Harga Minyak Goreng Kemasan Meningkat di Beberapa Daerah, KPPU Bakal Bertindak
Selasa, 31 Mei 2022 - 15:33 WIB
JAKARTA - Direktur Ekonomi Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Mulyawan Ranamanggala melaporkan, pasca dicabutnya larangan ekspor Crude Palm Oil atau CPO , harga minyak goreng kemasan masih mengalami peningkatan.
"Meskipun kita sudah melakukan penyelidikan, memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah, namun perilaku pelaku usaha belum juga berubah. Sampai pada akhirnya aturan larangan ekspor dicabut pun harganya ( minyak goreng kemasan) masih mahal," ujarnya dalam forum jurnalis secara daring, Selasa (31/5/2022).
Mulyawan menuturkan, perilaku pelaku usaha yang masih mematok harga minyak goreng mahal seperti ini sudah dimonitoring oleh KPPU sejak 2021. Bahkan, juga sudah mengindentifikasi beberapa periode di mana ketika ada penurunan harga CPO, namun harga minyak goreng relatif stabil atau bahkan naik.
"Dari sini kami nilai, ada suatu indikasi yang menunjukkan bahwa ada perilaku pelaku usaha yang tidak sesuai dengan persaingan usaha," ucapnya.
Lebih lanjut Mulyawan mencontohkan, pasca pencabutan larangan ekspor CPO, harga minyak goreng kemasan di Bengkulu meningkat menjadi Rp 26.150/liter. Padahal sebelum ada larangan ekspor, harga satu liternya dibanderol Rp 25.450.
"Ini akan kami tindaklanjuti, dan terus dimonitoring," tutupnya.
"Meskipun kita sudah melakukan penyelidikan, memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah, namun perilaku pelaku usaha belum juga berubah. Sampai pada akhirnya aturan larangan ekspor dicabut pun harganya ( minyak goreng kemasan) masih mahal," ujarnya dalam forum jurnalis secara daring, Selasa (31/5/2022).
Mulyawan menuturkan, perilaku pelaku usaha yang masih mematok harga minyak goreng mahal seperti ini sudah dimonitoring oleh KPPU sejak 2021. Bahkan, juga sudah mengindentifikasi beberapa periode di mana ketika ada penurunan harga CPO, namun harga minyak goreng relatif stabil atau bahkan naik.
"Dari sini kami nilai, ada suatu indikasi yang menunjukkan bahwa ada perilaku pelaku usaha yang tidak sesuai dengan persaingan usaha," ucapnya.
Baca Juga
Lebih lanjut Mulyawan mencontohkan, pasca pencabutan larangan ekspor CPO, harga minyak goreng kemasan di Bengkulu meningkat menjadi Rp 26.150/liter. Padahal sebelum ada larangan ekspor, harga satu liternya dibanderol Rp 25.450.
"Ini akan kami tindaklanjuti, dan terus dimonitoring," tutupnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda