Wirausaha Muda Didorong Buka Akses Lapangan Kerja bagi Disabilitas
Senin, 20 Juni 2022 - 17:15 WIB
JAKARTA - Melalui kegiatan Y20 dalam Presidensi G-20 Indonesia 2022 Indonesia memiliki kesempatan bersama negara-negara lain mendorong wirausaha muda membuka akses lapangan kerja bagi penyandang disabilitas. Kemunculan wirausaha muda diharapkan dapat menjadi motor penggerak ekonomi kreatif.
"Melalui sosial usaha kreatif wirausaha muda dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi anak muda, perempuan dan penyandang disabilitas," kata Head of Arts and Creative Industries of British Council Indonesia Camelia Harahap dalam acara talk show Pra-KTT Ke-4 Y20 secara daring, baru-baru ini.
Menurut dia banyak usaha sosial kreatif di Indonesia yang dipimpin oleh anak muda cenderung fokus mewujudkan SDGs. Pada kesempatan yang sama, pendiri Fingertalk Dissa Ahdanisa ada 11 juta penyandang disabilitas di Indonesia.
Sebanyak 1,5 juta di antaranya merupakan anak muda kurang mampu dengan akses terbatas terhadap pendidikan formal dan peluang kerja. Minimnya lapangan kerja bagi penyandang disabilitas mendorong Dissa untuk mendirikan Fingertalk, sebuah kafe yang khusus mempekerjakan individu tunarungu. Di kafe ini, pelanggan memesan makanan dan minuman dengan bahasa isyarat.
Sebagai informasi, Pra-KTT Y20 Manokwari menghasilkan sebuah dokumen yang berisi pesan moral terkait keberagaman dan inklusi pemuda di antaranya pendidikan inklusif, ekonomi kreatif, budaya dan toleransi, kepemimpinan pemuda dan keterlibatan masyarakat serta teknologi dan akses digital.
"Melalui sosial usaha kreatif wirausaha muda dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi anak muda, perempuan dan penyandang disabilitas," kata Head of Arts and Creative Industries of British Council Indonesia Camelia Harahap dalam acara talk show Pra-KTT Ke-4 Y20 secara daring, baru-baru ini.
Baca Juga
Menurut dia banyak usaha sosial kreatif di Indonesia yang dipimpin oleh anak muda cenderung fokus mewujudkan SDGs. Pada kesempatan yang sama, pendiri Fingertalk Dissa Ahdanisa ada 11 juta penyandang disabilitas di Indonesia.
Sebanyak 1,5 juta di antaranya merupakan anak muda kurang mampu dengan akses terbatas terhadap pendidikan formal dan peluang kerja. Minimnya lapangan kerja bagi penyandang disabilitas mendorong Dissa untuk mendirikan Fingertalk, sebuah kafe yang khusus mempekerjakan individu tunarungu. Di kafe ini, pelanggan memesan makanan dan minuman dengan bahasa isyarat.
Sebagai informasi, Pra-KTT Y20 Manokwari menghasilkan sebuah dokumen yang berisi pesan moral terkait keberagaman dan inklusi pemuda di antaranya pendidikan inklusif, ekonomi kreatif, budaya dan toleransi, kepemimpinan pemuda dan keterlibatan masyarakat serta teknologi dan akses digital.
(nng)
tulis komentar anda