Obral Janji ke Kreditur Saat Negosiasi, Bos Garuda: Jadi Beban Baru
Minggu, 19 Juni 2022 - 23:32 WIB
JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia Tbk Irfan Setiaputra mengaku bangga atas capaian kesepakatan kreditur atas proposal perdamaian yang diproses dalam Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Hanya saja, dia mengaku kesepakatan tersebut menjadi beban baru bagi manajemen.
Irfan menyebut selama proses negosiasi dengan lessor hingga kreditur lainnya, ada kesepakatan bisnis yang dijanjikan manajemen emiten berkode saham GIAA ini. Janji ini wajib direalisasikan setelah PKPU Garuda Indonesia diumumkan pada Senin (20/6/2022).
"Ini menunjukan kepercayaan yang sangat tinggi dari kreditur terhadap rencana besar Garuda dan proposal perdamaian ini, tentu saja membuat kami bangga, tapi jadi beban baru kamu untuk memastikan janji-janji yang kita sampaikan selama proses negosiasi dalam bentuk tertulis dan nego bisa dilaksanakan," ungkap Irfan, Minggu (19/6/2022).
Paparan rencana bisnis dalam proposal damai, lanjut Irfan, mampu meyakinkan para kreditur. Menurut dia, kreditur melihat bahwa business plan Garuda Indonesia memiliki profitability.
Irfan pun optimistis bahwa dalam 3 tahun ke depan maskapai penerbangan pelat merah mampu mencatatkan keuntungan berarti, setelah beberapa tahun ini perusahaan mengalami kerugian yang signifikan.
"Jadi kita ingin memastikan ke depan ini menghasilkan keuntungan. Bukan lagi terbang ke mana-mana, bukan lagi punya pesawat beragam, tapi sebuah perusahaan yang membanggakan bukan karena kita ada di mana-mana tapi yang pantas dibanggakan karena terus menerus konsisten memberikan keuntungan," tukasnya.
Berdasarkan hasil rekapitulasi voting, Garuda dapat mencapai ambang batas suara yang menjadi syarat homologasi. Setelah mencapai homologasi, berbagai rencana bisnis Garuda akan dijalankan. Salah satunya memaksimalkan penerbangan yang difokuskan pada rute-rute domestik menguntungkan.
Irfan menyebut selama proses negosiasi dengan lessor hingga kreditur lainnya, ada kesepakatan bisnis yang dijanjikan manajemen emiten berkode saham GIAA ini. Janji ini wajib direalisasikan setelah PKPU Garuda Indonesia diumumkan pada Senin (20/6/2022).
"Ini menunjukan kepercayaan yang sangat tinggi dari kreditur terhadap rencana besar Garuda dan proposal perdamaian ini, tentu saja membuat kami bangga, tapi jadi beban baru kamu untuk memastikan janji-janji yang kita sampaikan selama proses negosiasi dalam bentuk tertulis dan nego bisa dilaksanakan," ungkap Irfan, Minggu (19/6/2022).
Paparan rencana bisnis dalam proposal damai, lanjut Irfan, mampu meyakinkan para kreditur. Menurut dia, kreditur melihat bahwa business plan Garuda Indonesia memiliki profitability.
Irfan pun optimistis bahwa dalam 3 tahun ke depan maskapai penerbangan pelat merah mampu mencatatkan keuntungan berarti, setelah beberapa tahun ini perusahaan mengalami kerugian yang signifikan.
"Jadi kita ingin memastikan ke depan ini menghasilkan keuntungan. Bukan lagi terbang ke mana-mana, bukan lagi punya pesawat beragam, tapi sebuah perusahaan yang membanggakan bukan karena kita ada di mana-mana tapi yang pantas dibanggakan karena terus menerus konsisten memberikan keuntungan," tukasnya.
Berdasarkan hasil rekapitulasi voting, Garuda dapat mencapai ambang batas suara yang menjadi syarat homologasi. Setelah mencapai homologasi, berbagai rencana bisnis Garuda akan dijalankan. Salah satunya memaksimalkan penerbangan yang difokuskan pada rute-rute domestik menguntungkan.
tulis komentar anda