksi jika berbagai negara tak melakukan antisipasi sejak dini, krisis pangan besar kemungkinan mulai terasa pada Mei dan Juni mendatang. Tak menutup kemungkinan akan berlanjut hingga dua tahun ke depan menjelang situasi dunia kembali normal,” ujarnya di Jakarta, Senin (13/4/2020).
Bamsoet yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menambahkan, selain mengantisipasi penyebaran Covid-19, pemerintah juga perlu mendukung penguatan peran Kementan sebagai lembaga negara yang berada di garis depan menjaga rantai pasokan pangan nasional. Jangan sampai ketika berhasil keluar dari krisis kesehatan pandemi Covid-19, Indonesia justru malah memasuki krisis baru berupa krisis pangan.
Bamsoet mencontohkan Vietnam dan Thailand sebagai dua negara pemasok komoditas beras di Asia Tenggara, sudah mulai menangguhkan ekspornya. Begitupun Rusia yang menahan ekspor gandum.
"Mereka sudah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan terjadinya krisis pangan. Tak menutup negara lain yang selama ini memiliki keunggulan di komoditas pangan akan turut melakukan hal serupa," tukasnya.
Atas dasar itu, Bamsoet meminta Kementan justru diperkuat, sehingga bisa mendorong para petani dan industri pangan lebih bergeliat. Pandemi Covid-19 menjadi pelajaran bagi Indonesia bahwa sudah waktunya Indonesia berdaulat di bidang pangan. Tidak terus mengandalkan impor dalam mencukupi kebutuhan pangan nasional.
"Terlalu beresiko bagi bangsa dengan penduduk sekitar 267 juta jiwa jika hanya mengandalkan impor untuk mencukupi kebutuhan pangan nasionalnya. Kejadian pandemi Covid-19 menjadi tantangan Kementerian Pertanian untuk menata kembali target kinerjanya mewujudkan kedaulatan pangan," pungkasnya.
(ind)
tulis komentar anda