Antisipasi Resesi Beberapa Perusahaan di AS Bekukan Perekrutan Pekerja
Minggu, 12 Juni 2022 - 17:30 WIB
JAKARTA - Berdasarkan data pemerintah Amerika Serikat , beberapa perusahaan diketahui membekukan perekrutan serta mempertimbangkan menempuh PHK untuk mengantisipasi resesi tahun depan. Namun secara keseluruhan permintaan tenaga kerja tetap tinggi.
Dikutip dari Aljazeera, Minggu (12/6/2022) Dante DeAntonio, seorang ekonom senior di Moody's Analytics di West Chester, Pennsylvania, menyatakan “Kesulitan dalam mempekerjakan pekerja masih menjadi pertimbangan suatu bisnis untuk merumahkan pekerja".
Diketahui jumlah masyarakat Amerika yang mengajukan klaim untuk tunjangan pengangguran meningkat ke level tertinggi dalam hampir lima bulan. Hingga 28 Mei, jumlah pengangguran yang mengajukan diri untuk tunjangan berjumlah sekitar 1.306.000 orang.
Tetapi berdasarkan pernyataan pemerintah, permintaan tenaga kerja tetap ada dan tersedia hingga mencapai 11,4 juta lowongan pada akhir April. Dan perekrutan biasanya juga akan meningkat pada musim panas.
Bahkan pekan lalu, pemerintah melaporkan bahwa pengusaha AS menambahkan 390.000 pekerjaan pada bulan Mei, yang dinilai telah mendorong ekonomi di bawah tekanan inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga.
Situasi itu tidak menutup kemungkinan pengurangan pekerja atau PHK yang masih terbilang besar, mengingat adanya ancaman resesi. Dan dinilai akan turut berdampak terhadap jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
Sementara itu, inflasi di tingkat konsumen sedikit mereda pada April lalu setelah berbulan-bulan terus meningkat hingga mendekati level tertinggi selama 40 tahun. Diketahui harga konsumen melonjak 8,3% bulan lalu dari tahun lalu.
Sebelumnya pada bulan Mei, Federal Reserve mengintensifkan perjuangannya melawan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan jangka pendek setengah poin. Hal ini dinilai sebagai tanda bahwa kenaikan suku bunga lebih besar kemungkinan akan diputuskan oleh The Fed. Kabarnya Federal Reserve akan menggelar pertemuan lagi di minggu depan.
Dikutip dari Aljazeera, Minggu (12/6/2022) Dante DeAntonio, seorang ekonom senior di Moody's Analytics di West Chester, Pennsylvania, menyatakan “Kesulitan dalam mempekerjakan pekerja masih menjadi pertimbangan suatu bisnis untuk merumahkan pekerja".
Diketahui jumlah masyarakat Amerika yang mengajukan klaim untuk tunjangan pengangguran meningkat ke level tertinggi dalam hampir lima bulan. Hingga 28 Mei, jumlah pengangguran yang mengajukan diri untuk tunjangan berjumlah sekitar 1.306.000 orang.
Tetapi berdasarkan pernyataan pemerintah, permintaan tenaga kerja tetap ada dan tersedia hingga mencapai 11,4 juta lowongan pada akhir April. Dan perekrutan biasanya juga akan meningkat pada musim panas.
Bahkan pekan lalu, pemerintah melaporkan bahwa pengusaha AS menambahkan 390.000 pekerjaan pada bulan Mei, yang dinilai telah mendorong ekonomi di bawah tekanan inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga.
Situasi itu tidak menutup kemungkinan pengurangan pekerja atau PHK yang masih terbilang besar, mengingat adanya ancaman resesi. Dan dinilai akan turut berdampak terhadap jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
Sementara itu, inflasi di tingkat konsumen sedikit mereda pada April lalu setelah berbulan-bulan terus meningkat hingga mendekati level tertinggi selama 40 tahun. Diketahui harga konsumen melonjak 8,3% bulan lalu dari tahun lalu.
Sebelumnya pada bulan Mei, Federal Reserve mengintensifkan perjuangannya melawan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan jangka pendek setengah poin. Hal ini dinilai sebagai tanda bahwa kenaikan suku bunga lebih besar kemungkinan akan diputuskan oleh The Fed. Kabarnya Federal Reserve akan menggelar pertemuan lagi di minggu depan.
(uka)
tulis komentar anda